Terus Bertambah, Dinkes DKI Temukan 12 Kasus Cacar Monyet di Jakarta
Gejalanya mulai muncul dalam rentang waktu 6-16 hari setelah paparan virus
26 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cacar monyet adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka yang berasal dari hewan (zoonosis), yang sering disebut sebagai virus monkeypox secara global. Penyakit ini dinamai demikian karena monyet merupakan inang utama dari virus monkeypox.
Sebenarnya, kasus cacar monyet telah tercatat sejak tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan, yang merupakan kasus penularan dari monyet ke manusia.
Namun, jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox terus meningkat di Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mencatat bahwa saat ini terdapat 12 orang yang terjangkit penyakit ini.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyebutkan bahwa total kasus cacar monyet di Jakarta sejak pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 adalah sebanyak 13 orang.
Kali ini Popmama.com sudah merangkum informasi yang berkaitan dengan lonjakan kasus cacar monyet. Total kasus positif 13 orang terdiri 1 kasus Agustus 2022 yang sudah sembuh, dan 12 kasus positif aktif per 25 Oktober 2023.
Yuk, simak informasi detailnya!
1. Hanya satu orang yang baru sembuh
Ngabila menjelaskan bahwa dari total 13 kasus, satu di antaranya merupakan kasus monkeypox yang terjadi pada Agustus 2022 dan telah pulih.
Kasus berikutnya muncul pada tanggal 13 Oktober 2023, kemudian satu kasus lagi teridentifikasi pada tanggal 19 Oktober, dan pada tanggal 21 Oktober tercatat 5 kasus baru. Setelah itu, terdapat 2 kasus pada tanggal 23 Oktober, serta 3 kasus pada tanggal 24 Oktober.
"Saat ini 12 pasien cacar monyet masih menjalani isolasi mandiri. Salah satu positif hasil dari kontak erat seksual," ujar Ngabila.
Editors' Pick
2. Koordinasi Heru Budi Hartono dengan Menteri Kesehatan
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menyatakan bahwa mereka telah melakukan koordinasi yang intensif dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, terkait temuan cacar monyet.
"Saya komunikasi ketat dengan Pak Menkes, jadi saya tahu detail peristiwanya, detail tracing-nya, kami paham," kata Heru.
Ia juga menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk menelusuri kontak erat pasien monkeypox agar bisa mengantisipasi penularan cacar monyet.
3. Penyebab cacar monyet
Cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga Poxviridae dan genus Orthopoxvirus. Genus Orthopoxvirus juga mencakup penyebab penyakit cacar, yaitu smallpox, serta virus cowpox (cacar sapi) dan virus vaccinia (yang digunakan dalam vaksin cacar).
Meskipun virus ini dapat menyebar dan menular, namun dapat dibedakan dari virus penyakit kulit lain seperti cacar air dan herpes. Pada awalnya, virus ini ditemukan melalui gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet. Penularan yang paling umum terjadi dari hewan ke manusia.
4. Gejala pada cacar monyet
Tanda dan gejala cacar monyet biasanya muncul setelah 6-16 hari sejak paparan virus, dengan masa inkubasi berkisar antara 6-13 hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yakni fase invasi dan fase erupsi kulit. Berikut penjelasan untuk masing-masing fase, antara lain:
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus. Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan adalah:
- Sakit kepala berat
- Demam
- Sakit punggung
- Lemas (asthenia)
- Nyeri pada otot
- Mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan)
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
2. Periode Erupsi Kulit
Gejala utama dalam periode erupsi kulit pada cacar monyet adalah munculnya ruam pada kulit, biasanya akan terjadi pada 1-3 hari setelah pengidap mengalami demam.
Pertama-tama, ruam akan muncul di wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki, dan wajah merupakan bagian yang paling terdampak ruam. Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berubah menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam beberapa waktu akan membentuk kerak.
5. Pengobatan untuk cacar monyet
Saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet. Pasalnya, kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu 2-4 minggu.
Namun, beberapa negara menggunakan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet. Obat ini berfungsi dengan menghambat perkembangan dan penyebaran virus monkeypox.
Selama mengalami gejala cacar monyet, disarankan untuk memprioritaskan istirahat yang cukup, memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi, serta menjaga pola makan sehat. Orang yang terkena cacar monyet juga disarankan untuk melakukan isolasi mandiri dan tidak meninggalkan rumah untuk meminimalkan penyebaran.
Nah, itulah rangkuman informasi terkait lonjakan kasus cacar monyet. Namun, jika gejalanya menjadi parah atau terjadi komplikasi, maka disarankan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga:
- Waspada Penularan Virus Cacar Monyet dengan Kenali Pemicunya!
- Waspada Cacar Monyet, Inggris Laporkan Tiga Kasus Baru
- WHO Sebut di RD Kongo Terdapat 1284 Kasus Suspek Cacar Monyet