Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

10 Penyebab Lidah Terasa Kebas yang Mengganggu

Freepik/shurkin_son
Freepik/shurkin_son

Pernahkah kamu merasa lidah tiba-tiba mati rasa atau kesemutan? Sensasi ini bisa bikin tidak nyaman, apalagi saat makan atau minum. Lidah kebas bukan hanya sekadar gangguan sepele, lho!

Kondisi ini bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan, mulai dari efek samping makanan tertentu hingga kondisi medis yang lebih serius. Banyak faktor yang bisa menyebabkan lidah terasa kebas, seperti reaksi alergi, kekurangan vitamin, atau bahkan efek samping dari prosedur medis tertentu.

Tanpa disadari, kebiasaan sehari-hari juga bisa memengaruhi kesehatan lidah dan mulut. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenali penyebabnya agar bisa segera mengambil langkah yang tepat.

Nah, sebelum panik dan berpikir aneh-aneh, yuk cari tahu apa saja penyebab lidah kebas yang sering terjadi. Berikut 10 penyebab lidah terasa kebas yang telah Popmama.com telusuri lebih lanjut. 

1. Kekurangan vitamin B12

Ilustrasi vitamin B12 - Pexels/Anna Shvets
Ilustrasi vitamin B12 - Pexels/Anna Shvets

Vitamin B12 berperan penting dalam menjaga kesehatan saraf dan produksi sel darah merah. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan neuropati perifer, termasuk sensasi kebas pada lidah.

Menurut National Institutes of Health (NIH), defisiensi vitamin B12 sering terjadi pada orang yang memiliki gangguan penyerapan, seperti penderita penyakit celiac atau Crohn, serta vegan yang tidak mengonsumsi cukup sumber B12 dari makanan.

Selain kebas pada lidah, kekurangan vitamin B12 juga bisa menyebabkan kelelahan, pusing, dan kesemutan di tangan atau kaki. Kondisi ini bisa semakin parah jika tidak ditangani, berisiko menyebabkan gangguan neurologis permanen.

2. Reaksi alergi (oral allergy syndrome)

Freepik/azerbaijan_stock
Freepik/azerbaijan_stock

Oral Allergy Syndrome (OAS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein dalam makanan tertentu, terutama buah dan sayuran mentah. Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, penderita OAS sering mengalami lidah kebas, bengkak, atau gatal setelah mengonsumsi makanan seperti apel, wortel, atau kacang-kacangan.

Gejala OAS biasanya muncul dalam beberapa menit setelah makan dan bisa disertai dengan sensasi terbakar pada bibir atau mulut. Pada kasus yang lebih parah, reaksi ini bisa memicu anafilaksis, yang berpotensi mengancam nyawa.

Cara mengatasi kondisi ini adalah dengan menghindari makanan pemicu atau memasaknya sebelum dikonsumsi, karena pemanasan dapat mengubah struktur protein yang menyebabkan alergi. Jika gejala semakin parah, dokter dapat merekomendasikan antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi.

3. Efek samping obat-obatan

Freepik
Freepik

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan efek samping berupa kebas atau kesemutan pada lidah. Menurut U.S. Food and Drug Administration, obat-obatan seperti kemoterapi, antibiotik tertentu seperti metronidazol, dan obat tekanan darah bisa memengaruhi saraf di lidah dan menyebabkan sensasi mati rasa.

Efek samping ini bisa bersifat sementara, atau berlangsung lama tergantung pada durasi penggunaan obat dan reaksi tubuh terhadapnya. Beberapa orang juga mengalami perubahan rasa, seperti rasa logam di mulut akibat pengaruh obat.

Jika kebas lidah muncul setelah mengonsumsi obat tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mencari alternatif atau menyesuaikan dosis. Jangan menghentikan penggunaan obat tanpa arahan dokter, karena hal ini bisa menyebabkan komplikasi lain.

4. Cedera saraf (neuropati)

Freepik
Freepik

Saraf di lidah bisa mengalami cedera akibat prosedur medis seperti pencabutan gigi, operasi mulut, atau trauma langsung. Menurut Mayo Clinic, saraf lingual yang bertanggung jawab atas sensasi di lidah dapat mengalami iritasi atau kerusakan, menyebabkan mati rasa atau kesemutan.

Cedera saraf ini bisa bersifat sementara atau permanen tergantung tingkat kerusakannya. Dalam beberapa kasus, saraf dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Namun, jika kerusakan saraf parah, gejala bisa berlangsung lebih lama.

Untuk mempercepat pemulihan, dokter mungkin merekomendasikan terapi saraf, suplemen vitamin B kompleks, atau obat pereda nyeri saraf seperti gabapentin. Jika gejala tidak membaik, terapi laser atau operasi mikro dapat menjadi pilihan.

5. Diabetes dan neuropati diabetik

Diabetes dapat menyebabkan neuropati perifer, di mana kadar gula darah tinggi merusak saraf di seluruh tubuh, termasuk lidah. Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes yang tidak terkontrol lebih berisiko mengalami mati rasa atau kesemutan di berbagai bagian tubuh, termasuk mulut.

Kondisi ini biasanya berkembang secara bertahap dan bisa disertai dengan gejala lain seperti mulut kering dan lidah kebas kesulitan mengecap rasa. Jika tidak ditangani, neuropati diabetik bisa semakin parah dan mengganggu kualitas hidup.

Untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil melalui pola makan sehat, olahraga, dan obat yang diresepkan dokter. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat pengelola nyeri saraf untuk mengurangi gejala.

6. Stroke atau serangan iskemik sementara

Freepik/cookie_studio
Freepik/cookie_studio

Lidah yang tiba-tiba terasa kebas bisa menjadi tanda awal stroke atau serangan iskemik sementara (TIA). Menurut American Stroke Association, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan hilangnya fungsi saraf secara mendadak, termasuk mati rasa pada wajah, lidah, atau bagian tubuh lainnya.

Gejala stroke biasanya meliputi kesulitan berbicara, kelemahan di satu sisi tubuh, pandangan kabur, dan kehilangan keseimbangan. Jika lidah kebas disertai dengan gejala tersebut, segera cari bantuan medis karena stroke membutuhkan penanganan darurat.

Cara mengatasi kondisi ini adalah dengan mengenali tanda-tanda stroke sejak dini dan segera mendapatkan perawatan. Pengobatan meliputi penggunaan obat pengencer darah, terapi fisik, dan perubahan gaya hidup untuk mencegah risiko stroke berulang.

7. Infeksi atau radang saraf

Freepik/Master1305
Freepik/Master1305

Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan peradangan pada saraf yang mengontrol lidah. Menurut Johns Hopkins Medicine, virus seperti herpes simplex, herpes zoster, atau infeksi sinus parah dapat menyebabkan neuritis, yang mengakibatkan sensasi kebas atau kesemutan pada lidah.

Infeksi ini bisa terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah atau komplikasi dari penyakit lain. Selain lidah kebas, gejala lain yang bisa muncul meliputi nyeri di wajah, demam, dan kesulitan menggerakkan lidah.

Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya meresepkan antivirus atau antibiotik tergantung penyebab infeksinya. Obat antiinflamasi juga dapat membantu mengurangi peradangan saraf dan mempercepat pemulihan.

8. Gangguan tiroid (hipotiroidisme)

Pexels.com/AndreaPiacquadio
Pexels.com/AndreaPiacquadio

Kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan berbagai gangguan saraf, termasuk lidah kebas. Menurut American Thyroid Association, hipotiroidisme menyebabkan perlambatan fungsi saraf, yang dapat menyebabkan sensasi mati rasa atau kesemutan di beberapa bagian tubuh, termasuk mulut dan lidah.

Selain lidah kebas, gejala hipotiroidisme lainnya meliputi kelelahan, penambahan berat badan, kulit kering, dan rambut rontok. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Cara mengatasinya adalah dengan menjalani tes fungsi tiroid dan mengikuti pengobatan yang diresepkan dokter, seperti terapi hormon tiroid (levothyroxine). Perubahan pola makan dengan meningkatkan asupan yodium dan selenium juga dapat membantu mendukung kesehatan tiroid.

9. Konsumsi minuman keras berlebihan

11points.com
11points.com

Minuman keras dapat merusak saraf dalam tubuh, termasuk yang berhubungan dengan fungsi lidah. Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, konsumsi minuman keras berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan neuropati alkoholik, yang ditandai dengan kebas, kesemutan, atau nyeri di berbagai bagian tubuh.

Kerusakan saraf akibat minuman keras biasanya berkembang secara perlahan dan bisa menjadi permanen jika tidak dihentikan. Selain itu, minuman keras juga dapat menyebabkan dehidrasi dan defisiensi vitamihn B1 (tiamin), yang memperburuk kondisi saraf.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman keras, serta mengonsumsi makanan kaya vitamin B1 seperti kacang-kacangan, daging, dan biji-bijian utuh. Dalam kasus yang lebih parah, terapi medis dan suplemen vitamin neurotropik dapat membantu pemulihan.

10. Stres dan gangguan kecemasan

Pexels.com/Andrea Piacquadio
Pexels.com/Andrea Piacquadio

Stres dan gangguan kecemasan dapat menyebabkan berbagai gejala fisik, termasuk lidah terasa kebas. Melansir dari Harvard Medical School, kecemasan dapat memicu hiperventilasi (pernapasan cepat), yang mengganggu keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam darah, menyebabkan sensasi mati rasa atau kesemutan di lidah dan wajah.

Selain itu, stres kronis dapat meningkatkan ketegangan otot di sekitar rahang dan leher, yang bisa memengaruhi saraf sensorik di area mulut. Gejala ini sering terjadi pada orang yang mengalami gangguan panik atau stres tinggi.

Untuk mengatasi kondisi ini, teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, dan olahraga dapat membantu menurunkan tingkat stres. Jika gangguan kecemasan berlanjut, terapi kognitif perilaku (CBT) dan obat penenang ringan bisa menjadi pilihan.

Itulah 10 penyebab lidah terasa kebas yang perlu kamu ketahui. Meskipun sebagian besar penyebabnya bukan hal yang berbahaya, tetap penting untuk memperhatikan kondisi ini, terutama jika berlangsung lama atau disertai gejala lain seperti kesulitan menelan atau perubahan pada indra perasa.

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife