2 Ibu Baru Melahirkan dan Bayinya Dievakuasi Pasca Banjir di Sukajaya
Bayi yang baru usia 2 hari pun akhirnya ikut diselamatkan
8 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selasa (7/1/2020) tiga warga Kampung Cileuksa Utara, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dievakuasi menggunakan tandu tradisional yang menggunakan kain sarung dan bambu.
Salah satunya bernama Acep, lansia berumur 58 tahun, mengidap stroke dan tidak bisa berjalan.
Dua warga lainnya adalah perempuan yang baru saja melahirkan. Para ibu yang baru saja melahirkan ini terpaksa dievakuasi bersama bayi mereka yang berusia dua hari dan satu minggu.
Evakuasi diarahkan ke rumah kerabat mereka di Desa Banjaririgasi, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten, berikut kabar pasca banjir di Sukajaya seperti telah dilansir dari IDN Times.
Editors' Pick
1. Warga yang menjadi korban harus diangkut menggunakan tandu darurat
Bermodalkan bambu dan sarung maka jadilah tandu darurat buatan warga yang seadanya. Sederhana tapi bisa menyelamatkan nyawa yang berharga.
Salah satu relawan bernama Irfan Ginanjar menyebutkan, ia bersama rekannya mendapatkan informasi adanya tiga warga yang hendak dievakuasi, tapi mengalami keterbatasan peralatan.
"Tadi dua ibu-ibu melahirkan itu pertama Nisa dan Dian. Kita gendong dan kita buatkan tandu tradisional dari kampung mereka," ujar mahasiswa asal Kota Tangerang itu kepada IDN Times, Rabu (8/1/2020).
2. Proses evakuasi seorang lansia dan dua ibu baru melahirkan beserta bayinya berjalan lancar
Irfan mengatakan proses evakuasi seorang lansia dan dua orang ibu baru melahirkan beserta bayinya bisa dikatakan cukup sulit, karena akses jalan yang berlumpur dan licin.
Namun evakuasi ke wilayah Kabupaten Lebak, Banten, tersebut berjalan lancar. Ada 35 orang yang dievakuasi ke Lebak, sebagian lain ada yang mengungsi ke rumah kerabatnya.
"Semuanya lancar tanpa adanya hambatan, dan semuanya juga selamat. Termasuk bayi mereka yang baru lahir itu," ujar dia.
3. Desa Cileuksa masih terisolasi dan butuh bantuan
Menurut Irfan, Desa Cileuksa masih membutuhkan banyak tenaga bantuan untuk melakukan evakuasi korban yang masih terisolasi. Ada 14 kampung di desa tersebut yang memiliki jarak cukup jauh dengan medan sulit dilalui.
"Kita juga evakuasi tujuh kendaraan roda dua yang terendam lumpur, kendaraan itu memaksa menerobos kubangan lumpur yang mencapai kedalaman satu meter. Tenaga relawan dan medis sangat dibutuhkan di sini, untuk itu para relawan dari mahasiswa ini akan difokuskan di Kampung Cileuksa Utara," kata dia.
Persediaan makanan dan obat-obatan pun masih terbatas. Diharapkan ada bantuan yang bisa diterima untuk warga.
Sementara, relawan Mapala Mahesa Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Muhammad Dendy Dwi Ruwandi menyebutkan, saat ini kebutuhan utama korban terdampak tanah longsor dan banjir adalah obat-obatan dan bahan makanan.
"Stok sih ada di kampung itu, tetapi kemungkinan hanya cukup untuk satu minggu saja. Maka dari itu kami bersama mahasiswa STIS NU Nusantara Tangerang dan juga mahasiswa Kepulauan Riau, akan bersiaga di kampung itu, guna membantu warga setempat," ucap Dendy.
Baca juga:
- Penting! Ini Penanganan Sebelum & Sesudah Banjir untuk Ibu Hamil Muda
- Tips Penting Menjaga Bayi Korban Banjir Sebelum dan Sesudah Dievakuasi
- Korban Banjir Jakarta Terkena Hiportemia, Begini 5 Cara Mencegahnya!