Haid atau menstruasi adalah siklus bulanan yang umum terjadi pada setiap perempuan. Namun, siklus yang terjadi setiap bulannya ini tak sedikit pula sebabkan berbagai gangguan pada perempuan.
Akibatnya, perempuan yang alami gangguan haid akan membuat kegiatan harian mereka terganggu.
Gangguan haid sendiri ialah kelainan yang terjadi pada siklus haid perempuan. Gangguan ini terdiri dari ragam jenis, mulai dari darah haid yang terlalu sedikit atau banyak, nyeri haid, waktu datang bulan yang tidak teratur, hingga depresi menjelang haid atau premenstrual dysphoric disorder.
Agar dapat dicegah dan diatasi sejak dini, yuk, ketahui gangguan haid apa saja dapat timbulkan bahaya jika dibiarkan.
Berikut Popmama.com telah merangkumnya dari berbagai sumber terkait ragam gangguan haid yang berbahaya.
1. Endometriosis membuat perempuan mengalami menstruasi dengan nyeri yang sangat hebat
Pexels/polina-zimmerman
Endometriosis atau endomet ialah kondisi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim yang mengalami penebalan. Hal ini membuat menstruasi terasa lebih menyakitkan dan juga tak teratur.
Sebelum siklus menstruasi bulanan tiba, endomet akan menebal sebagai tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Bila tidak dalam kondisi hamil, endomet akan luruh, lalu keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.
Pada kasus endomet, jaringan endomet di luar rahim ini dapat ikut menebal tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan keluhan nyeri, tak jarang kondisi ini dapat menyebabkan kemandulan.
Salah satu tanda dari endomet yang bisa kamu ketahui adalah kebiasaan sering buang kecil yang berlebihan. Meski terlihat biasa saja, nyatanya kondisi ini juga bisa berbahaya bagi tubuh jika tidak diatasi.
2. Menorrhagia, keluar darah yang berlebihan hingga ganggu aktivitas kamu
Pexels/Polina Zimmerman
Selanjutnya ada menorrhagia atau gangguan menstruasi berupa keluarnya darah secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak dan akan membuat kegiatan harianmu terganggu.
Bagi kamu yang sering alami durasi menstruasi melebihi dari batas normal yakni 5-7 hari, maka kamu perlu mewaspadai gangguan ini. Umumnya, gangguan ini disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya pola makan yang berubah, terlalu sering olahraga, gangguan hormon, infeksi di vagina atau leher rahim, dan lainnya.
Untuk mengetahui lebih pasti apa saja keluhan yang dialami perempuan dengan gangguan menstruasi menorrhagia, berikut yang perlu kamu ketahui:
Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus mengganti pembalut tiap jam.
Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan yang keluar.
Saat tidur, kamu harus sering bangun untuk mengganti pembalut.
Mengalami gejala anemia, seperti lemas, pucat, atau sesak napas.
Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari.
Editors' Pick
3. Oligomenorea, kondisi jarang sekali mengalami menstruasi
Freepik
Jika gangguan sebelumnya membuat darah haid keluar begitu banyak dan lebih sering dari durasi normal. Oligomenorea justru menjadi gangguan lainnya yang membuat seorang perempuan jarang sekali mengalami menstruasi.
Jika umumnya durasi haid yang normal yakni 5-7 hari dalam kurun waktu sebulan, justru gangguan ini bisa lebih dari 35-90 hari atau mendapat haid kurang dari 8-9 kali dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea umumnya dialami oleh remaja yang baru memasuki pubertas atau juga dialami oleh perempuan yang sudah memasuki masa menopause.
Di samping durasi haid yang jarang terjadi, berikut beberapa hal lain yang mungkin menjadi penyebab oligomenorrhea, diantaranya:
Gangguan ovulasi.
Masalah psikologis, seperti stres dan depresi.
Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat.
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.
Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.
Efek samping obat-obatan tertentu seperti antipsikotik dan antiepilepsi.
Penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik ovarium (PCOS).
4. Dismenorea, kondisi nyeri haid di hari pertama atau kedua
Freepik/diana.grytsku
Jika kamu sering merasakan nyeri haid di hari pertama atau kedua, mungkin gangguan dismenorea bisa menjadi salah satu penyebabnya. Dismenorea memiliki gejala berupa nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung, bahkan terkadang menyebar hingga ke punggung bawah serta paha.
Rasa nyeri yang terjadi dibeberapa titik tubuh tersebut pun bisa disertai dengan mual, muntah, hingga sakit kepala penderitanya. Gangguan ini bisa terjadi kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari pertama haid.
Namun, setelah beberapa hari, maka hormon tersebut akan berkurang kadarnya hingga dapat membuat nyeri haid yang dirasakan pun ikut mereda.
Meski sering kali mengganggu kegiatan harian, nyeri haid jenis dismenorea umumnya akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
Perlu diketahui pula, bahwa dismenorea bisa terjadi karena adanya kelainan sistem reproduksi perempuan seperti endomet, miom rahim, kista, radang panggul, penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim,
Normalnya, dismenorea yang terjadi karena hormon prostaglandin akan berlangsung tidak lama. Namun, gangguan dismenorea yang diakibatkan penyakit tertentu biasanya akan berlangsung lebih lama dan lebih buruk seiring bertambahnya usia.
5. Amenorea, kondisi menstruasi yang harus mendapatkan perhatian klinis
Freepik
Gangguan amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder. Di mana amenorea primer merupakan kondisi seorang perempuan yang belum mengalami haid sama sekali hingga 16 tahun.
Sementara itu, amenorea sekunder ialah kondisi seorang perempuan dengan usia subur yang tidak sedang hamil atau pernah menstruasi sebelumnya, tetapi berhenti mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau lebih.
Keduanya diketahui memiliki penyebab yang berbeda. Untuk amenorea primer, ini disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon menstruasi, atau masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.
Sementara penyebab dari amenorea sekunder diantaranya adalah sebagai berikut:
Kehamilan.
Menyusui.
Menopause.
Stres berat.
Penurunan berat badan yang berlebihan.
Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim.
Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD.
Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penunda haid, dan antidepresan.
Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome (PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis.
Kekurangan gizi atau malnutrisi dan olahraga yang berlebihan juga bisa menyebabkan wanita mengalami amenorea.
6. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD), kondisi nyeri saat menjelang haid yang umum namun jika berlebihan harus mendapatkan penanganan
Freepik
Tak hanya saat haid tiba, beberapa hari menjelang haid pun tak sedikit perempuan yang alami beberapa gejala seperti nyeri atau kram perut ringan, sakit kepala, dan keluhan psikologis lainnya seperti perubahan mood, merasa cemas, gelisah, hingga mudah emosi.
Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, ini bisa jadi kamu alami gangguan PMS atau premenstrual syndrome. Tetapi, jika gejala PMS yang dirasakan justru terasa lebih berat hingga membuat kegiatan harianmu terganggu, maka kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
Dari gejala PMS yang dirasakan, gejala PMDD biasanya lebih parah diantaranya adalah sedih yang berlebih, gelisah, susah tidur, makan berlebihan, sulit konsentrasi, depresi, merasa lemas dan tidak berenergi, bahkan tak jarang muncul ide atau keinginan untuk bunuh diri.
Penyebab keduanya sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun banyak yang menyebutkan bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya kelainan zat kimia di otak yang mengatur mood. Salah satu zat kimia tersebut adalah serotonin.
Berikut juga menjadi beberapa hal yang diduga menjadi pemicu munculnya kondisi PMS maupun PMDD, diantaranya:
Penyakit tiroid
Kelebihan berat badan
Jarang berolahraga
Faktor keturunan
Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang
Itulah beberapa gangguan haid atau menstruasi yang bahaya jika dibiarkan. Untuk memastikan dan mengetahui apa penyebab gangguan haid yang kamu alami, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
Penanganan dan pengobatan setiap jenis gangguan pun berbeda, itulah mengapa penting mengetahui gangguan haid apa yang kamu alami dan harus segera diatasi.
Meski gangguan haid umumnya terjadi hanya sesekali dan normal dialami banyak perempuan. Namun, jika gejala yang ditimbulkan berlangsung lebih sering dan dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter ya!