Kenapa Gunung Api Bisa Erupsi Bersamaan? Ketahui Faktor Pemicunya
Kenali faktor-faktor pemicunya untuk memahami dinamika alam yang langka ini
15 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Baru-baru ini, gunung api di Indonesia tengah menjadi sorotan akibat meningkatnya aktivitas vulkanik yang terjadi hampir bersamaan. Pada Kamis (7/11/2024), lima gunung api mengalami erupsi secara bersamaan, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki, Gunung Semeru, Marapi, Ibu, dan Dukono.
Fenomena ini menarik perhatian publik dan para ahli karena menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat di sekitar daerah rawan. Hingga saat ini, erupsi gunung-gunung tersebut masih berlanjut, dengan berbagai upaya mitigasi yang terus dilakukan.
Mengutip dari Bulletin of Volcanology, bahwa setiap gunung api memiliki siklus erupsi atau interval letusan yang khas, yaitu bergantung pada tekanan gas dan perubahan magma di dalam gunung tersebut. Ada kalanya beberapa gunung api memiliki interval letusan yang hampir bersamaan, seperti setiap lima atau sepuluh tahun.
Bagaimana gunung-gunung ini bisa aktif di waktu yang sama, padahal sebagian berlokasi jauh satu sama lain? Simak penjelasannya bersama Popmama.com terkait kenapa gunung api bisa erupsi bersamaan?
Kenapa Gunung Api Bisa Erupsi Bersamaan?
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia, yaitu sekitar 127 gunung. Lokasi Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik, menjadikannya rentan terhadap aktivitas vulkanik.
Salah satu yang mendapat perhatian khusus saat ini adalah Gunung Ruang di Sulawesi Utara, yang telah memaksa ribuan orang untuk mengungsi. Karena letak geografisnya, fenomena beberapa gunung api aktif secara bersamaan bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia.
Pertanyaannya, apa yang menyebabkan fenomena ini? Menurut ahli vulkanologi dari ITB, ada dua kemungkinan utama mengapa beberapa gunung bisa mengalami erupsi pada waktu yang bersamaan.
Pertama, pengaruh tatanan tektonik dan busur api. Gunung-gunung yang terletak pada tatanan tektonik atau busur api yang sama memiliki potensi untuk erupsi bersama.
Misalnya, Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Semeru di Jawa Timur terletak di Busur Sunda, sehingga keduanya bisa saja aktif di waktu yang sama. Kedua, interval waktu letusan yang bersinggungan.
Meski terletak pada busur yang berbeda, gunung-gunung ini tetap bisa meletus secara bersamaan karena adanya interval waktu letusan yang bertepatan.
Sebagai contoh, jika satu gunung memiliki interval letusan setiap lima tahun dan yang lain setiap sepuluh tahun, maka ada kemungkinan keduanya meletus pada tahun yang sama ketika interval tersebut bertemu.
Editors' Pick
Faktor Eksternal yang Memengaruhi Aktivitas Gunung Api
Selain faktor internal seperti tatanan tektonik dan interval letusan, kondisi eksternal juga bisa memicu erupsi bersamaan pada gunung api. Kondisi ini bisa mencakup cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, dan perubahan tekanan udara yang dapat mengganggu stabilitas gunung yang hampir mencapai titik kritis.
- Pengaruh curah hujan tinggi: Hujan deras yang meresap ke celah-celah batuan puncak gunung yang hampir meletus bisa meningkatkan tekanan di dalam gunung. Air hujan yang masuk akan berubah menjadi uap saat bertemu magma panas, sehingga meningkatkan tekanan dan membuat gunung menjadi tidak stabil.
- Tekanan dan kecepatan angin: Tekanan dan kecepatan angin yang berubah secara drastis dapat berperan dalam mengganggu keseimbangan di puncak gunung. Kondisi ini terutama berdampak pada gunung yang sudah memiliki aktivitas vulkanik tinggi dan berpotensi erupsi.