Kue bulan atau mooncake, adalah makanan tradisional yang tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Di balik manisnya rasa dan bentuknya yang khas, kue bulan mengandung makna mendalam yang berkaitan dengan sejarah, budaya dan nilai-nilai dalam masyarakat Tionghoa.
Selain itu, kue bulan juga dipercaya membawa keharmonisan dan harapan. Setiap gigitan kue bulan seolah menyatukan keluarga besar dalam momen kebersamaan, dengan harapan agar tahun yang baru membawa banyak berkah.
Lalu, bagaimana sejarah kue bulan hingga keberadaannya begitu berarti bagi etnis Tionghoa? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi sejarah kue bulan Imlek. Simak, yuk!
1. Kue bulan sudah ada sekitar 3000 tahun lalu
Freepik/travel-photography
Kue bulan seperti yang kita kenal saat ini, mulai berkembang sekitar Dinasti Tang (618-907 M) dan Dinasti Song (960-1279 M). Menurut legenda, kue bulan pertama kali digunakan sebagai simbol perjuangan melawan pemerintahan Mongol pada masa Dinasti Yuan (1271-1368 M).
Kue bulan memiliki peran penting dalam sejarah perlawanan terhadap Dinasti Yuan. Pesan rahasia untuk pemberontakan melawan pemerintahan Mongol disisipkan di dalam kue bulan.
Strategi ini membantu Zhu Yuanzhang, pendiri Dinasti Ming, memenangkan perjuangan dan mempopulerkan tradisi memakan kue bulan saat Festival Pertengahan Musim Gugur.
2. Makna filosofis kue bulan dalam tradisi Tionghoa
IDN Times/Putriana Cahya
Durian musang king mooncake
Selain menjadi simbol perjuangan, kue bulan juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam tradisi Tionghoa, bentuk kue bulan yang bulat melambangkan kesempurnaan dan keutuhan.
Bentuk bulat kue ini menggambarkan keharmonisan keluarga dan persatuan masyarakat, terutama saat perayaan Festival Musim Gugur. Festival ini dirayakan pada hari ke-15 bulan kedelapan dalam kalender lunar, ketika bulan dipercaya sedang berada pada fase paling terang dan penuh.
Momen tersebut dijadikan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, berbagi cerita, dan menikmati kue bulan di bawah cahaya rembulan. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan keluarga.
3. Kue bulan sebagai simbol keberuntungan
Freepik
Selain melambangkan persatuan, kue bulan juga dipercaya membawa keberuntungan. Pada banyak kemasan kue bulan, sering terdapat tulisan atau hiasan simbolis seperti karakter Cina yang berarti "panjang umur," "kemakmuran," atau "kebahagiaan."
Selama perayaan Imlek, memberikan kue bulan kepada kerabat atau teman menjadi salah satu cara menyampaikan doa dan harapan baik agar penerima mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.
Selain itu dalam tradisi Tionghoa, membagikan kue bulan ini adalah wujud penghormatan sekaligus cara untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persahabatan.
4. Popularitas kue bulan di era modern
Freepik/topntp26
Sejak awal abad ke-20, merek-merek kue bulan seperti Daoxiangcun, Lianxianglou, dan Guanshengyuan mulai muncul. Beberapa di antaranya tetap eksis hingga kini, dan menjadi bagian dari tradisi Festival Pertengahan Musim Gugur serta perayaan Imlek.
Kue bulan terus berkembang dengan berbagai inovasi rasa, seperti cokelat, matcha, durian, dan vanila yang tentunya sangat menarik perhatian anak muda. Selain rasa, kemasan kue bulan juga mengalami transformasi besar-besaran. Kini, kue bulan sering dikemas dalam kotak mewah, menjadikannya sebagai pilihan populer untuk hadiah Imlek.
Sejauh ini, beberapa merek kue bulan telah berusia lebih dari 100 tahun. Kini, orang-orang Tiongkok sudah terbiasa memakan dan memberikan kue bulan kepada orang-orang terkasih saat Festival Pertengahan Musim Gugur serta perayaan Imlek.
5. Melestarikan kue bulan sebagai wujud syukur para etnis Tionghoa
Pinterest.com/Freepik
Kehadiran kue bulan dalam perayaan tradisional, seperti Festival Pertengahan Musim Gugur dan Imlek. Hal tersebut mencerminkan penghormatan terhadap leluhur, serta rasa terima kasih atas berkah yang diterima sepanjang tahun.
Tradisi pembuatan dan pemberian kue bulan terus dijaga turun-temurun, sehingga menjadikannya bagian penting dari warisan budaya. Banyak keluarga Tionghoa yang masih mempertahankan kebiasaan membuat kue bulan sendiri, sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi nenek moyang.
Aktivitas ini juga menjadi momen berharga untuk mempererat hubungan keluarga. Upaya ini tidak hanya mempertahankan keunikan budaya Tionghoa, tetapi juga memperkuat rasa syukur dan kebanggaan akan identitas mereka di tengah masyarakat yang semakin majemuk.
Itulah beberapa rangkuman mengenai sejarah kue bulan Imlek, yang menjadi makanan khas dalam tradisi Tionghoa. Dengan memahami latar belakang dan makna di balik kue bulan atau mooncake, kita bisa lebih menghargai keberadaan kue tradisional ini.