Bangladesh sedang menghadapi penyebaran luas wabah demam berdarah sejak awal tahun. Lebih dari 1.000 orang telah dilaporkan meninggal akibat infeksi virus tersebut, menjadikannya sebagai wabah paling parah yang pernah tercatat di negara ini.
Menurut data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS) Bangladesh pada Minggu (1/10/2023), terdapat 1.006 kematian terkait dengan demam berdarah dari total 200.000 kasus yang telah terkonfirmasi.
Dari jumlah tersebut, terdapat 112 anak-anak berusia 15 tahun ke bawah, termasuk balita, yang turut menjadi korban.
Kali ini Popmama.com sudah merangkum berbagai informasi mengenai Bangladesh melawan wabah demam berdarah yang mungkin belum Mama ketahui.
Yuk, simak informasi berikut!
1. Penyakit yang muncul di negara tropis
Pexels/Kelly
Para ahli dalam bidang entomologi dan epidemiologi menyatakan bahwa perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu dan musim hujan yang lebih lama memberikan lingkungan yang sangat mendukung bagi reproduksi nyamuk.
Demam berdarah merupakan penyakit yang lazim terjadi di negara-negara tropis. Wabahnya sering terjadi di daerah perkotaan yang memiliki sanitasi buruk, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk pembawa virus untuk berkembang biak.
Dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat menyebabkan pendarahan internal yang berpotensi mengakibatkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan bahwa demam berdarah dan penyakit lain yang disebarkan melalui gigitan nyamuk. Seperti Chikungunya dan Zika, memiliki kecenderungan untuk menyebar lebih cepat dan lebih luas sebagai dampak dari perubahan iklim.
Editors' Pick
2. Pengobatan demam berdarah di Bangladesh
Pexels/Pixabay
Saat ini, fasilitas kesehatan sedang berjuang keras untuk menyediakan tempat bagi jumlah pasien yang besar mengalami demam tinggi, nyeri pada sendi, dan muntah-muntah. Keterbatasan ruang dikarenakan penyebaran penyakit ini yang cepat dan sebagian besar rumah sakit sudah melebihi kapasitasnya.
Rumah sakit juga kekurangan persediaan cairan infus yang sangat penting untuk pengobatan, terutama karena pasien dengan demam berdarah cenderung mengalami dehidrasi.
Seorang administrator rumah sakit melaporkan bahwa meskipun jumlah pasien dari Dhaka mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, namun jumlah orang yang dirawat di daerah pedesaan mengalami peningkatan.
Tidak ada vaksin atau obat khusus yang tersedia di negara ini untuk mengobati penyakit demam berdarah. Demam berdarah dianggap sebagai hal umum dan sering terjadi di Asia Selatan selama musim hujan dari bulan Juni hingga September.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa infeksi demam berdarah telah dilaporkan di semua 64 distrik di Bangladesh.
3. Upaya Bangladesh dalam menghadapi kasus demam berdarah
Freepik/Jcomp
Kenaikan drastis kasus demam berdarah telah mendorong Bangladesh untuk memulai kampanye anti-demam berdarah, termasuk dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan upaya untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk pembawa penyakit ini.
Meskipun demikian, menurut pandangan ahli kesehatan masyarakat, Mushtaq Hussain, masih ada banyak hal yang perlu dilakukan. Dia mengatakan bahwa mereka yang khawatir sering kali menganggap penyakit ini hanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari. Maka dari itu, tindakan jangka panjang yang efektif sering kali tidak diambil.
Di sisi lain, Kabirul Bashar, seorang ahli entomologi dan profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar, mengungkapkan bahwa kurangnya tindakan pencegahan yang tepat telah memungkinkan penyebaran nyamuk pembawa demam berdarah ke seluruh wilayah Bangladesh.
Dia menyebutkan bahwa dari tahun 2000 hingga 2018, demam berdarah hanya terjadi di kota Dhaka, tetapi pada tahun 2019, penyakit ini menyebar ke kota-kota lain. Pada tahun 2023, penyakit tersebut bahkan telah menjangkau daerah pedesaan.
4. Statistik terbaru kasus demam berdarah di Bangladesh
Pexels/Engin
Menurut data yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Kesehatan, dari total 206.288 kasus demam berdarah, sebanyak 195.925 pasien telah pulih, mencapai tingkat kesembuhan sebesar 95 persen.
Pada hari Minggu (1/10/2023), tercatat 2.882 pasien baru yang menderita demam berdarah dirawat di berbagai rumah sakit di seluruh Bangladesh.
Hanya dalam bulan, September 2023 terdapat 396 kematian terkait penyakit ini, bahkan hampir 80.000 pasien menjalani perawatan di rumah sakit.
Di bulan Agustus, terdapat 342 kematian akibat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, sedangkan tahun sebelumnya, Bangladesh melaporkan 281 kematian dan 123.808 kasus penyakit.
Lonjakan kasus yang signifikan ini mulai memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan negara tersebut, demikian disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
5. Dampak dan respons terhadap perubahan iklim
Pexels/Pixabay
Dr. Mohammad Rafiqul Islam, seorang dokter di Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Shaheed Suhrawardy Medical di Dhaka, menyatakan bahwa sebagian besar pasien yang mereka tangani di rumah sakit menderita kasus demam berdarah yang sudah kedua atau ketiga kalinya.
Ia menjelaskan bahwa ketika seseorang terkena DBD untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya, tingkat keparahan penyakit ini akan meningkat. Akibatnya, jumlah kematian juga lebih tinggi.
Meskipun Bangladesh telah mencatat kasus demam berdarah sejak tahun 1960-an, namun wabah pertama DBD baru tercatat pada tahun 2000.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan bahwa demam berdarah, bersama dengan penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk seperti chikungunya, demam kuning, dan Zika, akan menyebar dengan lebih cepat serta lebih luas akibat dari perubahan iklim.
Nah, itulah rangkuman informasi mengenai Bangladesh melawan wabah demam berdarah. Upaya bersama dari komunitas medis, pemerintah, dan organisasi kesehatan internasional yang merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh sistem kesehatan Bangladesh.