Tren No Buy Challenge dan YONO yang Lagi Viral

Cegah konsumsi berlebihan dengan tren hemat kekinian

15 Januari 2025

Tren No Buy Challenge YONO Lagi Viral
Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan gaya hidup masyarakat terus berkembang seiring situasi ekonomi dan sosial yang dinamis. Salah satu tren yang sedang ramai diperbincangkan adalah No Buy Challenge dan YONO (You Only Need One).

Kedua fenomena ini mencerminkan langkah adaptasi masyarakat untuk menjalani hidup yang lebih hemat, sederhana, dan berorientasi pada kebutuhan. Pandemi COVID-19 telah mengubah cara pandang banyak orang terhadap uang dan konsumsi.

Jika sebelumnya semangat YOLO (You Only Live Once) mendorong pengeluaran besar untuk barang mewah dan pengalaman, kini muncul pendekatan baru yang lebih rasional.

Tren No Buy Challenge dan YONO menjadi pilihan masyarakat untuk mengatur keuangan dengan lebih bijak dan menghindari gaya hidup konsumtif yang berlebihan.

Berikut Popmama.com merangkum tren No Buy Challenge dan YONO yang lagi viral secara lebih detail. Yuk, disimak informasinya!

Editors' Pick

1. Apa itu No Buy Challenge dan YONO?

1. Apa itu No Buy Challenge YONO
Freepik

Tren No Buy Challenge adalah gerakan untuk menahan diri dari pembelian barang yang tidak esensial dalam periode tertentu. Konsep ini bertujuan mengurangi kebiasaan belanja impulsif dan memberikan ruang untuk menghargai barang yang sudah dimiliki.

Misalnya, tantangan ini mengharuskan seseorang hanya membeli kebutuhan pokok selama satu tahun penuh. Gerakan ini semakin populer di media sosial, seperti TikTok dan Instagram, sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Sementara itu, YONO (You Only Need One) merupakan pola pikir yang mengutamakan efisiensi dan kesederhanaan. Alih-alih membeli banyak barang, seseorang hanya fokus pada satu barang berkualitas yang fungsional dan tahan lama.

2. Bertujuan untuk berhemat dari gaya hidup konsumtif

2. Bertujuan berhemat dari gaya hidup konsumtif
Freepik

Baik No Buy Challenge maupun YONO memiliki tujuan utama yang sama: mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. No Buy Challenge membantu seseorang menyadari kebiasaan konsumtifnya dengan menetapkan aturan ketat untuk tidak membeli barang sekunder.

Langkah ini bukan hanya soal menghemat uang, tetapi juga mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi limbah. Di sisi lain, YONO menekankan pentingnya memilih barang yang memiliki nilai guna jangka panjang.

Dengan pola pikir ini, masyarakat diajak untuk tidak terjebak dalam siklus membeli barang tren sesaat yang hanya bertahan singkat. Pendekatan ini menawarkan efisiensi finansial sekaligus memberikan kepuasan lebih terhadap barang yang dimiliki.

3. Cara praktis mempraktikkan No Buy Challenge dan YONO

3. Cara praktis mempraktikkan No Buy Challenge YONO
Pexels/Ahsanjaya

Bagi Mama yang ingin mencoba gaya hidup hemat ini, beberapa langkah sederhana dapat membantu:

  1. Tetapkan tujuan yang jelas. Apakah Mama ingin menabung lebih banyak atau mengurangi pembelian barang yang tidak dibutuhkan? Menentukan alasan utama akan membuat Mama lebih konsisten.
  2. Buatlah daftar barang esensial dan non-esensial. Fokuslah pada pembelian yang benar-benar diperlukan.
  3. Alihkan perhatian dengan kegiatan produktif, seperti olahraga, belajar keterampilan baru, atau membaca buku, saat dorongan untuk belanja muncul.

Kombinasi antara No Buy Challenge dan YONO dapat membantu menciptakan pola hidup yang lebih seimbang. Tidak hanya soal finansial, tetapi juga memberikan kepuasan emosional dengan meminimalkan rasa FOMO (Fear of Missing Out) terhadap tren konsumerisme.

Nah, itulah penjelasan terkait tren No Buy Challenge dan YONO yang lagi viral. Semoga dengan tren ini semakin membuat kita untuk berhemat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest