10 Penyakit Pernapasan dan Cara Mengatasinya, Asma hingga Pneumonia

Penyakit pernapasan bisa mengancam kualitas hidup kita jika tidak ditangani dengan tepat

22 Februari 2025

10 Penyakit Pernapasan Cara Mengatasinya, Asma hingga Pneumonia
Pexels/Mikael Blomkvist

Setiap tarikan napas adalah anugerah yang sering kali kita anggap remeh. Dari asma hingga pneumonia yang menyerang paru-paru dengan infeksi berbahaya, penyakit-penyakit ini sering datang tanpa peringatan.

Mengutip dari World Health Organization (WHO), dua penyakit pernapasan kronis yang paling umum adalah asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Tak hanya itu, pneumonia juga menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Dalam artikel ini, Popmama.com akan mengulas 10 penyakit pernapasan dan cara mengatasinya. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kita bisa lebih waspada, serta mengambil langkah pencegahan yang tepat.

1. Asma

1. Asma
Pexels/Cnordic Nordic

Asma adalah penyakit pernapasan yang menyebabkan saluran udara menyempit dan membengkak, sehingga sulit bernapas. Menurut American Lung Association, lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia menderita asma, dan angkanya diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya.

Penyebab utama asma sering kali terkait dengan faktor genetik dan lingkungan, termasuk polusi udara, debu, dan alergi terhadap hewan peliharaan. WHO menunjukkan, bahwa paparan polusi udara berkontribusi besar terhadap meningkatnya angka penderita asma di perkotaan.

Cara mengatasinya: Kamu bisa menggunakan inhaler untuk mengatasi gejala dan menghindari pemicu seperti polusi udara dan alergi. Selain itu, menjaga pola makan sehat dan olahraga teratur, dapat membantu mengontrol asma dalam jangka panjang.

2. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

2. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Freepik/Wiroj Sidhisoradej

PPOK adalah penyakit pernapasan dengan penyumbatan aliran udara yang menyebabkan kesulitan bernapas. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), PPOK merupakan salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia.

Penyebab utama PPOK adalah kebiasaan merokok, namun faktor genetik dan paparan polusi udara juga turut berperan dalam perkembangan penyakit ini. WHO menyebutkan, bahwa lebih dari 90% kematian akibat PPOK terjadi di negara berkembang.

Cara mengatasinya: Menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah pertama yang paling penting. Selain itu, terapi oksigen, rehabilitasi pernapasan, dan pengobatan bronkodilator dapat membantu memperbaiki fungsi paru-paru.

3. Pneumonia

3. Pneumonia
Freepik/Rawpixel.com

Pneumonia adalah infeksi paru-paru oleh bakteri, virus, atau jamur, yang dapat menyebabkan peradangan serius pada saluran pernapasan. Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pneumonia adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan bayi dan lansia.

Penyebab pneumonia beragam, mulai dari infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, hingga infeksi virus seperti influenza. WHO mencatat, bahwa pneumonia adalah penyakit yang sering menyerang anak-anak di negara berkembang.

Cara mengatasinya:  Pengobatan pneumonia bergantung pada penyebab infeksi. Vaksinasi menjadi langkah pencegahan yang penting untuk mengurangi risiko pneumonia.

4. Bronkitis akut

4. Bronkitis akut
Freepik/Mdjaff

Bronkitis akut adalah peradangan pada saluran bronkial yang menyebabkan batuk dan produksi lendir berlebihan. Penelitian dari CDC menunjukkan, bahwa bronkitis akut sering kali dipicu oleh infeksi virus.

Bronkitis akut juga dapat berkembang akibat paparan asap rokok atau polusi udara. CDC memperingatkan, bahwa bronkitis akut yang dibiarkan tanpa pengobatan dapat berkembang menjadi masalah pernapasan lebih serius, seperti pneumonia.

Cara mengatasinya:  Pengobatan bronkitis akut berfokus pada meredakan gejala, seperti batuk dan sesak napas, yaitu dengan obat-obatan seperti dekongestan atau bronkodilator. Menghindari merokok dan polusi udara juga dapat mempercepat proses penyembuhan.

Editors' Pick

5. Tuberkulosis (TB)

5. Tuberkulosis (TB)
Freepik/Kroshka__nastya

Tuberkulosis adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru dan dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. WHO menegaskan, bahwa TB masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia, terutama di negara berkembang.

Penyakit ini ditularkan melalui udara ketika seseorang dengan TB aktif batuk atau bersin. Meskipun TB bisa disembuhkan dengan antibiotik, resistensi obat TB yang semakin meningkat jadi ancaman besar dalam pengendaliannya.

Cara mengatasinya: Pengobatan TB melibatkan terapi antibiotik jangka panjang yang harus diikuti dengan ketat untuk mencegah resistensi obat. Selain itu, isolasi pasien yang terinfeksi juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

6. Sleep apnea

6. Sleep apnea
Freepik/Tirachardz

Sleep apnea adalah gangguan pernapasan saat tidur yang menyebabkan napas berhenti sementara. Menurut National Sleep Foundation, sleep apnea dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.

Faktor risiko utama untuk sleep apnea termasuk obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan ini sering kali tidak terdiagnosis, meskipun dapat memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Cara mengatasinya: Pengobatan untuk sleep apnea melibatkan penggunaan alat bantu pernapasan seperti Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Mengurangi berat badan, berhenti merokok, dan menghindari alkohol juga dapat membantu mengurangi gejala sleep apnea.

7. Kanker paru-paru

7. Kanker paru-paru
Pexels/Anna Tarazevich

Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Mengutip dari American Cancer Society, kebiasaan merokok adalah faktor risiko utama, meskipun kanker paru-paru juga dapat terjadi pada non-perokok.

Paparan terhadap bahan kimia berbahaya, seperti asbes dan radon, juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. WHO melaporkan, bahwa prevalensi kanker paru-paru meningkat di negara-negara berkembang seiring dengan meningkatnya paparan asap rokok.

Cara mengatasinya: Pengobatan kanker paru-paru dapat melibatkan pembedahan, kemoterapi, atau radioterapi, tergantung pada stadium kanker. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

8. Emfisema

8. Emfisema
Freepik/KamranAydinov

Emfisema adalah kondisi paru-paru yang merusak dinding alveoli, menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru. National Institutes of Health (NIH) menegaskan, bahwa merokok adalah penyebab utama emfisema, meskipun faktor genetik juga dapat berperan.

Orang yang terpapar polusi udara atau bahan kimia industri juga memiliki risiko lebih tinggi terkena emfisema. CDC mencatat, bahwa meski tidak ada obat untuk emfisema, gejalanya dapat dikurangi dengan terapi oksigen dan obat-obatan.

Cara mengatasinya: Berhenti merokok adalah langkah utama dalam mengelola emfisema. Terapi oksigen, pengobatan bronkodilator, dan rehabilitasi paru dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita emfisema.

9. Penyakit paru interstisial

9. Penyakit paru interstisial
Freepik/Stockking

Penyakit paru interstisial adalah sekelompok gangguan yang menyebabkan peradangan dan scarring pada jaringan paru-paru. WHO melaporkan, bahwa penyakit ini sering kali sulit didiagnosis dan dapat mengarah pada gagal napas.

Faktor penyebabnya termasuk paparan debu industri, polusi udara, dan kelainan genetik. Pengobatan yang tepat bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, serta meningkatkan harapan hidup penderitanya.

Cara mengatasinya: Pengobatan penyakit paru interstisial berfokus pada pengendalian peradangan dengan obat-obatan imunosupresif dan terapi oksigen. Terapi fisik juga penting untuk membantu meningkatkan kapasitas pernapasan.

10. Asbestosis

10. Asbestosis
Freepik/Drazen Zigic

Asbestosis adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka panjang. Asbestosis dapat menyebabkan fibrosis paru yang progresif dan meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Pekerja di industri konstruksi dan pabrik pengolahan asbes sangat rentan terhadap penyakit ini. Penelitian oleh CDC menunjukkan, bahwa asbestosis dapat dihindari dengan pengendalian ketat terhadap paparan serat asbes.

Cara mengatasinya: Sayangnya, tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan asbestosis, tetapi gejalanya dapat dikendalikan dengan pengobatan bronkodilator dan terapi oksigen. Menghindari paparan asbes lebih lanjut dan mengikuti perawatan medis yang tepat adalah langkah penting dalam pengelolaan penyakit ini.

Jadi, itu tadi, ya 10 penyakit pernapasan dan cara mengatasinya. Dengan perhatian yang tepat, kita bisa menjaga kesehatan paru-paru dan hidup dengan lebih nyaman tanpa rasa khawatir.

Baca juga:

The Latest