Penyebab Pusing setelah Makan dan Cara Mengatasinya
Jangan anggap remeh penyakit ini ya, Ma. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami hal ini
21 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makan adalah suatu kebutuhan pokok bagi semua manusia. Ketika makan pastinya akan menambahkan energi untuk berkegiatan sehari-hari.
Ada banyak orang merasa pusing sebelum makan. Gula darah yang rendah bisa membuat orang merasa pusing atau lelah, terutama mereka yang sudah lama tidak makan. Pada saat yang sama, pusing jarang terjadi setelah makan, tetapi penyakit masih sering terjadi.
Kondisi medis tertentu dan sensitivitas makanan dapat menyebabkan pusing setelah makan. Terkadang dokter mengatakan pusing setelah makan yaitu penyakit vertigo postprandial.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan gejala ini, dan penyebab mengapa bisa pusing setelah makan.
Jika Mama ingin mengetahui apa saja yang bisa jadi penyebab pusing setelah makan, kali ini Popmama.com sudah merangkum informasinya yang penting untuk Mama ketahui!
1. Hipotensi postprandial
Melansir Health Line, hipotensi postprandial setelah makan adalah penurunan tekanan darah setelah makan. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke lambung dan usus sehingga membuat aliran darah menjauh dari bagian tubuh lainnya. Ini menjadi salah satu penyebab pusing setelah makan.
Akibatnya, detak jantung meningkat, memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah juga diperketat. Kedua faktor tersebut bisa menyebabkan orang merasa pusing setelah makan. Sekitar sepertiga perempuan dan pria lanjut usia (lansia) biasanya mengalami kondisi ini.
Selain pusing, penderita hipotensi postprandial setelah makan juga bisa mengalami gejala berikut:
- Angina (nyeri dada).
- Merasa lemah.
- Mual Perubahan visual.
Dalam kasus yang jarang terjadi, hipotensi postprandial dapat menyebabkan stroke. Ini juga disebut serangan iskemik transien. Penderita hipertensi berisiko mengalami hipotensi postprandial setelah makan.
Dokter belum menemukan cara untuk mengobati hipotensi postprandial, tetapi mereka dapat merekomendasikan perubahan pola makan dan gaya hidup untuk membantu mengurangi kondisi seperti ini.
Editors' Pick
2. Hipoglikemia nondiabetes
Hipoglikemia non diabetes adalah penyakit langka. Karena gula darah turun secara tiba-tiba, kondisi seperti ini bisa menyebabkan pusing setelah makan.
Turunnya gula darah daripada meningkat setelah makan sering dialami oleh penderita hipoglikemia non diabetes atau biasa disebut dengan hipoglikemia reaktif.
Dokter belum sepenuhnya memahami penyebab dari kondisi ini, namun mereka menduga bahwa makanan akan menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak insulin.
Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk memproses gula darah dan menurunkan kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula darah seseorang turun terlalu cepat dan terasa pusing.
Gejala lain yang sama dengan hipoglikemia non-diabetes berikut ini:
- Merasa cemas.
- Merasa sangat mengantuk.
- Kelaparan.
- Sifat mudah marah.
- Gemetar berkeringat.
- Kebingungan atau rasa gugup.
Dalam beberapa kasus, kondisi hipoglikemia nondiabetes dapat ditangani dengan pembedahan dan disembuhkan.
3. Dipicu oleh makanan tertentu
Terkadang, apa yang Mama makan bisa memicu penyakit akut (sementara) atau kronis dan membuat Mama merasa pusing. Misalnya, makan makanan tertentu dikaitkan dengan migrain, dan salah satu gejalanya adalah pusing.
Contoh makanan yang diketahui menyebabkan sakit kepala migrain meliputi:
- Alkohol.
- Cokelat.
- Produk susu.
- Makanan dengan monosodium glutamat.
- Acar.
- Kacang-kacangan.
Minum produk berkafein, seperti kopi atau soda, juga bisa membuat sebagian orang pusing. Kepekaan terhadap kafein sangat bervariasi. Kafein adalah stimulan dan dapat meningkatkan ritme jantung Mama.
Orang dengan riwayat masalah yang berhubungan dengan jantung dan orangtua mungkin tidak dapat mentolerir perubahan detak jantung tersebut. Hasilnya mungkin pusing.
Beberapa penderita vertigo atau penyakit Meniere mungkin juga merasa pusing setelah makan makanan tertentu.
Kondisi ini melibatkan telinga bagian dalam dan dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. Makanan pemicu mungkin termasuk makanan tinggi garam, alkohol, dan makanan yang diketahui memicu migrain.
4. Berdiri setelah duduk
Dalam banyak kejadian, penyebab pusing setelah makan itu sederhana. Melansir Medical News Today, kebanyakan orang duduk untuk makan dan kemudian segera berdiri. Beberapa orang tiba-tiba mengalami penurunan tekanan darah saat berdiri. Hal ini sering terjadi bukan karena makanannya ya, Ma melainkan perubahan dari duduk menjadi berdiri yang dilakukan secara cepat.
Hipotensi ortostatik adalah sebutan bagi medis yang menyebabkan penurunan tekanand darah yang terjadi ketika seseorang beralih dari duduk menjadi berdiri secara cepat, namun banyak orang mengatakan hal tersebut sakit kepala.
Beberapa penyebab potensial meliputi:
- Gangguan sistem saraf.
- Dehidrasi.
- Gula darah rendah.
- Masalah jantung yang membuat jantung sulit memompa cukup darah saat seseorang berdiri.
- Obat untuk mengobati tekanan darah tinggi.
- Kehamilan.
- Paparan panas yang berlebihan.
- Infeksi atau demam.
- Diabetes Pembuluh darah tersumbat.
- Anemia Pendarahan di suatu tempat di tubuh, seperti di perut.
Pada orang yang tekanan darahnya turun hanya sesekali, minum banyak air dapat membantu. Jika tidak, Mama bisa pastikan ke dokter untuk memastikan tidak ada penyakit serius yang mendasarinya.
5. Kapan sebaiknya pergi ke dokter karena pusing setelah makan?
Jika Mama mengalami pusing setelah makan secara terus menurus dan sudah mengganggu kesehatan Mama, ada baiknya Mama konsultaasi ke dokter. Mama tidak boleh meremehkan penyakit ini ya, Ma karena penyakit ini jika sudah diketahui dan dikonsultasikan ke dokter dapat diobati.
Keburukan dari gejala ini juga bisa membuat Mama jatuh ketika sedang pusing, dan mengalami cedera. Hal tersebut dapat memperburuk keadaan. Pengobatan pusing setelah makan biasanya tergantung pada penyebabnya.
Misalnya, jika hipotensi postprandial yang menyebabkan masalah, beberapa perawatan dapat mencakup opsi berikut:
- Pilih makanan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran. Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, seperti roti putih, nasi putih, dan kentang dicerna dengan cepat dan meningkatkan risiko hipotensi postprandial.
- Minum banyak air, terutama sebelum makan. Minum satu atau dua gelas air putih dapat menambah jumlah darah pada seseorang sehingga tekanan darahnya tidak akan turun.
- Makanlah makanan dalam porsi kecil dalam jumlah sedikit sehari. Karena tubuh mengonsumsi lebih banyak energi dan darah untuk mencerna makanan dalam jumlah besar, makan dalam porsi kecil dapat mengurangi pusing setelah makan.
- Bangunlah perlahan dalam satu jam pertama setelah makan, karena ini adalah waktu di mana rasa pusing setelah makan paling mungkin terjadi.
- Hindari makanan yang diketahui memicu pusing seperti kafein, alkohol, dan makanan tinggi natrium.
- Jika pusing Mama akibat makan makanan tertentu atau alergi makanan, sebaiknya hindari makanan itu. Jika Mama tidak yakin makanan mana yang menyebabkan masalah, bicarakan dengan dokter Mama tentang diet eliminasi untuk menentukan penyebab yang mendasari.
Itulah Mama beberapa penyebab Mama ketika habis makan kepala terasa pusing, ternyata banyak ya penyebabnya. Dan hal tersebut harus dihindari lho Ma agar Mama selalu sehat ya!
Baca juga:
- Cara Mengolah Oatmeal agar Jadi Sarapan Sehat dan Lezat
- Yuk Ma, Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Vitamin E
- Kapan Waktu Terbaik Melakukan Olahraga? Ini Kata Ahlinya