Apa Itu Virus Marburg? Penyakit yang Mengancam Kesehatan Global
Virus Marburg, meski langka, menjadi ancaman kesehatan global dengan tingkat kematian yang tinggi
25 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Virus Marburg merupakan virus yang disebabkan oleh gabungan Virus Marburg (MARV) dan Virus Ravn (RAVV). Penyakit menular ini sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, mencapai 88% pada beberapa wabah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebab penyakit ini adalah infeksi yang berasal dari kelelawar buah Rousettus, kemudian menyebar ke manusia melalui paparan langsung pada tubuh atau cairan tubuh orang terinfeksi.
Penyebaran yang cepat, ditambah dengan ketidaktersediaan pengobatan khusus atau vaksin yang disetujui, menjadikan Virus Marburg sebagai ancaman besar. Meskipun demikian, perawatan yang cepat dan tepat dapat mengurangi rasio kematian secara signifikan.
Mari kita pelajari lebih dalam bersama Popmama.com tentang apa itu Virus Marburg? Serta langkah-langkah untuk mengatasinya.
Apa Itu Virus Marburg?
Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan Penyakit Virus Marburg (MVD), yang merupakan penyakit demam berdarah yang dapat berakibat fatal. Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1967 di Marburg, Jerman, setelah wabah yang terjadi bersamaan di Marburg, Frankfurt, dan Belgrade.
MVD disebabkan oleh virus yang berasal dari famili Filoviridae, yang juga mencakup virus penyebab penyakit Ebola. Meskipun disebabkan oleh virus yang berbeda, Marburg dan Ebola memiliki gejala yang sangat mirip, seperti demam tinggi, pendarahan hebat, dan kegagalan organ.
Editors' Pick
Penyebab Virus Marburg, Kelelawar dan Penularan Antarmanusia
Penyebab utama infeksi Virus Marburg pada manusia adalah paparan terhadap kelelawar buah Rousettus aegyptiacus, yang menjadi inang alami virus tersebut. Orang yang bekerja di gua atau tambang yang dihuni oleh koloni kelelawar ini berisiko tinggi terpapar virus Marburg.
Selain itu, penularan antarmanusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau organ orang yang terinfeksi. Petugas kesehatan, yang sering merawat pasien dengan MVD, juga berisiko tinggi terinfeksi jika prosedur pengendalian infeksi tidak dilakukan dengan ketat.