6 Alasan Kamu Perlu Membaca Buku Power Pink Diary by Lovepink
Buku ini diluncurkan oleh Lovepink untuk berbagi kisah & dukungan untuk penderita kanker payudara
10 Mei 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Selasa (08/05/2018), Lovepink meluncurkan buku berjudul Power Pink Diary. Buku yang dipersembahkan untuk para penderita kanker dan semua orang yang ingin mengetahui hal lebih jauh tentang penyakit ini.
Buku Power Pink Diary ini ditulis oleh Samntha Barbara, seorang penulis sekaligus Ketua Lovepink Indonesia. Ia mengatakan, “Menjadi pasien kanker payudara bukanlah hal mudah, perasaan takut dan bingung bercampur menjadi satu. Minimnya informasi mengenai kanker payudara mendorong saya untuk berbagi pengalaman sebagai survivor.”
Bulan Desember tahun lalu, Mba Tace, panggilang akrabnya, disarankan oleh dokter untuk sering-sering meditasi, lalu ia menjadikan menulis sebagai cara meditasi yang baik baginya, akhirnya jadilah buku ini.
Buku bersampul merah muda ini sangat mewakili Lovepink, isinya pun sesuai dengan visi Lovepink, yaitu mengedukasi dan memotivasi. Selain itu, berikut ini Popmama.com menyebutkan 5 alasan kenapa kamu perlu membaca buku Power Pink Diary.
1. Penuh akan edukasi dan informasi seputar kanker payudara
Salah satu Founder Lovepink Indonesia, Madelina Mutia menceritakan, “Buku ini rasanya luar biasa untuk kami. Dengan membaca ini kita jadi lebih tahu dan ini tanda mba Tace yang sudah bertahan sebagai survivor selama 5 tahun.”
Meski sudah banyak memahami hal-hal terkait kanker payudara, Muti mengaku ia pun tetap teredukasi dan menjadi semakin tahu setelah membaca buku ini.
2. Latar belakang penulisan buku ini
Menurut Mba Tace, “Tidak melulu mengenai saya, kebetulan apa yang saya jalankan juga disampaikan. Saya mau membagikan cerita saya dengan pasien kanker payudara.”
Menjadi pasien kanker payudara itu sangat kompleks. Terutama ketika pertama kali dokter menyampaikan hasil diagnnosa bahwa pasien tersebut adalah seorang penderita kanker payudara.
Buku ini sengaja disediakan secara menyeluruh.
Baca Juga: Madelina Mutia: Indonesia Dalam Keadaan Darurat Kanker Payudara
Editors' Pick
3. Buku Power Pink Diary bisa menjadi panduan untuk pasien kanker payudara
Seperti yang Mba Tace sampaikan, “Buku ini dapat menjadi panduan bagi para pasien serta memberikan semangat pada saat menjalani pengobatan.”
Kenapa demikian?
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Apa saja itu?
#1 Rainbows of life, inilah dijelaskan warna kehidupan seorang pasien kanker payudara, seperti yang berikut ini:
- Mulai dari fase pertama kali pasien mengetahui apa sakit yang sedang mengendap di tubuhnya.
- Fase kegelapan, mungkin inilah yang disebut terpuruk.
- Fase selanjutnya di mana seorang pasien kanker payudara yang mulai bisa melewati fase keterpurukan dan lebih terlatih untuk adaptasi dengan keadaan yang sekarang terjadi.
- Setelah itu ada fase menemukan sebuah keyakinan dan harapan.
- Fase selanjutnya di mana pasien tersebut bisa memiliki energi positif yang besar dan berdaya.
- Fase selanjutnya di mana pasien kanker bisa merasa ikhlas. Mba Tace mengatakan, “Ikhalas itu ketika semua sudah kosong, hening, dan damai.”
- Fase terakhir adalah ketika seorang pasien bisa menerima semuanya dan menjalani pengobatan dari tahapan demi tahapan dengan sebaik-baiknya.
#2 Kisah survivor dan warrior kanker payudara yang sangat menginspirasi.
#3 The Pink Power Diary, membahas apa saja yang perlu diketahui oleh pasien kanker payudara secara lengkap.
#4 Letters of Love, banyak sekali tips yang diberikan. Semua bisa diterapkan baik pagi pasien dan keluarga pasien kanker payudara.
Mana yang paling membuat kamu merasa penasaran, Ma?
4. Buku yang menyenangkan
Kenapa dibilang sebagai buku yang menyenangkan?
Di dalam buku ini banyak gambar, sesuai dengan yang kita mau kan. Selain itu tidak harus dibaca secara beruntun. Jadi kita bisa langsung baca bagian yang kita butuhkan terlebih dulu.
Virginia Rusli, CEO Livimbi Media – penerbit buku Power Pink Diary menceritakan, “Pertama kali saya terima buku ini saya bingung. Di depannya ada gambar, ada foto, ada tipsnya, kemudian setelah saya baca power pink diary, justru mungkin itu yg saya rasa ingin disampaikan oleh Mba Tace.”
“Buku ini juga bisa dibaca secara parsial. Bisa dibaca per-chapter. Tanpa harus baca urut dari awal hingga akhir. Kalau kita mau tahu informasi tentang gejala kanker payudara, di buku ini kita bisa langsung cari hal yang ingin kita ketahui.”
Super informatif ternyata menjadi alasan penting kenapa buku ini harus dibaca.
“Banyak foto juga bisa menjadi alasan buku ini tidak cepat disimpan di lemari. Kita suka kalau buku banyak gambarnya.” Virginia menambahkan.
5. Menggunakan spiral, tidak jadi masalah
Mba tace, “Buku ini berisi 388 halaman untuk membuatnya, tentu perlu dana yang besar. Setelah ditimbang-timbang, kami rasa saat ini diproduksi dengan spiral saja dulu. Waktu itu kita ada keterbatasan, tapi kita tidak mau menunda informasi yang ada ini untuk bisa diterima oleh teman-teman yang lainnya. Buku ini berguna untuk banyak orang.”
Buku Power Pink Diary ini dapat dibeli di website Lovepink seharga Rp 200,000 dan itu sudah termasuk dengan donasi.
Jadi sambil belajar dan mencari tahu, pembeli bisa langsung berdonasi, simpel banget ya Ma.
Buku ini bisa bermanfaat dan bisa dibaca untuk universal. Bagi orang awam, atau orang yang memiliki keluarga atau teman dengan kanker juga perlu menambah info dari sini, karena di dalamnya juga ada tips plus cara berkomunikasi dengan pasien kanker hingga cara memberi dukungan.
6. Ada 17 kisah nyata pasien kanker payudara yang diceritakan
Dr. Patsy S. Djatikusumo seorang dokter yang memiliki gaya hidup sehat sejak ia muda dulu. Ia menceritakan bahwa menjadi seorang dokter itu kalau di usia 40-an sedang menikmati hasilnya. Menikmati hasil kerjanya selama bertahun-tahun, tapi apa yang dokter Patsy alami berbeda, ia malah divonis sebagai penderita kanker payudara.
Dr. Patsy mengatakan, “Saya kaget dan benar-benar takut ketika saya dinyatakan terkena kanker payudara. Apa yang membuat saya kuat selain keluarga adalah pasien-pasiem saya.”
Setelah divonis, 3 bulan Dr. Patsy tidak praktik, bulan keempat ia baru memberanikan diri dan rambutnya botak pada saat itu. Ia menjadi semakin semangat setelah mendapat dukungan dari para pasiennya.
“Dokter menjalani gaya hidup sehat, mungkin kalau dokter tidak menjalani ini bisa kena kanker dari usia 20-an.” seperti itulah Dr.Pasti menceritakan apa yang pasiennya sampaikan kepadanya.
Dr. Patsy juga mengingatkan, “Semua perempuan di dunia, kanker bisa menimpa siapa pun, bagaimana pun pola hidup Anda, apapun yang Anda makan, apapun latar pendidikan Anda.”
Semua memang misteri, jika sudah terjadi yang bisa dilakukan adalah memperjuangkannya.
Beliau adalah salah satu orang yang membagikan kisah perjalanannya setelah menjadi pasien kanker payudara dalam buku Power Pink Diary. Masih ada banyak kisah lainnya yang menceritakan dukungan untuk para pasien dari suami, anak-anak, keluarga, orangtua, sahabat dan kolega.
Semua terangkum dengan apik. Itulah 5 alasan kenapa kamu perlu membaca buku Power Pink Diary. Ini juga bisa jadi cara berdonasi dengan cara yang tepat.