Mendonorkan Darah saat Pandemi, Aman atau Tidak?
Cari tahu jawabannya di bawah ini yuk!
17 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masih mewabahnya virus corona di Indonesia tentu membuat pemerintah kembali menganjurkan aturan physical distancing dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Adanya anjuran tersebut tentu berdampak besar terhadap kelangsungan bisnis tak hanya di Indonesia, melainkan seluruh dunia. Hal ini juga berdampak pada kegiatan donor darah yang dihentikan untuk sementara waktu.
Akibat pemberhentian sementara itu tentu membuat pasokan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) semakin menipis. Padahal, banyak penderita penyakit tertentu seperti demam berdarah dan thalasemia membutuhkan transfusi darah secara rutin.
Terlebih munculnya informasi terkait bahaya donor darah saat pandemi juga membuat masyarakat semakin takut untuk melakukan hal tersebut. Lantas, benarkah demikian? Berikut Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber.
Sebelum memulai donor darah lagi, simak ulasan berikut ini dulu yuk!
1. Bolehkah dan amankah donor darah saat pandemi?
Seperti yang sudah diketahui, virus corona atau yang dikenal dengan nama SARS-CoV-2 akan menyerang sistem pernapasan. Virus ini dapat menular melalui droplet atau percikan air liur orang yang terinfeksi saat mereka batuk dan bersin.
Itulah mengapa gejalanya mirip seperti orang pilek pada umumnya. Namun tetap perlu waspada, sebab virus corona juga dapat masuk ke dalam tubuh seseorang saat ia memegang benda yang terkontaminasi virus. Kemudian, dengan tangan yang sama menyentuh wajahnya, terutama mata, hidung, dan mulut.
Tetapi untuk urursan donor darah, kamu tak perlu khawatir. Sebab sampai saat ini belum ada penelitian yang menyebutkan virus corona bisa ditularkan transfusi darah. PMI pun telah mengatur dan memiliki prosedur transfusi yang aman.
Seperti yang disampaikan oleh dr. Falla Adinda, tim dokter Jovee, “Donor darah di kala pandemi pada dasarnya tidak dilarang, selama dilakukan sesuai protokol Covid-19. Justru di masa pandemi ini, di mana kesehatan sangat penting, mungkin darah kita pun menjadi sesuatu yang berharga bagi pasien di luar sana.”
Jadi jika ingin mendonorkan darah saat pandemi jawabannya diperbolehkan dan aman, asal dilakukan seseuai prtokol kesehatan yang ada ya!
Editors' Pick
2. Prosedur donor darah berdasarkan PMI
Tak asal mendonorkan darah, orang yang akan mendonorkan darahnya juga akan melewati berbagai proses pemeriksaan, penyaringan, serta pemisahan komponen lebih dulu. Proses tersebut dilakukan untuk memastikan darah ini aman. Jadi, darah tidak akan langsung diberikan kepada penerima donor.
Namun tak menutup kemungkinan virus corona ditemukan dalam darah orang yang mengalami gejala dan penderita Covid-19. Tetapi untuk orang yang sehat dan tidak berisiko tinggi terinfeksi virus corona, transfusi darah saat pandemi tidak masalah.
Agar donor darah tetap terasa aman dan nyaman selama pandemi, berikut prosedur PMI yang dibuatuntuk melindungi pendonor dan tenaga kesehatan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum memberikan darahnya, pendonor harus:
- Menjalani pengecekan suhu tubuh
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik
- Menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter
- Menjalani pengecekan kadar hemoglobin (Hb) dan tekanan darah
- Menjaga jarak fisik selama proses donor darah berlangsung
Jika suhu tubuh calon donor > 37,50 derajat celcius, proses donor darah tidak akan dilanjutkan. Begitu juga kalau dokter menemukan gejala dan faktor risiko Covid-19 saat pemeriksaan.
Baik pendonor atau pun petugas donor, disarankan untuk memakai masker. Khusus petugas, harus mengenakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap dan tidak diperkenankan bertugas kalau merasa tidak enak badan.
Jadi saat akan mendonorkan darah, pastikan kondisi kamu dan petugas yang meeriksa dalam keadaan sehat ya! Hal ini tentunya demi keamanan dan kenyamanan bersama.
3. Syarat mendonorkan darah
Nah, sebelum mendonorkan darahmu, kamu bisa mengetahui persayaratan di bawah ini. Meski semua orang pada umumnya bisa mendonorkan darahnya, namun persyaratan ini harus dipenuhi untuk menghindari terjadinya masalah kesehatan bagi pendonor. Beberapa syarat tersebut ialah:
- Sehat jasmani dan rohani
- Berusia 17 - 65 tahun
- Memiliki berat badan, minimal, 45 kg
- Memiliki tekanan darah normal, antara angka 100/70 mmHg dan 170/100 mmHg
- Memiliki kadar hemoglobin normal, yaitu 12,5 - 17,0 g%
- Tidak mendonorkan darahnya dalam 12 minggu terakhir
Namun selama pandemi, kamu tidak diperbolehkan mendonorkan darah jika:
- Demam, tidak enak badan, atau memiliki gejala Covid-19, contohnya batuk, pilek, dan sulit bernapas.
- Mempunyai riwayat kontak dekat dengan orang yang didiagnosis atau diduga terinfeksi Covid-19 dalam 14 hari terakhir.
- Terdiagnosis atau diduga terinfeksi virus corona.
- Baru sembuh dari Covid-19 (mereka sebenarnya boleh-boleh saja memberikan darahnya, namun harus menunggu sampai 28 hari setelah dinyatakan sembuh).
4. Pentingnya donor dan suplai darah
Faslitias kesehatan khususnya rumah sakit tentu sangat memerlukan stok darah untuk pasien mereka yng membutuhkan. Saking pentingnya, peran pendonor darah disamakan dengan peran tenaga kesehatan saat pandemi ini lho!
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), transfusi atau donor darah diperlukan bagi orang-orang yang kehilangan darah dalam jumlah banyak saat operasi atau akibat kecelakaan.
Darah tersebut pun dibutuhkan untuk individu yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, contohnya thalasemia yaitu ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hemoglobin normal.
Palang Merah Amerika alias American Red Cross juga menyampaikan bahwa ilmuwan tidak dapat membuat darah di laboratorium. Itulah sebabnya, donor darah sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya pemeliharaan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa mendonorkan darah saat pandemi itu diperbolehkan dan aman. Terutama untuk orang sehat yang tak memiliki faktor risiko terinfeksi Covid-19. Namun hal terpenting ialah, tetap mengikuti beberapa prosedur kesehatan yang telah dibuat PMI ya!
Nah, setelah mendonorkan darah, kamu bisa mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi yang dibutuhkan tubuh (seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B) untuk membentuk sel darah merah baru.
Ingin mengetahui informasi kesehatan terpercaya selama pandemi? Yuk, daftarkan email mu di Ngovee. Untuk mendapatkan suplemen dan vitamin spesial, kamu bisa langsung mengunduh aplikasi Jovee pada ponselmu.
Semoga bermanfaat dan semoga selalu dalam keadaan sehat ya!
Baca juga:
- Salut! Female Radio Dukung Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia
- Ingin Donor ASI? Pahami 7 Tahapan Prosedurnya dengan Tepat
- Bolehkah Donor Darah saat Puasa? Perhatikan Dulu 7 Hal Penting Ini.