Muncul Tsunami di Maluku Tengah usai Diguncang Gempa Bermagnitudo 6,1
Warga diimbau untuk tetap waspada akan gempa susulan
17 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Rabu (16/7/2021), sekitar pukul 13.43 WIT, terjadi gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Maluku Tengah. Kejadian ini lantas membuat warga Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, panik dan langsung berhamburan keluar rumah.
Guncangan tersebut tidak hanya dapat dirasakan di Maluku Tengah saja, namun juga di beberapa wilayah sekitarnya. Tidak sedikit warga yang akhirnya langsung menyelamatkan diri ke tempat tinggi sebagai antisipasi apabila terjadi tsunami.
Benar saja, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa muncul gelombang tsunami 2 menit setelah peristiwa. Tidak hanya itu, gempa ini juga menyebabkan membuat sejumlah rumah penduduk dan sarana umum rusak.
Selengkapnya, berikut ulasan yang telah dirangkum oleh Popmama.com terkait gempa M 6,1 yang melanda Kabupaten Maluku Tengah.
1. Lokasi terjadinya gempa
Menurut keterangan dari BMKG, gempa bermagnitudo 6,1 tersebut berlokasi pada titik koordinat 3,39 LS (Lintang Selatan) dan 129,56 BT (Bujur Timur). Lebih tepatnya, pusat terjadinya gempa berada sejauh 67 kilometer arah tenggara dari Masohi, Ibu Kota Maluku Tengah, dan memiliki kedalaman 19 kilometer.
Getaran yang dihasilkan berskala III MMI; sangat cukup untuk membuat warga yang tinggal di Desa Tehoru panik dan langsung keluar dari rumah mereka.
Daerah lain, seperti Masohi, Bula, Kairatu, dan bahkan Ambon (di sini, getaran yang dirasakan berskala II MMI), juga merasakan getaran akibat gempa tersebut.
Editors' Pick
2. Tsunami kecil muncul 2 menit setelah gempa berlangsung
Berdasarkan penuturan sejumlah warga yang kebetulan tinggal di pesisir pantai, mereka menyaksikan fenomena aneh yang terjadi di laut setelah diguncang gempa. Dikatakan bahwa air laut mengalami surut lalu pasang secara tiba-tiba.
Khamsal, salah seorang warga, bercerita bahwa semua orang menjadi semakin was-was karena mengira bahwa meningginya air laut setelah mengalami surut merupakan pertanda akan munculnya tsunami.
BMKG sendiri juga mengiyakan bahwa memang telah terjadi gelombang tsunami, yakni 2 menit setelah gempa berlalu. Gelombang setinggi 0,5 meter tersebut bisa muncul bukan karena gempa, melainkan adanya longsor bawah laut.
3. Banyak rumah warga dan fasilitas umum rusak
BMKG mengatakan bahwa gempa bermagnitudo 6,1 tersebut tidak sampai menimbulkan korban luka-luka ataupun korban jiwa. Kendati demikian, banyak sekali puluhan rumah warga beserta sarana umum yang mengalami kerusakan sedang hingga berat.
Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Maluku Tengah telah mendata banyaknya rumah warga yang rusak akibat bencana:
- 25 unit rumah warga di Desa Tehoru;
- 20 unit rumah warga di Desa Haya;
- 19 unit rumah warga di Desa Mahu;
- 15 unit rumah warga di Desa Japuti;
- 11 unit rumah warga di Desa Saunulu;
- 6 unit rumah warga di Desa Pasaloli.
Bangunan yang termasuk fasilitas umum, seperti masjid, gereja, sekolah, dan talud penahan ombak, juga terkena imbas dari gempa ini.
4. BMKG: ‘Tetap waspada akan terjadinya gempa susulan’
Banyak masyarakat yang akhirnya mengungsi ke dataran tinggi. Mereka juga mematuhi imbauan pemerintah untuk menjauhi pantai karena dikhawatirkan adanya potensi tsunami.
Herlambang Hudha, selaku Kepala Stasiun Geofisika BMKG Ambon, memaparkan bahwa jenis gempa yang tengah melanda Maluku Tengah tersebut sejatinya tidak akan menimbulkan tsunami. Selain itu, ia juga menambahkan, gelombang tsunami berketinggian 0,5 meter tersebut sudah mereda dan situasinya sudah aman.
Meskipun begitu, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terlebih terkait gempa susulan. Hingga saat ini, kurang lebih sudah tercatat sebanyak empat getaran gempa berskala lebih kecil dalam rentang magnitudo 3–4,1.
Warga pun memutuskan untuk lebih lama mengungsi dan bertahan di daerah pegunungan karena masih khawatir akan bencana susulan. Demikian berita terkini terkait gempa dan tsunami di Maluku yang Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan saat Terjadi Gempa
Untuk mengurangi risiko terjadinya cidera saat terjadi gempa, penting sekali bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang harus kita lakukan di saat becana tersebut berlangsung.
Maka dari itu, Mama dan keluarga bisa mempelajari beberapa langkah berikut:
1. Tetap tenang dan jangan panik
Pastinya, kita akan sangat panik di saat terjadi bencana yang bisa sewaktu-waktu merenggut nyawa kita. Kendati demikian, apabila terasa getaran gempa, usahakan selalu untuk menenangkan diri dan berpikir jernih.
Apabila Mama berada di kerumunan, jangan memperkeruh suasana dengan membuat orang lain juga ikut panik.
2. Keluar dari rumah atau gedung
Apabila Mama sedang bekerja di kantor, segera keluar dari gedung jika keadaan memungkinkan. Terlebih dahulu, lepaskan sepatu hak tinggi apabila sedang menggunakannya. Jangan berlari dan tetap berpegang pada sisi tangga saat keluar melalui tangga darurat.
Apabila Mama kebetulan sedang memasak di rumah, matikan kompor dahulu sebelum akhirnya keluar menyelamatkan diri.
3. Jangan menggunakan lift
Tidak anjurkan bagi kita untuk menggunakan lift saat terjadi gempa. Hal ini karena lift bisa saja macet dan malah membuat kita terjebak di dalamnya.
Akan tetapi, apabila kita tengah berada di dalam lift saat gempa melanda, pencet semua tombol yang ada supaya kita bisa keluar dan berlindung.
4. Lindungi diri dari benda/bangunan yang berpotensi runtuh
Di saat kondisi tidak memungkinkan kita keluar dari rumah/gedung, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan berlindung di bawah meja dan menjauhi benda-benda, seperti jendela, lemari, dan barang yang berpotensi jatuh.
Semisal kita sudah berada di luar ruangan, perlu bagi kita untuk menghindari tiang listrik, pohon, dan sejenisnya serta selalu usahakan untuk melindungi kepala dengan barang apapun yang kita pegang.
Mama sudah membaca informasi seputar gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Maluku Tengah.
Mari kita doakan supaya bencana tersebut segera mereda dan jangan lupa agar Mama mengetahui protokol yang harus dilakukan saat terjadi gempa.
Baca Juga:
- Anak 10 Tahun di Medan Meninggal Usai Digigit Anjing Tetangganya
- Pebulu Tangkis Indonesia Markis Kido Meninggal Dunia
- Kunjungi Rumah Nisya, Raffi Ahmad Sedih Dengar Curhatan Rafathar