Mengenal Coronasomnia: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Benarkah sebuah gangguan tidur yang disebabkan oleh virus Covid-19?
1 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu istilah yang semakin populer selama pandemi Covid-19 saat ini adalah coronasomnia. Juga disebut sebagai Covid-somnia, istilah tersebut merujuk kepada insomnia (gangguan tidur) yang terjadi selama berlangsungnya pandemi.
Kemunculan coronasomnia didasarkan pada banyaknya orang yang ternyata mengalami gangguan tidur sejak wabah virus Corona menginvasi. Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Southampton pada Agustus 2020 menunjukkan adanya peningkatan orang yang mengalami insomnia, menjadi satu banding empat orang, selama pandemi.
Memangnya, apa yang menyebabkan seseorang menderita coronasomnia? Apa saja dampak pada tubuh jika mengalaminya? Dan kira-kira bagaimana cara mengatasinya?
Untuk menemukan jawaban selengkapnya, yuk simak informasi dari Popmama.com tentang coronasomnia beserta definisi, penyebab, dan cara mengatasinya!
1. Benarkah coronasomnia disebabkan oleh virus Covid-19?
Zaman sekarang, segala macam nama yang disisipi kata 'corona' pasti selalu dikaitkan dengan virus penyebab Covid-19, tanpa terkecuali coronasomnia. Ketika mendengarnya, mungkin masyarakat langsung berpikir bahwa itu adalah penyakit atau gangguan kesehatan baru yang disebabkan oleh infeksi virus Corona.
Memang, coronasomnia memiliki kaitan dengan virus Corona. Akan tetapi, hubungannya hanya sebatas pandemi saja, bukan sebagai pemicu. Pernyataan ini seperti yang telah disampaikan oleh Andreas Prasadja, somnologis atau dokter kesehatan tidur, kepada para pasiennya.
"Saya bilang bukan (virus Covid-19 tidak sebabkan coronasomnia). Itu istilah populer, bukan diagnosis penyakit. Coronasomnia lebih disebabkan isolasinya, sama ada orang yang kerja di rumah, banyak yang mengalami insomnia," kata Andreas.
Senada dengan pernyataan Andreas, Ilene Rosen, dokter pengobatan tidur dan profesor kedokteran klinis di Perelman School Kedokteran di University of Pennsylvania, mempertegas bahwa coronasomnia merupakan sebuah istilah untuk menjelaskan masalah tidur selama pandemi yang umumnya disebabkan oleh informasi simpang-siur terkait Covid-19.
Jadi, sudah jelas kalau coronasomnia bukan disebabkan oleh infeksi virus Corona pada tubuh ya, Ma.
Editors' Pick
2. Apa yang menyebabkan coronasomnia?
Melanjut pernyataan Ilene Rosen, mendengar berita atau informasi tentang wabah Covid-19 memang merupakan salah satu penyebab terjadinya coronasomnia. Adanya ketidakpastian tentang kapan pandemi ataupun PPKM berakhir tentu memicu timbulnya rasa cemas.
Melansir berbagai sumber, berikut selengkapnya sejumlah hal yang dapat menyebabkan coronasomnia:
- Berita simpang-siur, kurangnya interaksi sosial, hingga dampak ekonomi memicu timbulnya perasaan cemas, khawatir, hingga depresi;
- Terganggunya ritme sirkadian atau jam tubuh karena aktivitas sehari-hari seolah kehilangan jadwal. Maksudnya, Mama tidak lagi merasakan yang namanya pergi ke dan pulang dari kantor, terjebak macet, waktu istirahat, dan lainnya–semuanya bercampur menjadi satu di rumah;
- Tubuh yang semakin kurang bergerak dan terpapar cahaya Matahari;
- Stres akibat menghadapi terlalu banyak perubahan, mulai dari bekerja secara online ataupun kebiasaan-kebiasaan baru lainnya;
- Peningkatan screen time atau waktu menggunakan gadget.
Nah, kondisi yang sedemikian tentu akan menjadi lebih parah jika dialami oleh orang yang memiliki riwayat insomnia. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Alon Avidan, ahli saraf Pusat Gangguan Tidur UCLA.
“Pasien yang dulunya insomnia, sulit tidur karena cemas, bisa lebih banyak mengalami masalah. Pasien juga bisa memiliki lebih banyak mimpi buruk,” ucapnya.
3. Dampak buruk coronasomnia bagi kesehatan tubuh
Dalam menjelaskan bagaiman coronasomnia secara perlahan 'menghancurkan' tubuh penderitanya, seorang profesor Kesehatan UC Davis di Departemen Penyakit Dalam, Kimberly Hardin, mengibaratkan coronasomnia seperti sebuah 'lingkaran setan'.
“Semakin Anda tidak bisa tidur, semakin Anda khawatir tentang hal itu maka semakin banyak Anda tidak bisa tidur,” katanya.
Berikut penjelasan selengkapnya tentang lingkaran setan oleh Kimberly Hardin:
- Di saat Mama tidak bisa tidur, Mama mungkin mencoba untuk tidur siang. Akan tetapi, cara ini tidak berefek dan malah akan mengganggu rutinitas pada akhirnya;
- Karena mengalami insomnia atau tidak bisa tidur di malam hari, Mama pun merasa lelah sepanjang waktu. Alhasil, ketika Mama mendengar berita, baik biasa maupun yang menggemparkan, tentang wabah Covid-19, Mama langsung merasa cemas dan frustrasi. Rasa cemas dan frustrasi yang baru tersebut membuat Mama semakin tidak bisa tidur lagi;
- Salah satu dampak kurang tidur adalah naiknya berat badan. Peningkatan berat badan umumnya memicu masalah, seperti refleks, yang membuat orang tersebut semakin sulit terlelap;
- Orang yang kurang tidur sangat rentan terkena penyakit, tanpa terkecuali Covid-19. Nah, mengetahui kalau Mama semakin rentan terinfeksi virus, Mama pun kembali khawatir dan terjebak dalam insomnia.
4. Bagaimana cara mengatasi coronasomnia?
Di saat Mama tidak bisa tidur sesekali, pastinya muncul kekhawatiran apakah Mama akan terus seperti itu. Profesor klinis Kesehatan UC Davis di Departemen Ilmu Psikiatri dan Perilaku, Angela Drake, mengatakan bahwa Mama tidak perlu khawatir.
Hal ini karena coronasomnia cukup mudah diatasi, kok. Melansir postingan dr. Decsa di Instagram, berikut langkah-langkah untuk mengatasi coronasomnia:
- Membuat aktivitas rutin setiap hari supaya mama terbiasa tidur pada jam yang sama setiap harinya;
- Ketika pagi, jangan lupa buka jendela agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan;
- Pastikan untuk melakukan olahraga setiap hari secara cukup;
- Hindari melakukan aktivitas/pekerjaan di kasur atau kamar tidur;
- Usahakan untuk tidak ke kasur sebelum waktu tidur tiba;
- Mematikan lampu ketika hendak tidur;
- Kurangi konsumsi kopi atau makanan/minuma yang mengadung kafein lainnya sebelum tidur;
- Untuk membantu meringankan insomnianya, Mama boleh melakukan aktivitas, seperti yoga, meditasi, latihan pernapasan, membaca buku, beribadah.
Di samping itu, kalau sudah mau tidur, jangan ada pegang-pegang handphone lagi ya, Ma. Matikan segala jenis gawai dan lekas tidur.
Pentingnya Menjaga Kualitas Tidur bagi Kesehatan Tubuh
Dari penjelasan sebelumnya, tentu Mama bisa mengetahui bahwa coronasomnia, ataupun insomnia secara umum, memiliki efek yang kurang baik bagi tubuh. Sebab, tidur sangatlah esensial bagi kesehatan tubuh.
Dalam postingan Instagram-nya, dr. Decsa mengibaratkan tubuh manusia seperti mesin. Tentu, apabila terus aktif dan bekerja, lama-kelamaan ia akan rusak. Sama halnya dengan manusia, Mama akan rentan terkena berbagai macam penyakit apabila terlalu sering kurang tidur.
Untuk lebih jelasnya, adapun alasan mengapa tidur penting adalah:
- Dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh;
- Dapat meningkatkan kemampuan fungsi otak;
- Dapat memperbaiki mood atau suasana hati;
- Dapat meningkatkan kesehatan mental;
- Dapat memperbaiki segala aspek kesehatan tubuh.
Tidur yang dimaksud di sini bukanlah yang asal-asalan ya, Ma. Untuk merasakan keutamaannya, Mama harus mendapatkan tidur yang berkualitas terlebih dahulu. Maksud dari tidur yang berkualitas adalah tidur yang berdurasi 7–9 jam dengan kualitas tidur dalam (deep sleep) utamanya di malam hari.
Gimana caranya supaya tidur menjadi berkualitas? Nah, Mama boleh banget menerapkan cara-cara yang telah disebutkan di poin keempat tadi, mulai dari menghindari minuman kafein sampai dengan mengatur pola tidur. Niscaya, kualitas tidur Mama akan semakin oke.
Itulah tadi informasi coronasomnia beserta definisi, penyebab, dan cara mengatasinya. Memang tidak mudah untuk tetap waras selama pandemi, namun yakinkan diri bahwa Mama dan keluarga sanggup menghadapi situasi sulit saat ini.
Jangan lupa juga untuk membarengi usaha tersebut dengan berdoa kepada Tuhan supaya dipermudahkan jalan oleh-Nya. Semoga bermanfaat dan sehat selalu ya, Ma!
Baca juga:
- Mengenal Penyakit Asam Urat: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
- Badan Pegal dan Sakit Kepala Gejala Kolesterol Tinggi? Cek Faktanya!
- Perbedaan Gejala Anosmia Flu Biasa dengan Covid-19, Sudah Tahu?