Saat bulan Ramadan tiba, satu kata yang sering terdengar menjelang berbuka puasa adalah "takjil". Banyak orang menggunakannya untuk merujuk pada makanan atau minuman ringan yang disantap sebelum makan besar. Namun, tahukah Mama bahwa makna asli dari takjil sebenarnya berbeda dengan penggunaannya dalam keseharian?
Dalam Islam, takjil bukan sekadar hidangan berbuka, melainkan ajakan untuk menyegerakan berbuka puasa sesuai sunnah Rasulullah SAW. Meskipun dalam budaya masyarakat takjil sering dikaitkan dengan aneka kudapan manis, esensinya lebih dari sekadar makanan ringan.
Berikut Popmama.com akan mengupas lebih dalam tentang apa itu takjil? Lengkap dengan pengertian takjil dan asal-usulnya. Yuk, simak penjelasannya agar kita semakin paham makna di balik kebiasaan berbuka puasa dengan takjil!
1. Pengertian takjil dalam Islam
Dalam Islam, berbuka puasa merupakan momen yang dianjurkan untuk tidak ditunda-tunda. Rasulullah SAW bersabda:
"Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa menyegerakan berbuka puasa merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Oleh karena itu, takjil merupakan istilah yang lebih mengarah pada perbuatan berbuka dengan segera, bukan sekadar makanan atau minuman ringan.
Editors' Pick
2. Asal-usul istilah takjil
Freepik
Penggunaan istilah takjil dalam masyarakat Indonesia mengalami pergeseran makna. Awalnya, istilah ini digunakan untuk merujuk pada sunnah menyegerakan berbuka.
Namun seiring waktu, takjil lebih dikenal sebagai makanan atau minuman yang dikonsumsi saat berbuka puasa, seperti kurma, kolak, es buah, dan gorengan. Meskipun makna dalam praktik berbeda dari asal katanya, esensi takjil tetap mengarah pada ajakan untuk berbuka dengan segera setelah azan maghrib.
3. Jenis-jenis takjil yang disunnahkan
Dalam Islam, makanan yang disunnahkan untuk berbuka puasa adalah sesuatu yang manis dan mudah dicerna. Rasulullah SAW bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian berbuka puasa, hendaklah berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, maka dengan air, karena sesungguhnya air itu mensucikan." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Berdasarkan hadis tersebut, beberapa jenis takjil yang sering dikonsumsi antara lain:
Kurma: Makanan utama yang dianjurkan oleh Rasulullah karena kandungan energinya yang cepat diserap tubuh.
Air putih: Pilihan sederhana tetapi efektif untuk mengembalikan cairan tubuh.
Makanan manis: Seperti kolak atau es buah, yang dapat membantu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
4. Tradisi takjil dibeberapa negara
Tradisi berbuka puasa dengan takjil berbeda-beda di setiap negara Muslim:
Indonesia: Beragam jajanan khas seperti kolak, es cendol, dan gorengan menjadi favorit.
Arab Saudi: Kurma dan susu menjadi takjil utama yang disajikan.
Turki: Sup lentil dan roti menjadi bagian dari menu berbuka.
Pakistan: Samosa dan pakora sering disajikan sebagai hidangan pembuka sebelum makanan utama.
Setiap budaya memiliki cara tersendiri dalam menyambut waktu berbuka, tetapi esensi dari takjil tetap sama, yaitu menyegerakan berbuka puasa sesuai sunnah Rasulullah SAW.
5. Manfaat menyegerakan berbuka
Selain merupakan sunnah Rasulullah, menyegerakan berbuka puasa memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
Menjaga kesehatan tubuh: Mengonsumsi makanan ringan seperti kurma atau air putih dapat membantu tubuh menyesuaikan diri setelah berpuasa seharian.
Meningkatkan energi secara cepat: Makanan yang mudah dicerna membantu tubuh mendapatkan energi dalam waktu singkat.
Memperkuat kebiasaan baik dalam ibadah: Mengikuti sunnah Nabi akan membawa keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa.
Menambah kebersamaan: Berbuka bersama dengan keluarga dan teman menjadi momen yang mempererat hubungan sosial.
Dengan memahami makna apa itu takjil? Dan manfaat menyegerakan berbuka puasa, kita dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih baik dan penuh keberkahan. Semoga kita semua dapat meraih keutamaan dari berbuka puasa sesuai ajaran Rasulullah SAW.