Muncul Varian Covid-19 Baru Bernama Eris, Bikin Gempar Banyak Negara
Jumlah penderita Covid-19 di Inggris melonjak drastis sejak ditemukannya varian baru ini
7 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar terbaru datang dari dunia kesehatan internasional, pasalnya terdapat perkembangan virus Covid-19 varian baru, EG.5.1, mulai menyebar luas di Inggris dan sejumlah negara. Varian tersebut menjadi kekhawatiran baru karena efek penyebarannya dengan cepat.
Diketahui, varian tersebut bernama ‘Eris’, varian tersebut memicu lonjakan kasus harian yang signifikan di Britania Raya. Para ahli menduga negara tersebut mungkin akan dilanda gelombang Covid-19 baru.
“Kami terus memantau jumlah kenaikan kasus pada minggu ini. Kami melihat ada peningkatan pasien di rumah sakit, terutama di kalangan pasien berusia lanjut,” ucap Mary Ramsay, Kepala Imunisasi Inggris UKHSA, mengutip Daily Mail.
Oleh karena itu, berikut Popmama.com telah merangkum informasi tentang munculnya varian baru Covid-19 baru bernama Eris yang bikin gempar banyak negara.
Demi kesehatan keluarga, disimak beberapa faktanya, yuk!
Editors' Pick
1. WHO klasifikasikan ‘Eris’ sebagai daftar varian baru dalam pantauan
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menggolongkan varian baru ‘Eris’ ini sebagai daftar varian yang tengah dipantau atau varian under monitoring (VUM).
Langkah tersebut dicetuskan setelah varian 'Eris' prevalensinya terus meningkat di Inggris dan di beberapa negara lain, seperti Asia.
“Tingkat kasus Covid-19 terus meningkat minggu ini dibandingkan dengan laporan kami sebelumnya. 5,4 persen dari 4.396 spesimen pernapasan yang dilaporkan melalui Sistem Data Mart Pernapasan diidentifikasi sebagai Covid-19,” ungkap Badan keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) dalam laporannya.
2. Di Inggris, kasus positif Covid-19 varian baru ini melonjak drastis
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh coronavirus.data.gov.uk, jumlah kasus positif di negara tersebut melonjak 27,8 persen atau sekitar 887 dalam tujuh hari pada tenggat 23-29 Juli 2023.
Di samping itu, data UKHSA menunjukkan angka positivity rate melonjak jadi 5,4 persen pada pekan lalu, dari 3,7 persen. Hal tersebut tentu menjadi kekhawatiran karena jumlahnya sudah turun tajam sejak Maret 2022 lalu.