Duh! Varian Virus Corona dari Inggris Diperkirakan Masuk ke Indonesia
Varian baru B.1.1.7 menular lebih cepat dari Covid-19 lho
8 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 di negara Indonesia belum mereda dan masih berjuang untuk menghilangkan penyebaran virus ini yang semakin luas.
Ditengah wabah Covid-19, ada varian baru virus corona yang berasal dari negara Inggris, bahkan diprediksi sudah masuk ke Indonesia.
Peneliti genomik molekuler dari Aligning Bioinformatics dan anggota konsorsium Covid-19 Genomics UK, Riza Arief Putranto mengatakan bahwa prediksi ini dilihat dari lamanya jeda antara munculnya virus ini dengan kebijakan pemerintah untuk melarang warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia.
Adanya jeda waktu ini memungkinkan adanya masyarakat dari negara Inggris yang masuk ke Indonesia dengan membawa virus baru. Hal ini membuat pemerintah harus bersiap menghadapi virus varian baru agar tidak menular dengan banyak orang.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum tentang virus corona yang berasal dari Inggris.
Editors' Pick
1. Mendeteksi keberadaan varian baru virus corona
Varian baru dari virus corona ini dinamakan B.1.1.7 yang sudah muncul melalui berita pada bulan September 2020. Namun, pemerintah baru menerapkan larangan WNA ke Indonesia mulai 1 Januari 2021.
Kebijakan dari pemerintah yang menutup akses keluar masuk Indonesia bagi seluruh WNA belum cukup untuk mencegah masuknya mutasi virus ini.
“Saat ini penting untuk memikirkan mitigasinya, bukan hanya pencegahannya,” ungkap Riza.
Untuk menemukan keberadaan virus ini memerlukan surveilans genomik. Namun, surveilans genomik di negara Indonesia ini masih kurang, sehingga ada kemungkinan virus ini sudah masuk tetapi belum terdeteksi oleh peneliti.
2. Melakukan analisis whole genome sequencing (WGS)
Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Supolo Sudoyo memberitahu bahwa untuk mendeteksi keberadaan virus ini harus dilakukan dengan cara menganalisis pengurutan total genom.
Ia menjelaskan bahwa varian ini memiliki 17 mutasi yang 6 diantaranya ada di protein spike (paku). Jika menggunakan analisis PCR, hasilnya dapat tidak konklusif. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan whole genome sequencing (WGS).
Untuk menganalisis sekunes genom membutuhkan biaya yang cukup mahal, sekitar Rp. 15 juta per spesimen. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro bersama tim mengumpulkan sebanyak 1.000 WGS.