Minyak sawit sering kali mendapat stigma negatif sebagai bahan pangan yang tidak sehat. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki kandungan aktif yang berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan, termasuk dalam melawan kanker.
Salah satu kandungan utamanya, yaitu tokotrienol yang merupakanvarian dari vitamin E, dan diketahui memiliki sifat antikanker yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker di dalam tubuh.
Lantas, bagaimana sebenarnya mekanisme minyak sawit dalam menghambat kanker? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi tentang 5 fakta minyak sawit bisa menghambat sel kanker. Simak di bawah ini.
1. Mengandung tokotrienol
Freepik
Tokotrienol adalah salah satu bentuk vitamin E yang ditemukan dalam jumlah tinggi di dalam minyak sawit. Berbeda dengan tokoferol (bentuk lain vitamin E yang lebih umum), tokotrienol memiliki struktur kimia yang lebih fleksibel, sehingga dapat menembus membran sel dengan lebih efektif.
Menurut International Journal of Cancer, tokotrienol dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara dengan cara menekan jalur pertumbuhan tumor, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram), serta menghambat proliferasi sel kanker.
Studi ini menunjukkan bahwa sel kanker yang diberi perlakuan dengan tokotrienol mengalami penurunan signifikan dalam tingkat pertumbuhan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tidak hanya itu, penelitian lain juga menemukan bahwa tokotrienol dapat bekerja secara sinergis dengan obat kemoterapi tertentu, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengobatan kanker. Ini menunjukkan bahwa minyak sawit tidak hanya menjadi sumber lemak, tetapi juga memiliki potensi sebagai terapi pendamping dalam pengobatan kanker.
Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang diperlukan oleh sel kanker untuk berkembang dan bertahan hidup. Sel kanker yang mengalami angiogenesis dapat memperoleh lebih banyak nutrisi dan oksigen, yang memungkinkan tumor tumbuh lebih besar dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Melansir dari Cancer Letters,tokotrienol dalam minyak sawit dapat menghambat angiogenesis dengan cara menekan aktivitas faktor pertumbuhan endotel vaskular (vascular endothelial growth factor atau VEGF), yaitu protein yang bertanggung jawab dalam pembentukan pembuluh darah baru.
Dengan menghambat VEGF, tokotrienol dapat mencegah tumor mendapatkan suplai darah yang cukup, sehingga pertumbuhan kanker dapat diperlambat atau bahkan dihentikan sama sekali. Hal ini menjadi temuan penting dalam bidang onkologi, karena banyak terapi kanker modern juga menargetkan jalur angiogenesis untuk menghambat perkembangan tumor.
3. Berpotensi mencegah metastatis pada kanker
Freepik/jcomp
Metastasis adalah penyebaran sel kanker dari lokasi asalnya ke bagian tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik. Proses ini merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan kanker, karena ketika kanker telah menyebar ke organ lain, tingkat keberhasilan terapi menjadi lebih rendah.
Menurut Journal of Nutritional Biochemistry, tokotrienol dalam minyak sawit dapat menghambat metastasis sel kanker paru-paru dengan cara menekan ekspresi gen yang terlibat dalam penyebaran kanker
Penelitian ini menunjukkan bahwa sel kanker yang diberi perlakuan dengan tokotrienol mengalami penurunan kemampuan untuk bermigrasi dan menyerang jaringan sehat di sekitarnya.
Selain itu, tokotrienol juga diketahui dapat menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam penghancuran matriks ekstraseluler, yaitu jaringan yang menjadi penghalang utama bagi penyebaran kanker. Dengan demikian, kandungan minyak sawit ini memiliki potensi sebagai agen pencegah metastasis yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam terapi kanker.
4. Dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi
Freepik
Kemoterapi merupakan salah satu metode utama dalam pengobatan kanker, tetapi banyak pasien mengalami efek samping yang cukup berat akibat pengobatan ini. Salah satu tantangan terbesar dalam kemoterapi adalah resistensi sel kanker terhadap obat, yang dapat membuat pengobatan menjadi kurang efektif.
Melansir dari Biomedicines, kombinasi antara tokotrienol dan obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan efektivitas pengobatan kanker tanpa menyebabkan kerusakan pada sel sehat.
Tokotrienol bekerja dengan cara mempercepat apoptosis sel kanker serta meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap kemoterapi, sehingga dosis obat yang diperlukan bisa dikurangi tanpa mengurangi efektivitas terapi.
Selain itu, tokotrienol juga diketahui memiliki efek protektif terhadap jaringan sehat, yang berarti dapat mengurangi efek samping kemoterapi seperti kerusakan sel normal. Hal ini membuka peluang baru untuk penggunaan tokotrienol sebagai terapi pendamping dalam pengobatan kanker yang lebih efektif dan minim efek samping.
5. Berperan sebagai antioksidan
Freepik/wirestock
Salah satu faktor utama penyebab kanker adalah stres oksidatif, yaitu kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Radikal bebas dapat merusak DNA dan menyebabkan mutasi sel yang berujung pada perkembangan kanker.
Minyak sawit mengandung antioksidan kuat, termasuk karotenoid dan tokotrienol, yang dapat membantu melawan stres oksidatif dan melindungi sel sehat dari kerusakan.Menurut Frontiers in Nutrition, antioksidan dalam minyak sawit dapat mengurangi risiko mutasi sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker.
Selain itu, tokotrienol juga diketahui dapat meningkatkan mekanisme perbaikan DNA dalam tubuh. Dengan kata lain, konsumsi minyak sawit dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat sebagai pencegahan kanker melalui mekanisme perlindungan seluler.
Itulah informasi tentang 5 fakta minyak sawit bisa menghambat sel kanker. Konsumsi minyak sawit tetap harus dilakukan dengan bijak dan seimbang. Manfaat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya dalam skala klinis pada manusia.