Cintai Lingkungan, Ini 3 Cara Efektif Mengatasi Sampah Plastik
Kamu bisa mulai dari diri sendiri nih
12 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia. Sebanyak 175 ribu ton sampah per hari yang dihasilkan Indonesia sebanyak 15 persennya adalah sampah plastik.
Sampai sekarang, pembicaraan mengenai hal ini terus ramai diperbincangkan di tengah masyarakat, sebab sampah plastik memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang harus ditanggung oleh alam.
Sebagai salah satu perusahaan terbesar yang menyumbang banyaknya sampah plastik, Unilever terus berkomitmen dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Ditemui dalam diskusi media pengelolaan sampah plastik dan upaya daur ulang di Jakarta, Rabu (31/07/2019), Maria Dewantini Dwianto, selaku Head of Corporate Communications Unilever Indonesia mengatakan bahwa, "Sebagai perusahaan, kami sadar bahwa harus ada yang dilakukan untuk mengatasai permasalah itu. Jangan melulu menjadi masalah, tapi mari menjadi bagian dari solusi dengan menjalankan apa yang kita bisa jalankan."
Ingat kasus matinya hewan laut akibat banyaknya sampah plastik yang mereka makan?
Melihat fenomena ini, pengelolaan sampah pun jadi satu cara cermat dengan meramaikan kampanye anti plastik yang sudah digencarkan oleh berbagai pihak.
Walaupun sudah menggalakkan gerakan anti plastik, nyatanya masih banyak masyarakat belum bisa memilah sampah secara benar.
Hal ini membuat sampah plastik susah untuk didaur ulang dan akan berakhir ke alam lagi.
Menanggapi hal tersebut, sebenarnya apa sih penyebab sampah plastik di Indonesia semakin banyak dan susah untuk didaur ulang?
Yuk, simak penjelasan Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
1. Tidak memilah sampah
Ditemui pada kesempatan yang sama, Mohamad Bijaksana Junerosano, perwakilan dari Waste4Change, mengatakan bahwa 81% masyarakat Indonesia itu ternyata tidak pilah sampah.
Berdasarkan data statistik, Sano mengatakan bahwa kemungkinan besar masyarakat masih mencampur sampah di rumah.
Padahal titik awal banyaknya sampah yang tidak bisa didaur ulang adalah karena individu yang tidak memperhatikan hal ini.
Kebiasaan mencampur sampah masih menjadi tren di kalangan masyarakat. Banyak dari masyarakat yang sudah menyadari pentingnya mengatasi sampah palstik, namun dengan perilaku seperti ini juga menjadi alasan mengapa mengapa Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan.
Yuk, pilah sampah mulai dari diri sendiri!
2. Sudah dipilah, lalu dicampur lagi
Permasalahan kedua adalah adanya infrastruktur yang tidak nyambung. Selain karena perilaku dan kebiasaan masyarakat yang masih tidak bisa memilah sampah, kesalahan infrastruktur juga menjadi penyebab lain mengapa sampah plastik Indonesia semakin susah didaur ulang.
Sano menambahkan, 10 persen masyarakat mungkin sudah melalukan pemilahan sampah, tetapi pada akhirnya dipembuangan akhir sampah-sampah tersebut akan dicampur lagi. Hanya sekitar 9 persen yang diolah dan dikelola secara baik.
Mengingat banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan Indonesia per hari nya, jumlah ini masih jauh sekali dari kata cukup.
Oleh sebab itu penting adanya edukasi untuk memilah sampah agar Indonesia tidak tertutup sampah di masa depan.