WHO: Orang Muda Sehat Bisa Tak Dapat Vaksin Covid hingga 2022
Vaksin corona akan diprioritaskan bagi orangtua dan kelompok rentan lainnya
15 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan orang muda yang sehat kemungkinan tidak mendapatkan vaksin corona hingga 2022 lho, Ma.
Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan langkah itu diambil karena imunisasi akan diprioritaskan bagi orangtua dan kelompok rentan lainnya terlebih dahulu.
Menurut dia, petugas kesehatan, pekerja di garis depan dan orang tua kemungkinan akan ditawari vaksin terlebih dahulu, meski rincian siapa saja yang menjadi prioritas masih dirampungkan oleh WHO.
Lalu, bagaimana vaksin yang akan melawan Covid-19 ini? Dan kapan akan bisa digunakan? Kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Disimak sebagai pengetahuan baru sekaligus kabar baik ini yuk, Ma!
1. Vaksin diprioritaskan untuk orangtua dan tenaga kesehatan
Beberapa dunia maju tengah mengembangkan vaksin corona lho, Ma. Sayangnya, kalangan usia muda dan sehat tidak diprioritaskan untuk mendapat vaksin sampai 2022.
Hal tersebut dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang juga mengatakan langkah tersebut diambil karena vaksin corona akan diprioritaskan bagi orangtua dan kelompok rentan lainnya.
Selain orangtua, petugas kesehatan dan pekerja yang berada di garis depan akan menerima terlebih dahulu vaksin corona.
Meskipun belum ada vaksin corona yang dianggap layak, aman dan efektif menurut WHO. Tapi organisasi ini berharap setidaknya ada satu vaksin yang dapat ditemukan pada 2021.
Editors' Pick
2. Amerika Serikat secara independen menyiapkan dosis yang cukup untuk memvaksin setiap orang di Amerika
Seperti WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan juga tengah bersiap untuk memprioritaskan komunitas berisiko tertentu untuk distribusi dosis langka.
AS telah secara independen mendapatkan ratusan juta dosis dari enam perusahaan dengan vaksin potensial yang sedang dikembangkan lho!
Pejabat tinggi kesehatan AS telah mengatakan bahwa mereka dapat memiliki dosis yang cukup untuk memvaksinasi setiap orang Amerika pada musim semi 2021, dengan distribusi terbatas untuk kelompok yang diprioritaskan mulai tahun ini.
3. WHO meluncurkan program COVAX
Pejabat tinggi WHO telah memperingatkan negara-negara agar tidak mengamankan dosis vaksin untuk warganya sendiri seperti yang telah dilakukan AS dan China.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hal itu sebagai nasionalisme vaksin.
WHO sendiri telah meluncurkan program COVAX untuk menjamin akses yang adil terhadap pasokan dosis vaksin bagi seluruh dunia.
Lebih dari 170 negara, termasuk China dan Inggris, telah berinvestasi di fasilitas tersebut, yang memberi manfaat pengembangan vaksin di seluruh anggotanya.
"Kami perlu memastikan bahwa kami memvaksinasi mereka yang paling berisiko di setiap negara sebelum kami memvaksinasi semua orang di beberapa negara," kata Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis di WHO Maria Van Kerkhove.
"Sebagian dari itu tidak hanya karena komitmen pemerintah, tetapi juga pemahaman individu yang mengatakan, 'Saya orang yang lebih muda. Saya tidak memiliki kondisi yang mendasarinya. Saya mungkin perlu menunggu agar kakek nenek saya bisa mendapatkan vaksin" ucap dia.
Tetapi semua rencana distribusi itu tentu saja bergantung pada apakah sudah ada vaksin yang aman dan efektif.
4. Penghentian sementara uji klinis AstraZeneca
Komentar WHO tersebut muncul beberapa hari setelah Johnson menghentikan sementara uji coba vaksin tahap akhir mereka karena masalah keamanan. Sementara uji coba tahap akhir AstraZeneca di AS masih ditunda setelah dihentikan bulan lalu.
Menurut pejabat kesehatan, penghentian sementara dalam uji klinis seperti itu biasa terjadi. Hal itu menunjukkan bahwa badan pengatur mengambil tindakan pencegahan keamanan yang tepat dalam mengembangkan vaksin.
Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis di WHO, Van Kerkhove menekankan bahwa meski tanpa vaksin, dunia memiliki alat untuk menghentikan penyebaran virus corona sekarang.
"Saat ini kami memiliki alat yang dapat mencegah peristiwa amplifikasi," ucapnya. Kata dia, mengenakan masker, menghindari keramaian dan sering mencuci tangan diyakni dapat memperlambat penyebaran. "Kami dapat mengatasi virus dan di banyak negara mereka telah mengendalikan penularan."
Untuk itu, dengan belum ditemukan vaksin yang efektif melawan Covid-19, Mama dan keluaga harus selalu jaga kesehatan ya!
Dan tetap hati-hati ya, Ma jika ingin berkegiatan di luar rumah!
Baca juga:
- 5 Fakta Studi Terbaru Terkait Virus Corona
- 6 Alasan Mama Butuh Detoks Media Sosial saat Pandemi, Perlu Dicoba!
- Obat-obatan yang Digunakan Donald Trump Usai Positif Covid-19