Apa Itu HMPV? Gejalanya Mirip Flu Biasa

HMPV dikenal sebagai virus yang sering menyerang anak di bawah 5 tahun

6 Januari 2025

Apa Itu HMPV Gejala Mirip Flu Biasa
Freepik/Kjpargeter

Human Metapneumovirus (HMPV) adalah salah satu virus pernapasan yang kerap menyebabkan gejala menyerupai flu pada manusia. Meski tergolong umum, virus ini patut diwaspadai karena dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, baik bagian atas maupun bawah.

Menariknya, sebagian besar orang pernah terpapar HMPV sebelum menginjak usia 5 tahun. Virus ini cenderung menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui permukaan yang terkontaminasi.

Meski demikian, kekebalan tubuh yang terbentuk setelah infeksi pertama membuat gejala yang muncul pada paparan selanjutnya cenderung lebih ringan.

Lantas, apa itu HMPV yang gejalanya mirip flu biasa? Kali ini Popmama.com merangkum penjelasannya secara lebih detail.

1. Waspadai gejala yang tampak sepele

1. Waspadai gejala tampak sepele
Freepik

Infeksi HMPV awalnya menampilkan gejala yang kerap disalahartikan sebagai flu biasa. Penderita biasanya mengalami batuk, demam, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.

Namun berbeda dengan flu biasa, HMPV dapat berkembang menjadi lebih serius dengan munculnya gejala tambahan seperti mengi dan sesak napas.

Meski sebagian besar kasus bersifat ringan, gejala dapat berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu. Pada beberapa kasus, gejala seperti batuk dapat bertahan lebih lama dan membutuhkan perhatian medis.

Editors' Pick

2. Kelompok rentan yang perlu ekstra proteksi

2. Kelompok rentan perlu ekstra proteksi
Freepik

Meski siapa pun dapat terinfeksi HMPV, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius. Kelompok ini mencakup anak-anak di bawah 5 tahun (terutama bayi prematur), lansia di atas 65 tahun, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Penderita asma atau PPOK juga perlu lebih waspada karena HMPV dapat memicu kekambuhan atau memperburuk kondisi yang ada. Pada kelompok rentan ini, pemantauan medis lebih intensif mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi serius.

3. Pentingnya diagnosis tepat untuk penanganan optimal

3. Penting diagnosis tepat penanganan optimal
Freepik

Diagnosis HMPV umumnya dilakukan melalui pemeriksaan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Dalam kasus yang lebih serius, dokter dapat melakukan tes swab hidung atau tenggorokan untuk memastikan keberadaan virus ini.

Meskipun tidak ada obat antivirus khusus untuk HMPV, penanganan yang tepat dapat membantu meringankan gejala dan mencegah komplikasi.

Pada kasus berat, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan dengan pemberian terapi oksigen, cairan infus, atau kortikosteroid.

4. Pencegahan dengan hidup bersih dan sehat

4. Pencegahan hidup bersih sehat
Pexels/AnnaShvets

Mencegah penularan HMPV dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Langkah-langkah seperti mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk atau bersin, dan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dapat mengurangi risiko infeksi.

Penggunaan masker saat sedang sakit dan menghindari berbagi peralatan makan juga penting untuk mencegah penyebaran virus. Menjaga kebersihan permukaan yang sering disentuh juga dapat membantu mengurangi risiko penularan.

5. Kapan harus ke dokter?

5. Kapan harus ke dokter
Pexels/PavelDanilyuk

Meski kebanyakan kasus HMPV dapat sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang mengharuskan segera mencari pertolongan medis. Demam tinggi di atas 40 derajat Celcius, kesulitan bernapas, atau munculnya warna kebiruan pada kulit dan bibir merupakan tanda-tanda yang memerlukan penanganan medis segera.

Bagi kelompok berisiko tinggi, konsultasi medis sebaiknya dilakukan sejak gejala awal muncul. Pemantauan kondisi yang lebih ketat dapat membantu mencegah berkembangnya komplikasi serius yang dapat membahayakan kesehatan.

Nah, itulah penjelasan terkait apa itu HMPV? Gejalanya mirip flu biasa yang perlu Mama ketahui. Semoga informasinya dapat bermanfaat dan mama selalu dalam kondisi sehat, ya.

Baca juga:

The Latest