Marshanda Ungkap Awal Mula Idap Bipolar di Usia 15 Tahun
Marshanda baru-baru ini berbagi kisah perjuangan panjangnya menghadapi bipolar disorder
17 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan mental semakin diakui sebagai salah satu isu yang sangat mendesak di Indonesia. Mengutip dari National Institute of Mental Health, Amerika Serikat, bipolar disorder sering kali mulai berkembang di usia remaja atau awal masa dewasa, dan pengidapnya sering menghadapi perubahan mood ekstrem yang mendampingi kondisi ini.
Namun, meski krusial, kesehatan mental masih sering dianggap tabu dan jarang dibahas secara terbuka, terutama oleh mereka yang mengalaminya. Salah satu sosok yang berani membongkar kisah pribadinya adalah Marshanda, seorang artis dan aktivis yang baru-baru ini mengungkap pengalaman hidupnya dengan bipolar disorder.
Pada kesempatan ini, Popmama.com akan mengulas lebih lanjut terkait Marshanda ungkap awal mula idap bipolar di usia 15 tahun. Scroll informasi di bawah ini, ya.
Perjalanan Marshanda Menerima Diagnosis Bipolar di Usia Remaja
Dalam sebuah kanal Youtube yang dibawakan oleh Inara Rusli, Marshanda menceritakan perjalanan awalnya yang penuh liku saat mulai menyadari adanya gejala bipolar.
Di usia 15 tahun, Marshanda kerap menghadapi tekanan berat dari rutinitas di lokasi syuting yang memaksanya pulang larut malam, membuatnya hanya tidur pada jam 3 atau 4 pagi.
"Saya baru sadar beberapa tahun lalu, gila nggak? Saya umur 30-an baru sadar akarnya ini dari mana," kata Marshanda dikutip Popmama.com dari YouTube Inara Rusli, Rabu (16/10/24).
Guna mendukung energinya, ia mengonsumsi kopi dalam jumlah besar, hingga lima kali sehari, tanpa menyadari dampak buruknya terhadap kesehatan mental dan fisik.
Saat itu, Marshanda belum memahami bahwa kafein dalam kopi turut memicu kesulitan tidurnya, yang pada akhirnya memperparah kondisi mentalnya.
“Kopi hitam bisa lima kali sehari. Nah, saya nggak tahu kalau kopi itu membuat saya nggak bisa tidur,” ucap Marshanda.
Editors' Pick
Perjuangan Marshanda Melawan Obat Penenang
Seiring waktu, orang-orang terdekat mulai merasa khawatir dan menyarankan Marshanda untuk mencoba obat penenang agar ia bisa beristirahat dengan lebih baik.
Meski awalnya membantu, ketergantungan terhadap obat ini kian meningkat, hingga ia membutuhkan dosis yang lebih tinggi demi bisa tidur nyenyak.
Setelah satu tahun, Marshanda menyadari ada yang salah. Perasaan cemas dan gelisah semakin sering muncul, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan konsumsi obat tersebut secara total. Namun, langkah ini tidak berjalan mudah.
Marshanda merasakan gejala ‘withdrawal’ yang berat, termasuk perubahan suasana hati yang cepat, perasaan marah yang intens, hingga kesulitan tidur yang lebih parah dari sebelumnya.
Kondisi ini ia gambarkan layaknya seorang pecandu yang harus berhenti mendadak dari konsumsi narkoba, sebuah proses yang menyakitkan namun tak terhindarkan.
“Langsung lah muncul segala macam gejala withdrawal namanya withdrawal symptom. Marah, oversensitif, gak bisa tidur lebih parah. Ngomong jadi lebih cepat. Jadi kayak orang panik, gampang depresi gitu," ungkap Marshanda.
Marshanda Menghadapi Realita bahwa Dirinya Didiagnosis Bipolar Disorder
Dalam upaya mencari solusi atas kondisi yang semakin memburuk, Marshanda akhirnya berkonsultasi dengan psikiater. Namun, pada kunjungan pertamanya, ia merasa tidak cukup terbuka tentang riwayat kesehatan mental dan konsumsi obat yang telah dilaluinya.
Setelah evaluasi dan beberapa sesi, ia akhirnya mendapatkan diagnosis bipolar disorder. Diagnosis ini menjadi titik balik bagi Marshanda dalam memahami kondisi mentalnya dan menyadari betapa pentingnya memberikan informasi, yang tepat kepada tenaga profesional agar dapat mendapatkan penanganan yang sesuai.
Harapan Marshanda agar Kisahnya bisa Menginspirasi Banyak Orang
Melalui kisahnya, Marshanda berharap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental mereka.
Dia menyadari bahwa gangguan mental bukanlah sesuatu memalukan, melainkan kondisi yang memerlukan perhatian khusus seperti halnya penyakit fisik lainnya.
Dengan berbagi kisah perjuangannya, Marshanda mendorong orang lain untuk tidak ragu mencari bantuan dan mengedepankan kejujuran dalam berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Menyadari pentingnya peran dukungan sosial dan profesional, ia mengingatkan bahwa perjalanan menghadapi gangguan mental memerlukan kekuatan, tetapi dapat dilalui dengan dukungan yang tepat.
Jadi, itu dia informasi lengkap mengenai Marshanda ungkap awal mula idap bipolar di usia 15 tahun. Kasus Marshanda menjadi pengingat bahwa dukungan sosial merupakan hal yang penting dalam perjalanan melawan gangguan mental, seperti bipolar disorder.
Melalui keberanian Marshanda dalam berbagi kisahnya, ia berharap dapat membawa perubahan positif bagi orang-orang yang menghadapi tantangan serupa.
Baca juga:
- Apa Itu Battered Woman Syndrome? Bisa Memengaruhi Kondisi Mental
- Gen Z Menjadi Paling Terbanyak Kena Gangguan Mental, Ikuti Cara Ini!
- Malaikha Bagikan Tips Menjaga Kesehatan Mental di Era Media Sosial!