Baru Kontak dengan Orang Positif Covid-19? Ini yang Harus Dilakukan!
Tak perlu langsung melakukan tes swab, Ma
28 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendengar ada teman, saudara, atau bahkan anggota keluarga didiagnosis terjangkit Covid-19 pastinya begitu mengkhawatirkan. Terlebih lagi, Mama sebelumnya pernah berinteraksi dengan salah satu dari mereka. Ketakutan juga terinfeksi virus pastinya menghantui diri.
Pertama-tama, tidak perlu panik dahulu. Sebab, perasaan tersebut malah memicu Mama melakukan tindakan yang ceroboh. Bisa saja, meskipun ada kontak dengan mereka, ternyata Mama sehat dan bebas dari virus Corona.
Untuk lebih memastikannya, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai langkah-langkah yang harus segera dilakukan jika baru melakukan kontak dengan orang positif Covid-19. Yuk, disimak dengan baik!
1. Pastikan apakah sudah melakukan kontak erat
Sebelum menuju informasi yang lebih dalam, Mama harus mengerti dahulu pengertian dari kontak erat. Apakah interaksi dikatakan kontak erat jika kita menyentuh orang yang positif Covid-19? Atau, sekadar dekat dengannya saja sudah termasuk kontak erat?
Menanggapi ini, dr Kiki Maharani, SpPD, selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Pasar Kemis, menjelaskan bahwa seseorang telah melakukan kontak erat apabila telah bertatap muka dengan penderita Covid-19 kurang lebih selama 15 menit.
Jadi, Mama harus ingat-ingat berapa lama waktu yang telah dihabiskan bersama orang tersebut. Jika melebihi waktu 15 menit, maka interaksi yang dilakukan sudah termasuk ke dalam kontak erat.
2. Bukan langsung tes, tapi karantina mandiri dahulu!
Setelah memastikan bahwa telah melakukan kontak erat, Mama tidak perlu langsung pergi untuk melakukan tes Covid-19. Alasannya karena gejala virus baru muncul setelah masa inkubasinya berlalu, yakni 5–7 hari.
dr Kiki juga menambahkan, apabila seseorang langsung melakukan tes di hari itu juga, maka kemungkinan besar hasil yang didapatkan ialah negatif.
"Karena mungkin pada saat itu (tes Covid-19) belum terbentuk paparan virus di tubuh kita," imbuhnya.
Di samping itu, menahan diri untuk langsung melakukan tes juga bisa mencegah terjadinya penumpukan pasien di rumah sakit. Mama harus ingat, rumah sakit perlu selalu memprioritaskan pasien dengan kondisi yang lebih kritis dahulu. Jadi dengan isolasi di rumah, Mama juga sudah menolong para tenaga medis, lho.
Oleh sebab itu, lakukan isoman (isolasi mandiri) selama 5–7 hari dahulu. Apabila tidak tampak gejala, Mama bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Editors' Pick
3. Jika muncul gejala Covid-19, segera lakukan tes
Selama melakukan karantina mandiri, ada beberapa gejala yang patut diperhatikan, yakni:
- Demam selama bisa 2–3 hari atau setiap malam;
- Kehilangan kemampuan pengecap rasa atau eugesia;
- Tidak bisa membau atau anosmia;
- Sesak napas;
- Batuk kering atau berdahak, tetapi dahak tidak bisa dikeluarkan;
- Pusing, mual, dan muntah; atau
- Diare yang tidak disertai demam.
Apabila setelah tujuh hari ada gejala yang muncul, Mama bisa langsung melakukan tes PCR ataupun tes swab antigen jika PCR tidak memungkinkan.
Semisal setelah melakukan tes ternyata terkonfirmasi negatif, namun gejala-gejala Covid-19 sudah dirasakan, Mama tetap harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
4. Lapor kepada Satgas RT/RW atau puskesmas saat terkonfirmasi positif Covid-19
Ketika tes yang didapatkan menunjukkan hasil positif Covid-19, Mama wajib melaporkan diri ke satgas covid-19 atau puskesmas terdekat. Hal ini bertujuan supaya pihak puskesmas nantinya bisa melakukan pendataan, pelacakan lingkungan, dan pemantauan terhadap pasien positif Covid-19.
Di samping itu, melaporkan kondisi tersebut juga berguna untuk menghentikan penyebaran infeksi virus ke lingkungan sekitar ataupun keluarga.
5. Penindaklanjutan untuk ke rumah sakit atau karantina mandiri
Setelah laporan ditindaklanjuti, Mama akan diputuskan apakah harus dirujuk ke rumah sakit atau melakukan isolasi mandiri. Umumnya, bagi mereka yang hanya menunjukkan gejala ringan, maka akan disarankan untuk tinggal di rumah dan melakukan karantina secara mandiri.
Seorang dokter spesialis dalam, Raveinal, memperingatkan masyarakat untuk tidak menerka-nerka gejala yang ia rasakan karena bisa saja diagnosis dokter menunjukkan informasi yang berbeda.
"Untuk awam akan sulit dan sebaiknya jangan diagnosis sendiri. Ringan menurut masyarakat belum tentu ringan menurut dokter. Ini agar jangan sampai terlambat penanganan," jelasnya.
6. Hal yang harus diperhatikan saat isolasi mandiri
Untuk penderita Covid-19 yang dianjurkan melakukan isolasi mandiri, penting sekali untuk memerhatikan sejumlah hal. Beberapa di antaranya adalah:
- Memastikan si penderita berada di ruangan yang terpisah dari anggota keluarga lain;
- Alat makan dan perlengkapan mandi tidak boleh penggunaan bersama;
- Memastikan ventilasi yang cukup dan baik dari ruangan yang ditempati;
- Membiarkan sinar matahari masuk ke ruangan untuk pasien berjemur;
- Mengonsumsi makanan bergizi serta vitamin dan obat-obatan; dan
- Menerapkan protokol kesehatan ketika bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
7. Selalu berkonsultasi dengan dokter
Salah satu keuntungan dari melaporkan kasus infeksi virus Covid-19 kepada tenaga medis ialah orang tersebut akan terus dipantau dan mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.
Selalu konsultasikan diri kepada dokter terutama mengenai kapan harus berhenti menjalani karantina mandiri. Sebab, Mama bisa menjadi salah satu yang masih merasakan gejala sakit meskipun sudah isoman.
Apabila kondisinya sudah seperti itu, nantinya Mama akan dianjurkan untuk memperpanjang masa isolasi selama 3 hari.
Nah, Mama sudah tahu langkah-langkah yang perlu segera diambil setelah melakukan kontak dengan orang yang positif Covid-19. Jaga selalu diri dan keluarga dengan tetap berada di dalam rumah dan mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah.
Baca juga:
- Tes PCR Tidak Diperlukan Lagi setelah Isolasi Mandiri, Apa Alasannya?
- Anjuran WHO Wajib Punya Ini, Bila Kamu Isolasi Mandiri di Rumah
- Tetangga Kena Covid-19, Apa Saya Harus Isolasi Mandiri? Ini Kata Ahli!