Apa Itu Sindrom Asperger? Kenali Tanda, Gejala, dan Penyebabnya

Sindrom Asperger adalah gangguan spektrum autisme yang memengaruhi kemampuan berinteraksi sosial

9 Oktober 2024

Apa Itu Sindrom Asperger Kenali Tanda, Gejala, Penyebabnya
Pexels/Nicola Barts

Halo, Ma! Kali ini kita akan membahas tentang Sindrom Asperger. Mungkin Mama pernah mendengar istilah ini, tapi belum terlalu paham apa artinya. 

Sindrom Asperger adalah salah satu bentuk gangguan spektrum autisme yang sering membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain.

Namun, Mama perlu tahu, orang dengan sindrom Asperger sering kali memiliki kemampuan khusus yang luar biasa, seperti daya ingat yang sangat tajam atau pengetahuan mendalam tentang topik tertentu. 

Pemahaman yang lebih baik mengenai sindrom ini, dapat membantu kita mendukung anak-anak agar dapat berkembang dengan potensi terbaik mereka. Yuk, simak lebih lanjut bersama Popmama.com untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu sindrom Asperger?

Editors' Pick

Apa Itu Sindrom Asperger?

Apa Itu Sindrom Asperger
Pexels/RDNE Stock project

Sindrom Asperger adalah salah satu gangguan spektrum autisme (ASD) yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berbeda dengan autisme pada umumnya, orang dengan sindrom Asperger biasanya tidak menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa, tetapi mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memahami komunikasi non-verbal dan berinteraksi secara sosial.

Menurut American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), sindrom Asperger kini termasuk dalam kategori spektrum autisme. Meskipun tidak lagi menjadi diagnosis terpisah, karakteristik sindrom Asperger tetap diakui dan sering dibahas karena gejalanya yang cukup khas.

Tanda dan Gejala Sindrom Asperger

Tanda Gejala Sindrom Asperger
Pexels/RDNE Stock project

Mama perlu tahu, ada beberapa tanda dan gejala yang sering kali terlihat pada orang dengan sindrom Asperger. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh sindrom Asperger cenderung lebih ringan dibandingkan dengan jenis autisme lainnya.

Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai:

  1. Kesulitan dalam interaksi sosial: Orang dewasa dan anak dengan Asperger biasanya kesulitan dalam membaca isyarat sosial, seperti ekspresi wajah atau nada suara. Mereka juga mungkin kesulitan memahami humor atau ironi. Hal ini membuat mereka sering kali dianggap tidak peka atau berbeda dari anak-anak lain.
  2. Fokus yang intens pada topik tertentu: Sering kali memiliki minat yang sangat intens terhadap topik tertentu. Misalnya, mereka bisa saja sangat tertarik pada dinosaurus atau planet, dan berbicara tentang topik itu secara mendetail tanpa henti.
  3. Pola perilaku berulang: Perilaku berulang, seperti gerakan tangan tertentu atau rutinitas harian yang kaku, juga sering ditemukan. Perubahan kecil dalam rutinitas bisa membuat mereka merasa sangat cemas.
  4. Kesulitan dalam komunikasi non-verbal: Pengidap Asperger mungkin tidak suka melakukan kontak mata atau sulit memahami bahasa tubuh. Hal ini membuat mereka sering dianggap "dingin" atau tidak tertarik pada orang lain.

Penyebab Sindrom Asperger

Penyebab Sindrom Asperger
Freepik

Sampai saat ini, penyebab pasti sindrom Asperger belum sepenuhnya diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab sindrom Asperger, antara lain:

  • Faktor genetik: Faktor genetik memiliki peran penting dalam perkembangan sindrom Asperger. Anak dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan spektrum autisme atau masalah perkembangan lainnya lebih mungkin mengalami kondisi ini.
  • Perbedaan pada Struktur dan Fungsi Otak: Penelitian dengan menggunakan MRI menemukan, bahwa anak-anak dengan Asperger memiliki perbedaan pada struktur otak tertentu, terutama di area yang mengatur interaksi sosial dan komunikasi.
  • Faktor lingkungan: Faktor lingkungan selama masa kehamilan atau setelah kelahiran juga dapat berperan. Komplikasi selama kehamilan, paparan zat kimia tertentu, atau infeksi bisa meningkatkan risiko anak mengalami Asperger.
  • Ketidakseimbangan kimia otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter, yaitu bahan kimia yang membantu saraf berkomunikasi, juga diduga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada sindrom Asperger.

Jadi, itu tadi ya informasi terkait apa itu sindrom Asperger? Dengan memberikan dukungan yang tepat, anak dengan Asperger dapat berkembang menjadi individu yang lebih percaya diri. Mari kita dukung si Kecil dengan penuh kasih sayang agar mereka bisa tumbuh optimal dan mencapai potensi terbaik mereka.

Baca juga: 

The Latest