Perbedaan Gejala Covid Varian Delta dengan yang Lainnya, Sudah Tahu?
Belum selesai dengan Delta, sudah ada muncul varian Delta Plus
30 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berita mengenai wabah cirus Covid-19 yang tak kunjung mereda saja sudah cukup memicu kekhawatiran. Belum lagi dengan banyaknya pemberitaan tentang varian barunya yang telah bermutasi, mulai dari Alpha, Beta, Gamma, ataupun Lambda.
Belum selesai dengan itu, dikabarkan sudah ada lagi mutasi terbaru dengan nama varian Delta. Pertama kali muncul pada awal April di India, diperlukan banyak bukti untuk menunjukkan apakah varian ini lebih berbahaya.
Berkaitan dengan itu, lantas adakah perbedaan gejala antara varian Delta dengan lainnya sehingga perlu dibuat julukan baru? Berikut Popmama.com rangkum pembahasan mengenai mutasi terbaru virus Covid-19, varian Delta.
1. Apa itu virus varian Delta?
Sebelum dijuluki sebagai varian Delta, mutasi virus tersebut awalnya dikenal sebagai ‘varian India’–karena memang pertama kali muncul di India. Akan tetapi, untuk mencegah munculnya stigma terhadap orang India, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah namanya menjadi varian Delta (B.1.617.2).
Varian ini sendiri diduga memiliki tingkat penularan yang lebih cepat ketimbang jenis lainnya. Pun, melalui penemuan awal, varian Delta menimbulkan risiko perawatan intens yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian Alpha.
Kendati demikian, peneliti masih terus mengumpulkan bukti kuat untuk menyokong pernyataan tersebut.
Editors' Pick
2. Perbedaan gejala dengan varian lainnya
Munculnya jenis virus Covid-19 yang baru menunjukkan adanya perbedaan kemampuan infeksi dengan jenis yang lainnya. WHO sendiri menyebutkan bahwa ada 11 varian virus SARS-CoV-2 yang telah diidentifikasi (Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Lambda).
Di Indonesia sendiri Kementerian Kesehatan mengatakan kalau baru ada 3 yang muncul, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Lambda. Untuk itu, mari lihat perbedaan gejala dari setiap varian virus Covid-19 yang ada:
1. Gejala Umum Covid-19
- Mengalami batuk kering;
- Sesak napas tanpa diiringi batuk;
- Demam tinggi di malam hari melebihi 37,7 derajat Celcius;
- Merasa kedinginan hingga menggigil;
- Nyeri otot, sakit di sekujur tubuh, dan kelelahan;
- Mual, muntah, hingga diare;
- Kehilangan indera penciuman dan perasa (anosmia);
- Mulut kering dan sariawan.
2. Gejala Covid-19 oleh varian Alpha
- Kode varian: B. 1.1.7
- Kasus pertama: Inggris, September 2020
Varian Alpha 43–90% lebih cepat menular dikarenakan kemampuannya untuk menembus sistem kekebalan tubuh. Apabila seseorang terinfeksi varian ini, dirinya akan berpotensi mengalami gejala yang lebih berat serta berisiko menjalani rawat inap lebih tinggi.
Meskipun demikian, gejala tersebut bisa menjadi ringan apabila seseorang telah menerima suntikan vaksin Covid-19.
3. Gejala Covid-19 oleh varian Beta
- Kode varian: B. 1.351
- Kasus pertama: Afrika Selatan, Mei 2020
Belum diketahui persentase kemampuan penularannya dibandingkan jenis virus Corona sebelumnya, namun yang pasti, varian Beta juga sangat mudah menular.
Awalnya, dikatakan bahwa varian Beta kebal terhadap berbagai jenis pengobatan dengan gejala yang ditimbulkan kurang lebih sama dengan gejala umum Covid-19.
Akan tetapi, penelitian terbaru telah membuktikan bahwa jenis ini juga bisa melemah lewat suntikan vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna.
4. Gejala Covid-19 oleh varian Delta
- Kode varian: B. 1617. 2
- Kasus pertama: India, Oktober 2020
Dibandingkan dengan varian Alpha, virus Corona Delta 30–100% lebih mudah menular. Ini dibuktikan dengan keberadaannya yang telah menjangkiti kurang lebih 74 negara di dunia.
Orang dewasa muda umumnya lebih rentan terinfeksi. Namun, penelitian di Inggris menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa berumur di bawah 50 tahun nyatanya lebih berisiko tiga kali terpapar varian Delta.
Jenis mutasi ini memiliki kemampuan infeksi dan penularan yang lebih mengkhawatirkan diduga karena mampu berkembang dengan cepat dan kuat melawan imunitas tubuh.
Meskipun begitu, para peneliti menemukan bahwa pemberian 2 dosis vaksin AstraZeneca dan Pfizer dinilai mampu melindungi tubuh sebanyak 60–79% dari virus Corona Delta ini.