Wamen PPPA Tingkatkan Layanan SAPA 129 Jadi Panic Button

Respons cepat untuk korban kekerasan kini dalam genggaman

21 November 2024

Wamen PPPA Tingkatkan Layanan SAPA 129 Jadi Panic Button
Instagram.com/veronicatan_official

Dalam upaya meningkatkan perlindungan perempuan dan anak-anak Indonesia, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, mengumumkan pembaruan signifikan pada layanan call center SAPA 129. Pengembangan ini akan menghadirkan fitur panic button yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Pembaruan ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kendala teknologi, yang selama ini menghambat efektivitas penanganan kasus. Sistem pelaporan yang sebelumnya masih manual akan ditingkatkan menjadi platform digital yang lebih responsif dan terintegrasi.

Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk simak Popmama.com merangkum Wamen PPPA tingkatkan layanan SAPA 129 jadi panic button secara lebih detail.

Editors' Pick

1. Modernisasi sistem pelaporan SAPA 129

1. Modernisasi sistem pelaporan SAPA 129
Instagram.com/veronicatan_official

Layanan SAPA 129 akan mengalami transformasi digital menyeluruh untuk memudahkan pelaporan kasus kekerasan. Platform baru ini akan dilengkapi dengan fitur panic button, yang dapat digunakan masyarakat saat menghadapi situasi darurat atau merasa terancam.

Sistem pelaporan digital ini dirancang untuk menghubungkan langsung pengaduan masyarakat dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA). Integrasi ini akan mempercepat proses penanganan kasus dan menghilangkan hambatan birokrasi, yang selama ini memperlambat respons terhadap laporan korban.

2. Penguatan kapasitas SDM UPTD PPPA

2. Penguatan kapasitas SDM UPTD PPPA
Instagram.com/veronicatan_official

Kementerian PPPA mencatat terdapat 333 UPTD PPA yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Fokus utama pengembangan layanan tidak hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memastikan penanganan kasus yang lebih efektif.

Program peningkatan kapasitas SDM ini, akan menekankan pada aspek kecepatan dan ketanggapan dalam menangani pengaduan. Staf UPTD PPA akan dibekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Hal ini berguna untuk memberikan respons cepat dan tepat, terhadap setiap laporan yang masuk melalui sistem SAPA 129.

3. Sinergi dalam perlindungan perempuan dan anak

3. Sinergi dalam perlindungan perempuan anak
Instagram.com/veronicatan_official

Kehadiran Direktorat Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Bareskrim Polri menjadi bukti penguatan kolaborasi antar lembaga. Kerjasama ini menandai keseriusan pemerintah dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sinergi ini akan memperkuat aspek penegakan hukum dalam penanganan kasus, sekaligus memastikan adanya tindak lanjut yang tepat untuk setiap laporan yang masuk. Kolaborasi antara Kementerian PPPA, kepolisian, dan instansi terkait lainnya mencerminkan pendekatan komprehensif dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.

Nah, seperti itulah penjelasan terkait Wamen PPPA tingkatkan layanan SAPA 129 jadi panic button yang akan memudahkan masyarakat Indonesia.

Baca juga:

The Latest