Apa Itu Stres Eating? Ketahui Penyebab dan Dampak Makan Berlebih
Kebiasaan ini terasa menenangkan sesaat, tapi bisa berdampak buruk bagi kesehatan
17 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah nggak sih, kamu merasa tiba-tiba ingin ngemil terus saat lagi stres atau bad mood? Entah itu cokelat, keripik, atau makanan manis lainnya, semuanya terasa seperti ‘obat’ sementara buat perasaan yang lagi nggak enak.
Nah, kalau kamu sering mengalami hal ini, bisa jadi kamu sedang mengalami stres eating atau makan berlebih akibat stres. Melansir dari National Institutes of Health (NIH), stres dapat memicu seseorang untuk mengonsumsi makanan sebagai bentuk pelampiasan emosional.
Sebenarnya, kenapa sih, saat stres kita jadi lebih gampang lapar dan nggak bisa berhenti makan? Untuk jawabannya, Popmama.com akan mengulas lebih dalam mengenai apa itu stres eating? Check di sini!
Apa Itu Stres Eating? Keinginan Makan Berlebih saat Stres
Stres eating adalah kondisi di mana seseorang makan dalam jumlah berlebihan sebagai respons terhadap stres, kecemasan, atau tekanan emosional lainnya. Berbeda dengan rasa lapar seperti biasanya, stres eating terjadi karena adanya dorongan emosional yang menyebabkan seseorang ingin makan.
Dalam banyak kasus, stres eating dikaitkan dengan konsumsi makanan tinggi kalori, seperti makanan cepat saji, es krim, cokelat, atau camilan manis lainnya. Menurut penelitian dari University of California, mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak saat stres dapat memicu pelepasan hormon dopamin, yang memberikan ketenangan sementara.
Editors' Pick
Apa Penyebab Seseorang Mengalami Stres Eating?
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami stres eating. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Perubahan hormon saat stres
Ketika kita mengalami stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang berperan dalam meningkatkan nafsu makan. Kadar kortisol yang tinggi dapat membuat seseorang cenderung memilih makanan tinggi lemak dan gula.
2. Faktor psikologis dan emosional
Stres eating sering kali menjadi mekanisme koping bagi mereka yang kesulitan mengelola emosi dengan cara lain. Rasa cemas, kesepian, atau bahkan kebosanan bisa menjadi pemicu utama seseorang untuk makan berlebihan.
3. Kebiasaan dan pola hidup
Jika sejak kecil seseorang terbiasa diberi makanan sebagai bentuk hiburan saat sedih, maka kemungkinan besar ia akan tumbuh dengan kebiasaan stres eating. Pola makan yang tidak teratur juga dapat memperburuk kondisi ini, karena tubuh mudah mengalami lonjakan nafsu makan saat merasa tertekan.
4. Lingkungan sosial
Dukungan sosial yang kurang, seperti tuntutan pekerjaan atau masalah keluarga, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stres eating. Penelitian dari British Journal of Health Psychology, individu yang merasa kurang memiliki kontrol atas hidupnya, lebih rentan terhadap kebiasaan makan berlebih akibat stres.