Sariawan di Vagina: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kenali sariawan di vagina karena bisa berbahaya Ma!
21 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Adhitya Indrapraja, Sp.OG, M.Kes
Sariawan diartikan sebagai penyakit pada gusi, bibir bagian dalam, langit-langit mulut, atau lidah. Meski demikian, kondisi ini juga kerap dikaitkan dengan masalah medis yang berwujud luka terbuka pada area vagina.
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi, meskipun ada faktor lain yang turut berperan. Memahami tanda-tandanya, faktor pemicu, serta cara menanganinya sangat penting untuk menjaga kesehatan organ reproduksi Mama.
Sariawan di vagina merujuk pada lesi pada vulva atau bagian terluar dari kelamin perempuan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Ketahui sariawan di vagina: gejala, penyebab, dan cara mengatasinya berdasarkan informasi yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!
Editors' Pick
1. Penyebab sariawan di vagina
Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan sariawan di vagina. Penyebab paling sering adalah infeksi menular seksual (IMS), misalnya, herpes, sifilis, dan klamidia. Di luar itu, infeksi virus HIV pun dapat memicu lesi serupa.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan masalah yang sama. Infeksi jamur, virus seperti cacar air, reaksi kulit terhadap produk tertentu, autoimun, hingga trauma seperti garukan juga dapat memicu sariawan di vagina.
Meski penyebabnya berbeda-beda, tetapi kondisi ini perlu segera ditangani. Jika tidak, ini dapat memicu bekas luka, infeksi, peradangan, adhesi, dan bahkan IMS tambahan. IMS tertentu seperti sifilis juga dapat memicu kerusakan saraf jika tidak diobati.
2. Gejala sariawan pada vagina
Sariawan pada vagina atau disebut ulkus vulva mungkin awalnya tampak seperti benjolan atau ruam. Kamu bisa saja merasakannya ketika meraba, tetapi mungkin tidak sepenuhnya dapat melihatnya.
Selain itu, sariawan di vagina juga bisa ditunjukkan dengan gejala berikut ini:
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan.
- Rasa gatal.
- Keluarnya cairan yang tidak biasa.
- Kesulitan buang air kecil.
- Pembesaran kelenjar getah bening.
- Demam.
Akan tetapi, bisa jadi lesi pada vulva juga tidak menunjukkan gejala tambahan apa pun selain rasa tidak nyaman.