7 Mitos tentang Osteoporosis yang Harus Kamu Tahu Kebenarannya
Ketahui kebenaran di balik 7 mitos ini agar kesehatan tulangmu tetap terjaga
24 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Osteoporosis sering kali dikaitkan dengan berbagai mitos yang bisa menyesatkan. Padahal, dengan pemahaman yang benar, kamu bisa lebih waspada dan merawat kesehatan tulang dengan lebih baik.
Penyakit ini tidak hanya menyerang perempuan lansia, tetapi juga laki-laki dan orang yang lebih muda. Sayangnya, mitos yang beredar kerap membuat banyak orang salah kaprah mengenai penyebab dan cara pencegahannya.
Dengan meluruskan mitos-mitos ini, kamu bisa mulai menjaga tulangmu dengan lebih efektif sejak dini. Berikut Popmama.com sudah merangkum mengenai 7 mitos tentang osteoporosis yang harus kamu tahu kebenarannya.
1. Osteoporosis hanya menyerang orangtua
Fakta sebenarnya, osteoporosis bisa menyerang siapa saja, tidak terbatas pada orangtua. Meski memang perempuan lebih rentan karena perubahan hormon saat menopause, osteoporosis juga bisa dialami oleh laki-laki dan orang yang lebih muda.
Faktor gaya hidup, pola makan, dan genetik juga memainkan peran penting. Karena itu, penting bagi semua orang untuk memperhatikan kesehatan tulang sejak dini.
Pencegahan osteoporosis tidak hanya perlu dimulai ketika usia sudah lanjut, tetapi sejak muda. Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, serta rutin berolahraga dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
2. Osteoporosis tidak menyebabkan gejala sampai tulang patah
Banyak orang berpikir osteoporosis baru terlihat saat ada patah tulang, tapi sebenarnya penyakit ini sering berkembang secara diam-diam. Tulang menjadi rapuh secara bertahap tanpa gejala yang jelas, seperti rasa sakit atau tanda fisik lain.
Hal ini membuat banyak orang terlambat mendeteksinya. Pemeriksaan kepadatan tulang secara rutin bisa membantu mendeteksi osteoporosis sebelum menyebabkan kerusakan parah.
Jadi, jangan tunggu sampai terjadi patah tulang untuk mulai menjaga kesehatan tulang. Pemeriksaan dini bisa mengidentifikasi risiko osteoporosis lebih awal, memungkinkan penanganan lebih cepat.
Editors' Pick
3. Hanya perempuan yang membutuhkan kalsium ekstra
Faktanya, laki-laki juga butuh asupan kalsium yang cukup. Kalsium bukan hanya penting bagi perempuan, tetapi juga laki-laki untuk menjaga kepadatan tulang. Terlepas dari jenis kelamin, semua orang membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk mendukung kekuatan tulang.
Tidak hanya dari produk susu, kamu bisa mendapatkan kalsium dari sayuran hijau, kacang-kacangan, dan produk fortifikasi. Penting juga bagi laki-laki untuk menghindari gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebih, yang dapat mempercepat hilangnya kepadatan tulang.
4. Osteoporosis hanya disebabkan oleh kurang kalsium
Kalsium memang sangat penting, tetapi penyebab osteoporosis lebih kompleks daripada sekadar kekurangan kalsium. Gaya hidup yang tidak aktif, kekurangan vitamin D, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebih juga berkontribusi terhadap penurunan kepadatan tulang. Genetik juga memainkan peran besar dalam risiko seseorang terkena osteoporosis.
Mengatasi osteoporosis harus melalui pendekatan holistik. Selain kalsium, gaya hidup sehat dengan olahraga teratur dan pola makan seimbang juga sangat penting.
5. Hanya perempuan pasca-menopause yang perlu khawatir tentang osteoporosis
Meskipun risiko osteoporosis meningkat setelah menopause, semua perempuan, termasuk yang lebih muda, perlu memperhatikan kesehatan tulang mereka. Mulai dari kebiasaan gaya hidup dapat mempengaruhi kesehatan tulang. Selain itu, faktor genetik juga berperan dalam perkembangan penyakit ini.
Kesehatan tulang harus diperhatikan sejak dini. Jangan menunggu sampai menopause untuk mulai merawat tulangmu. Gaya hidup sehat sejak muda bisa membuat perbedaan besar.
6. Latihan fisik tidak berpengaruh pada kesehatan tulang
Salah satu mitos yang sering beredar adalah latihan fisik tidak banyak membantu menjaga kesehatan tulang. Faktanya, latihan beban seperti angkat beban dan berjalan kaki justru sangat baik untuk meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis. Latihan yang melibatkan beban pada tulang dapat membantu merangsang pertumbuhan sel-sel tulang baru.
Memasukkan latihan fisik ke dalam rutinitas harianmu bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga tulang tetap kuat dan sehat hingga usia lanjut.
7. Osteoporosis tidak bisa dicegah
Osteoporosis sebenarnya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan dapat mengurangi risiko terkena osteoporosis.
Penting juga untuk melakukan pemeriksaan tulang secara berkala untuk mengetahui kepadatan tulangmu.
Nah, itu tadi, ya informasi mengenai 7 mitos tentang osteoporosis yang harus kamu tahu kebenarannya. Osteoporosis sering kali diselimuti oleh mitos yang dapat menyesatkan pemahaman tentang kesehatan tulang.
Dengan mengetahui kebenaran di balik mitos tersebut, kamu dapat lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan tulang melalui gaya hidup sehat, asupan nutrisi yang tepat, serta deteksi dini.
Baca juga:
- Mitos Ari-Ari Bayi di Indonesia dan Negara Lainnya
- Berat Badan Jadi Faktor Terpenting untuk Otak, Mitos atau Fakta?
- 7 Mitos tentang Lahir Caesar yang Salah Kaprah, Mama Wajib Tahu Nih!