Resolusi Terus Berulang Setiap Tahun, Apa yang Salah? Ini Faktanya!
Yuk, cari tahu penjelasan dari psikolog tentang resolusi yang terus berulang setiap tahun
13 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masih dengan euforia menyambut awal tahun baru 2024, tak sedikit dari kita mungkin masih membahas perihal resolusi yang akan dilakukan di sepanjang tahun ini.
Ya, resolusi menjadi salah satu bahasan yang hampir setiap tahunnya diperbincangkan banyak orang. Mungkin, Mama dan Papa juga jadi salah satu yang turut mencatat apa saja sih daftar resolusi yang akan digapai di tahun ini.
Tapi, bagaimana ya jika resolusi di tahun sebelumnya tak tercapai dan justru diulang kembali setiap tahunnya? Menjawab pertanyaan tersebut, Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog, dalam Popmama Talk menyebutkan bahwa hal ini sebenarnya sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat.
Meski demikian, resolusi yang terus berulang setiap tahunnya justru disebutkan Anna perlu menjadi bahan evaluasi bagi kita semua, Ma.
Untuk pembahasannya lebih lanjut, Popmama.com siap mengulasnya dalam episode Popmama Talk edisi Januari 2024.
Simak informasi selengkapnya ya, Ma!
Editors' Pick
1. Resolusi on repeat tiap tahun, harus dievaluasi!
Dalam penjelasannya, psikolog dari Amanasa Indonesia itu menyebutkan bahwa setiap individu yang memiliki resolusi dengan siklus terus berulang setiap tahunnya perlu melakukan adanya evaluasi.
"Kita perlu evaluasi, sebenarnya kenapa sih (resolusi) ini kok kayak on repeat ya tiap tahun selalu begitu," ungkap Anna menjelaskan.
Sebut saja contohnya adalah resolusi diet untuk mendapatkan body goals yang diinginkan.
Dari contoh kasus tersebut, Anna menjelaskan bahwa resolusi diet yang ingin diraih perlu dievaluasi kembali jika setiap tahunnya terus menjadi resolusi yang berulang.
Perlu adanya kesadaran dari dalam diri, apakah resolusi diet setiap tahun ini justru dikarenakan setiap tahun adanya fenomena kenaikan berat badan akibat banyaknya acara makan-makan yang dilakukan, atau justru terlalu ambisius sehingga tidak bisa mencapai resolusi tersebut.
"Kita salah atau kita jadinya terlalu ambisius gitu ya, untuk membuat resolusi ini sehingga jadinya memang itu tidak achievable (seperti dipaksakan)," sambungnya menjelaskan.
2. Jadi hal yang lumrah, tapi perlu adanya pembenaran
Ketika ditanya perihal apakah resolusi berulang setiap tahunnya adalah hal yang lumrah terjadi, Anna Deasyana sebagai seorang psikolog menilai bahwa hal ini memang menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat.
Namun, diingatkan kembali bahwa resolusi yang terus berulang tiap tahun justru perlu dipertanyakan dan perlu adanya pembenaran agar tiap resolusi yang diinginkan bisa terealisasikan dengan baik dan benar.
"Evaluasi pentingnya di situ, jadi kita perlu lihat sebenarnya ketika satu resolusi ini diulang, jangan-jangan ada tahap yang perlu dilakukan dulu sebelum melakukan target tersebut," ungkap Anna menjelaskan.
Contoh lainnya, misalkan Mama memiliki resolusi di tahun 2024 ini adalah ingin turun 20 kg, maka hal yang biasanya sudah terpikirkan saat ini adalah bahwa di akhir tahun 2024 nanti, maka berat badan ideal Mama akan tercapai karena telah berhasil menurunkan berat badan sebanyak 20 kg.
Anna menjelaskan bahwa tak ada salahnya dengan resolusi demikian, hanya saja kita perlu melihat kembali untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan tersebut, apa saja yang kita butuhkan. Apakah kita sudah mempersiapkan semuanya dengan benar?
Diungkapkan olehnya, membuat resolusi itu tidak bisa sembarangan. Dalam konteks diet tadi, maka jangan sampai body goals yang kita inginkan tercapai, tetapi justru sampai menyiksa diri kita sendiri.
"Di Desember 2024 nanti memang turun sih berat badannya, tapi dengan catatan kita sakit lah, kita nggak bahagia lah, atau malah nanti jadinya bakal (kena) body shaming. Itu perlu hati-hati di situ. Makanya ketika kita melakukan resolusi on repeat, kita perlu evaluasi sedalam itu sebenarnya," sambungnya menjelaskan.
3. Hindari hal ini jika tak ingin resolusi terus berulang
Seperti sudah menjadi tren yang tiap tahunnya terus menjadi perbincangan, tak sedikit orang justru menyamakan resolusi mereka dengan tujuan orang lain. Hal ini sebaiknya dihindari ya, Ma.
Pasalnya, setiap orang memiliki kondisi yang berbeda dan pencapaian yang ingin diraih pun tidak bisa disama ratakan agar resolusi yang dibuat bisa lebih realistis dan mudah dicapai.
Tak apa kok jika memang ingin mencari inspirasi dari resolusi orang lain, tapi pastikan sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kita masing-masing ya, Ma.
“Jangan mengikuti orang lain karena sebenarnya itu akan membuat kita jadi tidak mempunyai tujuan sendiri. Mengikuti resolusi orang lain juga akan lebih mudah menurunkan motivasi, motivasi jadi gampang hancur,” ungkap Anna Deasyana.
Hal tak kalah penting lainnya dalam membuat resolusi agar tidak menjadi resolusi berulang adalah menghindari resolusi tanpa tahu tujuan yang pasti. Penting juga untuk menikmati dan memahami setiap proses yang ingin dicapai sampai akhir tujuan nanti.
“Kita sering kali mudah meremehkan diri sendiri dengan berkata belum mencapai apa-apa. Padahal, kalau lihat ke belakang, sudah banyak hal-hal kecil yang kita lakukan demi mencapai resolusi tetapi kurang dinotice,” kata Anna Deasyana.
“Jadi, mulai sekarang ayo perhatikan hal-hal kecil karena hal kecil itu bisa menjadi tenaga kita buat membangun resolusi. Kalau motivasi lagi turun, maka hal kecil tersebut bisa jadi pembangkit semangat buat menjalankan resolusi di sisa periode yang ada,” sambungnya.
Itulah fakta di balik resolusi yang selalu berulang setiap tahun menurut penjelasan psikolog. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa resolusi yang terjadi berulang perlu adanya evaluasi mendalam agar bisa diperbaiki, sehingga menjadi lebih realistis dan mudah dicapai.
Jika Mama masih bingung apakah resolusi itu penting atau tidak, dan bagaimana cara membuat resolusi agar lebih pasti, yuk cari tahu informasi selengkapnya dalam Popmama Talk edisi Januari 2024 di bawah ini:
PODCAST POPMAMA TALK EP.7 - Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog - Amanasa Indonesia
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Host - Wahyuni Sahara
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Ninda Anisya
Internship - Dewi Hanifah
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Krisnaji Iswandani
Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto
Stylist - Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Putri Syifa Nurfadilah
Wardrobe - PWP (plat with pattero)
Baca juga:
- Penting, Tips Mengajarkan Anak Membuat Resolusi
- 5 Tips Mencapai Resolusi Finansial bagi Ibu Pekerja
- 5 Cara Konsisten Menjalankan Resolusi di Tahun Baru
Popmama Star
Popmama Talk: Anna Deasyana, M. Psi., Psikolog - Amanasa Indonesia
Biar Resolusi Gak Jadi Halusinasi