Mengenal Maag Akut: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Makan makanan pedas hingga stres yang berlebihan dapat memicu maag akut
12 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama mendadak merasakan nyeri hebat di bagian ulu hati? Yang Mama alami barusan bisa jadi merupakan gejala maag akut. Disebut maag akut karena kondisi yang dikeluhkan umumnya muncul secara tiba-tiba dan terasa begitu sakit.
Maag akut memang bukanlah sebuah penyakit khusus, melainkan merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada sistem pencernaan. Meskipun begitu, bukan berarti gejala maag akut patut diremehkan. Jika dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kondisinya akan menjadi kronis.
Di samping itu, Mama perlu waspada karena kasus maag akut di negara berkembang, seperti Indonesia, lumayan sering terjadi, lho. Maka dari itu, yuk simak informasi dari Popmama.com tentang maag akut beserta gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan.
Kira-kira apa saja penyebabnya, ya?
1. Apa itu maag akut?
Perlu Mama ketahui bahwa, maag akut sendiri bukanlah sebuah penyakit khusus ya, Ma. Ia merupakan kumpulan gejala yang menyerang sistem pencernaan manusia. Atau dalam bahasa medisnya, maag dikenal sebagai dispepsia.
Mungkin, Mama pernah mendengar istilah maag kronis. Akan tetapi, terdapat perbedaan di antara keduanya. Kalau maag kronis menyerang secara perlahan dan memicu rasa sakit yang lebih lama, maag akut lebih muncul secara tiba-tiba, menimbulkan nyeri hebat di ulu hati, namun relatif berlangsung singkat.
Meskipun nyerinya akan mereda, bukan berarti Mama membiarkan kondisi ini, ya. Sebab, maag akut yang dibiarkan dan tidak segera ditangani bisa berubah menjadi kronis.
Editors' Pick
2. Apa yang dapat menyebabkan maag akut?
Jenis maag yang umum diderita masyarakat negara berkembang ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa saja dikarenakan berbagai macam penyakit, salah satunya adalah gastritis (radang lambung) yang Mama derita.
Tidak hanya itu, gaya hidup dan konsumsi makanan tertentu ternyata juga dapat menuntun kepada maag akut, lho. Mengutip postingan dr. Decsa di Instagram, berikut penjelasan selengkapnya:
1. Konsumsi Obat Anti Nyeri
Buat Mama yang sering mengonsumsi obat NSAID (non-steroid anti-inflamasi) atau obat anti nyeri, sebaiknya mulai berhati-hati dari sekarang. Sebab, obat-obatan, seperti ibuprofen, aspirin, ataupun naproxen, ternyata mampu menyebabkan maag akut.
Lebih jelasnya, konsumsi obat anti nyeri dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Kadar asam lambung yang terlalu tinggi dapat merusak lapisan lambung dan menurunkan produksi mucous (cairan pelindung lambung).
Akibatnya, darah menjadi semakin sedikit mengalir ke lambung dan luka pun muncul sehingga timbullah sensai nyeri hebat.
2. Infeksi Bakteri
Jenis bakteri yang secara spesifik mampu mencetuskan maag akut adalah Helicobacter pylori. Sebab, ditemukan adanya kehadiran bakteri tersebut pada penderita maag akut.
Mama perlu menjaga tubuh dari infeksi bakteri ini karena kebanyakan kasus tidak menunjukkan gejala awal. Seseorang baru diketahui terinfeksi bakteri H. Pylori setelah dirinya mengeluhkan gangguan lambung yang tak kunjung membaik.
Dalam hal ini, pastikan makanan dan minuman yang keluaga mama konsumsi bersih dan bebas dari kontaminasi bakteri H. pylori.
3. Konsumsi Makanan Tertentu
Apakah Mama termasuk orang yang senang makan makanan pedas? Nah, mulai sekarang harus lebih berhati-hati. Pasalnya, makanan yang pedas juga dapat menimbulkan iritasi pada lambung dan meningkatkan risiko maag akut.
Namun bukan hanya itu saja, ada beberapa makanan/minuman lainnya yang perlu Mama konsumsi secara bijak, yakni:
- Makanan yang asam;
- Makanan berlemak;
- Makanan yang digoreng;
- Jus buah;
- Kopi
- Minuman berkarbonasi;
- Alkohol.
4. Kebiasaan Merokok
Siapa bilang merokok hanya berdampak pada sistem pernapasan saja? Nyatanya, kebiasaan merokok juga dapat memicu kenaikan produksi asam pada lambung dan meningkatkan risiko GERD (asam lambung yang naik ke kerongkongan).
Bukan hanya GERD saja, risiko terinfeksi bakteri H. pylori juga akan meningkat ketika seseorang sering merokok. Apabila kebiasaan ini tidak segera dihentikan, nantinya akan muncul tukak pada lambung Mama.
5. Stres yang Berlebih
Penyebab maag akut yang terakhir adalah stres yang berlebih. Kondisi tubuh yang sakit, seperti syok, sepsis, dan lainnya, tidak akan membaik jika mengalami stres berat.
Hal ini karena kondisi tersebut hanya akan membuat produksi asam lambung meningkat dan akhirnya memicu luka di lapisan lambung. Itu sebabnya orang yang sakit harus memiliki pemikiran positif bahwa ia akan sembuh supaya tubuh pun berusaha segera pulih.
3. Mengetahui gejala maag akut
Gejala maag akut yang dialami setiap orang sejatinya berbeda-beda. Ada orang yang mengalami gejala ringan sehingga ia tidak mengira kalau itu adalah maag akut dan membiarkannya. Namun, ada juga gejala maag akut yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Salah satunya adalah nyeri hebat di bagian ulu hati seperti yang telah disinggung di poin sebelumnya. Tapi bukan hanya itu saja, berikut gejala maag akut lainnya:
- Rasa tidak nyaman pada perut;
- Terasa sebah atau penuh terutama sehabis makan;
- Mual dan muntah;
- Timbul rasa terbakar pada perut;
- Hilangnya nafsu makan;
- Muntah darah;
- Feses yang menghitam.
4. Bagaimana cara mengobatinya?
Umumnya, maag akut akan sembuh sendiri jika Mama mampu menghindari hal-hal penyebabnya. Meskipun begitu, konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa dilakukan untuk meringankan gejala yang dialami.
Perlu Mama perhatikan, obat-obatan berikut sebaiknya diresepkan oleh dokter supaya mendapatkan dosis/takaran yang tepat sehingga tidak malah menimbulkan efek samping.
Adapun sejumlah obat yang dapat dikonsumsi untuk mengobati maag akut adalah:
1. Antasida
Obat yang satu ini mampu meredakan maag akut dengan cara menetralkan produksi asam lambung. Pastikan untuk mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan oleh dokter.
Konsultasikan juga ke dokter konsumsi antasida bisa dihentikan lantaran obat ini memiliki efek samping berupa sakit kepala, mual, hingga konstipasi.
2. H-2 receptor blockers
Selain antasida, h-2 receptor blockers atau antagonis H2 juga dapat menangani maag akut yang Mama derita. Cara kerjanya juga sama, yakni membantu menurunkan kadar asam pada lambung.
Merek obat antagonis H2 yang bisa Mama jumpai adalah famotidine ataupun cimetidine. Di samping itu, obat ini biasanya diminum menjelang makan, yaitu 10–60 menit sebelumnya.
3. Proton pump inhibitor (PPI)
Apabila Mama mengeluhkan gejala maag akut, jenis obat yang dapat Mama minum adalah proton pump inhibitors (PPI) atau penghambat pompa proton. Juga berfungsi untuk menurunkan produksi asam lambung, omeprazole dan esomeprazole adalah dua contoh mereka dari jenis obat yang satu ini.
Untuk dosis rendah, Mama dapat membelinya di apotek tanpa harus disertai dengan resep dokter. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika Mama ingin membeli yang berdosis tinggi.
4. Coating agent
Sesuai dengan namanya, coating agent merupakan obat yang dapat menjadi pelindung lapisan lambung. Itu sebabnya obat ini cocok untuk Mama yang sering mengonsumsi obat anti nyeri.
Jenis obat coating agent yang diberikan dokter untuk mengobati maag akut adalah sucralfate dan misoprostol.
5. Tindak pencegahan maag akut
Mencegah sejatinya lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, sadar dan akan dan mengetahui penyebab maag akut yang Mama keluhkan harus dilakukan sedari dini.
Dalam hal ini, beberapa kiat yang dapat Mama lakukan sebagai pencegahan maag akut adalah:
- Mengurangi makan makanan yang panas, pedas, dan asam;
- Mengurangi konsumsi makanan berlemak dan yang digoreng;
- Menghindari minum minuman yang berkafein, beralkohol, dan berkarbonasi;
- Mencuci tangan sebelum/sesudah makan, bepergian, dan dari toilet;
- Menghentikan kebiasaan merokok;
- Berkonsultasi dengan dokter terkait konsumsi obat NSAID. Apabila Mama takut timbul gejala maag akut namun masih perlu meminum obat tersebut, dokter akan meresepkan obat pendamping yang dpaat mencegah terjadinya infeksi lambung.
Itulah tadi informasi tentang maag akut beserta gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahan. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Infeksi Jamur Penis: Gejala, Penyebab dan Cara Mencegahnya
- Gusi Bengkak saat Hamil: Gejala, Cara Mencegah, dan Obat Alaminya
- Kanker Osteosarkoma pada Anak: Gejala dan Pengobatannya