7 Fakta Gunung Carstensz di Papua, Puncak Tertinggi di Indonesia

Gunung Carstensz kembali viral karena insiden tragis

5 Maret 2025

7 Fakta Gunung Carstensz Papua, Puncak Tertinggi Indonesia
Pesonaindo.com

Gunung Carstensz di Papua kembali menjadi sorotan setelah kabar duka datang dari dunia pendakian. Baru-baru ini, dua Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan meninggal dunia saat setelah mencapai puncak gunung tertinggi di Indonesia ini. 

Kedua pendaki mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem yang mendadak berubah drastis di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut. Kejadian ini kembali membuka mata banyak orang bahwa mendaki Gunung Carstensz bukan sekadar petualangan biasa. 

Lalu, seperti apa sebenarnya gunung yang menjadi bagian dari Seven Summits ini? Berikut ini Popmama.com telah merangkum 7 fakta gunung Carstensz di Papua

Sejarah Gunung Carstensz, Puncak Tertinggi di Indonesia

Sejarah Gunung Carstensz, Puncak Tertinggi Indonesia
Instagram.com/Kemenhut

Gunung Carstensz pertama kali ditemukan oleh seorang penjelajah Belanda bernama Jan Carstensz pada tahun 1623. Saat itu, ia melihat puncak gunung ini tertutup es, sebuah hal yang sulit dipercaya mengingat letaknya sangat dekat dengan garis khatulistiwa. 

Laporannya tentang gunung bersalju ini bahkan sempat dianggap lelucon oleh banyak orang di Eropa, hingga akhirnya ekspedisi lebih lanjut membuktikan kebenarannya. Namun, butuh waktu berabad-abad hingga ada pendaki yang berhasil mencapai puncaknya. 

Pendakian pertama ke puncak Carstensz dilakukan pada tahun 1962 oleh Heinrich Harrer, seorang pendaki asal Austria yang juga dikenal lewat bukunya Seven Years in Tibet. Sejak saat itu, gunung ini mulai dikenal luas oleh komunitas pendaki dunia dan masuk dalam daftar Seven Summits, yakni tujuh puncak tertinggi di setiap benua.

Kumpulan Fakta Gunung Carstensz di Papua

1. Puncak jaya yang menjadi bagian dari Seven Summits dunia

1. Puncak jaya menjadi bagian dari Seven Summits dunia
Pinterest.com/Wade Cardona

Gunung Carstensz, atau yang lebih dikenal dengan nama Puncak Jaya, adalah salah satu dari Seven Summits, yaitu daftar tujuh puncak tertinggi di dunia yang mewakili masing-masing benua. 

Ini menjadikannya satu-satunya perwakilan dari wilayah Oseania. Dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, Puncak Jaya lebih tinggi dibandingkan puncak tertinggi di Eropa dan Afrika. 

Editors' Pick

2. Gunung bersalju di khatulistiwa yang kini terancam punah

2. Gunung bersalju khatulistiwa kini terancam punah
Pinterest.com

Salah satu keunikan Gunung Carstensz adalah keberadaan salju abadi di puncaknya, meskipun terletak sangat dekat dengan garis khatulistiwa. Sayangnya, penelitian dari Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan, bahwa gletser di Puncak Jaya mengalami penyusutan yang signifikan akibat perubahan iklim global. 

Jika tren ini berlanjut, salju di Carstensz diperkirakan akan menghilang sepenuhnya dalam beberapa dekade mendatang. Fenomena ini menjadi pengingat akan dampak nyata pemanasan global terhadap ekosistem pegunungan tropis.

3. Jalur pendakian ekstrem yang tidak bisa dilalui sembarangan

3. Jalur pendakian ekstrem tidak bisa dilalui sembarangan
Instagram.com/Pendakilawas

Berbeda dengan gunung lain di Indonesia yang bisa didaki dengan berjalan kaki, Gunung Carstensz membutuhkan keterampilan panjat tebing tingkat tinggi. Medan berbatu dan curam membuat pendakian ke puncak sangat berbahaya. 

Para pendaki biasanya harus menggunakan perlengkapan khusus, seperti tali dan harness, untuk bisa mencapai puncaknya. Inilah yang menjadikannya salah satu pendakian paling teknis di dunia.

4. Habitat unik dengan flora dan fauna langka

4. Habitat unik flora fauna langka
Instagram.com/Kevinyungphotography

Gunung Carstensz memiliki ekosistem unik dengan berbagai flora dan fauna langka yang hanya ditemukan di wilayah ini. Beberapa spesies burung endemik Papua, seperti burung cendrawasih, dapat ditemukan di hutan-hutan di kaki gunung. 

Selain itu, menurut Biodiversity and Conservation Journal, mencatat adanya spesies lumut dan tanaman alpine yang hanya tumbuh di lingkungan ekstrem seperti Carstensz. Keberagaman ini menjadikan Gunung Carstensz sebagai salah satu kawasan pelestarian flora serta fauna endemik.

5. Pendakian yang memerlukan izin khusus dan biaya mahal

5. Pendakian memerlukan izin khusus biaya mahal
Pinterest.com/Queenyo

Untuk mendaki Gunung Carstensz, seseorang tidak bisa begitu saja datang dan langsung memulai perjalanan. Pendaki harus mendapatkan izin khusus dari pihak berwenang, termasuk dari pemerintah setempat dan suku asli yang mengelola wilayah tersebut. 

Selain itu, biaya pendakian ke Puncak Jaya tergolong mahal, bisa mencapai puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Mengingat aksesnya yang sulit dan perlunya perlengkapan pendakian profesional.

6. Nama yang sering berganti seiring perjalanan sejarah

6. Nama sering berganti seiring perjalanan sejarah
Pinterest.com/Widya

Gunung Carstensz memiliki beberapa nama berbeda sepanjang sejarahnya. Awalnya, gunung ini disebut Carstensz Pyramid oleh penjelajah Eropa, sesuai dengan nama Jan Carstensz yang pertama kali melaporkannya. 

Namun, setelah Indonesia merdeka, nama resminya diubah menjadi Puncak Jaya oleh pemerintah Indonesia. Nama ini menggambarkan kejayaan bangsa Indonesia yang memiliki puncak tertinggi di antara negara-negara sekitar.

7. Tantangan cuaca ekstrem yang bisa berubah dalam hitungan menit

7. Tantangan cuaca ekstrem bisa berubah dalam hitungan menit
Pinterest.com/Jeanne

Pendakian ke Puncak Jaya tidak hanya sulit karena medan berbatu, tetapi juga karena kondisi cuaca yang sangat tidak menentu. Dalam hitungan menit, cuaca bisa berubah dari cerah menjadi badai dengan angin kencang hingga di bawah nol derajat Celsius. 

Hal inilah yang menyebabkan banyak pendaki mengalami hipotermia, seperti yang terjadi dalam insiden tragis baru-baru ini. Oleh karena itu, persiapan fisik dan mental yang matang sangat diperlukan sebelum mendaki gunung ini.

Jadi, itu dia 7 fakta gunung Carstensz di Papua. Keindahan dan tantangannya menarik perhatian pendaki dari seluruh dunia, tetapi juga menyimpan risiko besar bagi mereka yang kurang persiapan. 

Baca juga:

The Latest