Perbedaan Gejala Anosmia Flu Biasa dengan Covid-19, Sudah Tahu?
Kalau anosmia muncul setelah hidung tersumbat, apakah itu akibat virus Covid-19?
21 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti sudah sangat familier dengan istilah ‘anosmia’. Kondisi hilangnya kemampuan membau dan merasa tersebut disebutkan menjadi salah satu gejala umum Covid-19. Bahkan untuk kasus yang ringan, penderita Covid-19 bisa saja mengalami anosmia.
Sebenarnya, kondisi ini tidaklah terlalu mengkhawatirkan. Orang yang memiliki gejala anosmia tidak akan mencium aroma atau menemukan rasa di setiap makanan yang ia santap.
Hanya saja, tidak mustahil jika orang tersebut menjadi kehilangan nafsu makan dan berujung pada tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi harian.
Perlu Mama ketahui, anosmia muncul bukan hanya karena Covid-19. Ketika terserang flu biasa, sangat mungkin bagi Mama kehilangan indra pembau dan pengecap.
Lantas, apakah ada perbedaan gejala? Untuk menemukan jawabannya, simak ulasan dari Popmama.com di bagian berikut ini!
Editors' Pick
1. Apa itu anosmia?
Dari penjelasan di awal, anosmia merupakan kondisi hilangnya kemampuan mencium bau dan merasa untuk sementara. Jadi, Mama bisa sembuh dari anosmia setelah 2–3 minggu dan indra penciuman/perasa tidak hilang selamanya.
Mama bisa mengidap anosmia dikarenakan berbagai hal. Sebagai contoh, ahli THT Raj Sindwani menjelaskan bahwa kondisi tersebut dapat muncul dikarenakan bawaan sejak lahir atau penyebab tertentu seperti trauma kepala.
Untuk selengkapnya, berikut sejumlah pemicu anosmia:
- Hidung tersumbat yang disebabkan oleh alergi, pilek, atau infeksi sinus;
- Polip hidung atau muncul benjolan di hidung dan daerah sinus;
- Adanya cedera pada hidung dan saraf akibat benturan atau operasi;
- Efek samping terapi radiasi (untuk kanker kepala dan leher) atau konsumsi obat-obatan tertentu (antibiotik, antidepresan, antiperadangan, obat jantung);
- Penyakit tertentu, seperti alzheimer, parkinson, multiple sclerosis, kurang gizi, ataupun gangguan hormon, bisa menyebabkan anosmia;
- Menurunnya kemampuan membau dan merasa karena faktor umur;
- Mengidap anosmia bawaan.
2. Perbedaan antara anosmia flu biasa dengan Covid-19
Di poin sebelumnya, Mama sudah tahu bahwa banyak sekali hal yang dapat menuntun kepada munculnya anosmia, termasuk flu. Namun untuk saat ini, masyarakat mulai khawatir karena hilangnya indra penciuman yang dialami bisa saja merupakan gejala Covid-19.
Akan tetapi, ada sejumlah perbedaan antara anosmia yang disebabkan oleh flu biasa dengan Covid-19. Apa sajakah itu? Simak informasinya di bagian berikut!
1. Muncul Secara Mendadak
Faktor pembeda pertama adalah terkait kemunculannya. Untuk anosmia yang disebabkan oleh virus Corona, kondisi tersebut umumnya datang secara tiba-tiba. Setelah 2–14 hari terinfeksi virus, Mama bisa mendadak tidak dapat mencium aroma tanpa ada gejala sebelumnya.
Lain halnya dengan anosmia akibat influenza yang muncul secara perlahan. Sebelum akhirnya kehilangan kemampuan membau/mengecap, Mama biasanya akan mengalami hidung tersumbat atau meler terlebih dahulu.
2. Anosmia Covid-19 Tidak Disertai Hidung Tersumbat
Apabila Mama terinfeksi virus Corona, anosmia dapat muncul tanpa perlu menunggu hidung tersumbat. Hal ini ada hubungannya dengan sistem saraf pusat para penderita Covid-19.
Carl Philpott menuturkan bahwa virus penyebab Covid-19 mampu memengaruhi kerja saraf pusat. Caranya, virus akan masuk ke otak lewat reseptor bau yang ada di hidung.
3. Gejala Dysgeusia pada Anosmia Covid-19
Sebuah penelitian dalam jurnal Rhinology melakukan pengujian indra penciuman dan pengecap pada 10 orang penderita Covid-19, 10 orang yang sakit flu, dan 10 orang sehat.
Hasil membuktikan bahwa mereka yang flu biasa tidak sampai mengalami kehilangan kemampuan mengecap. Bahkan hanya sedikit dari orang tersebut yang memiliki kondisi serupa.
Lain halnya dengan para pasien Covid-19. Anosmia yang diidap secara umum meliputi hilangnya kemampuan membau dan mengecap, terutama sulit untuk membedakan rasa pahit dan manis.
Hal ini bisa terjadi karena, seperti yang telah dijelaskan, virus Corona langsung menyerang saraf yang bertugas untuk mendeteksi bau dan rasa.