3 Fakta Pentingnya Mengelola Stres demi Meningkatkan Kualitas Hidup
Kira-kira kamu sudah bisa mengelola stres belum nih, Ma?
15 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perempuan memiliki ketakutan-ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Ketakutan yang diabaikan tanpa dicarikan solusi bisa menimbulkan kecemasan. Rasa cemas yang berlebihan bisa memicu stres. Apakah wajar seseorang mengalami stres? Apakah ini baik, atau berbahaya?
Stres bisa dikelola, orang yang berhasil mengelola stres sehingga menjadi sesuatu yang positif akan menemukan kualitas hidup yang lebih baik.
Ditemui pada acara Mitra Keluarga Partners Gathering di Sudirman, Jakarta, Rabu (10/7/2019), Dr. Nurvantina Pandina, MM selaku Direktur Marketing & Customer Management Grup RS Mitra Keluarga mengatakan, "Tema acara MIKA Awards kali ini adalah Surfing the Wafes of Life with Love and Laughter, yang berarti dalam dunia digital saat ini perubahan terjadi sedemikian rupa cepatnya. Perubahan-perubahan yang terjadi harus kita sikapi, siasati dan kita juga mengajak rekan-rekan kita sebagai suatu ekosistem untuk bersinergi dengan baik. Kita berusaha menjalin kerjasama dengan baik, sehingga pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan bisa merasakan manfaat terbaik."
Dokter Nia, begitu sapaannya, juga mengatakan, "Kami tentunya juga harus siap dengan perubahan yang ada. Untuk itu, kami sudah membuka 2 cabang baru, salah satunya di Bintaro pada tahun 2019 ini."
Dokter Nia juga menceritakan bahwa dalam kehidupan setiap orang memiliki target-target, ini bisa memicu untuk terjadinya stres.
"Sementara kalau orang yang sudah mengalami stres jadi susah tidur, merasa tidak enak saat makan, akhirnya akan mengurangi kualitas hidupnya. Maka itu kita harus mengelola stres agar menjadi dorongan positif saat menjalankan aktivitas sehari-hari."
Berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan beberapa dokter mengenai fakta pentingnya menjaga kesehatan untuk mengelola stres demi kehidupan yang lebih baik.
Editors' Pick
1. Ciptakan hidup yang seimbang
Seperti piramida kehidupan, untuk mengokohkannya kita membutuhkan fondasi yang kuat. Dokter Nia juga mengingatkan, menjaga 4 pilar kesehatan sangatlah penting. Apa saja itu?
- Olahraga
- Konsumsi makanan sehat
- Tidur yang baik
- Pengelolaan stres
"Pada acara tahun lalu, sudah ada 3 komponen, tahun ini kami lengkapi dengan pengelolaan stres. Keemapat komponen tersebut sangat penting, bila itu semua bisa kita jaga dengan baik maka kita bisa hidup sehat," ungkap dokter Nia.
Fasilitas pengelolaan stres bisa ditemukan dengan menemui psikolog atau konseling dengan pskiater.
Jika merasa tidak cukup dengan konseling namun harus dilengkapi dengan konsumsi obat-obatan, maka pergilah menemui psikiater.
Stres yang tidak dikelola dengan baik bisa memengaruhi kehidupan. Banyak orang yang terlihat happy saja, tapi ternyata bisa melakukan hal-hal yang tidak diharapkan seperti salah mengambil keputusan, gangguan berpikir, susah fokus, bahkan bunuh diri.
2. Jangan menyepelekan waktu tidur demi menjaga kesehatan
Selain itu, pada kesempatan yang sama Dr. Andreas Prasadja dari Mitra Keluarga juga menjelaskan bahwa tidur berkualitas sangat memengaruhi kesehatan fisik dan psikis seseorang.
"Ada 3 faktor utama yang menentukan kesehatan manusia. Satu sisi adalah keseimbangan nutrisi, satu sisi olahraganya, dan yang menjadi dasarnya adalah kesehatan tidur. Tanpa kesehatan tidur yang baik mau jaga makan seperti apa juga nggak bisa kurus. Mau olahraga seperti apa juga tanpa tidur yang baik malah bisa jadi serangan jantung. Mau sehat, mau tampil menarik, mau langsing, tidur yang cukup," ungkap Dr. Andreas.
"Kurang tidur bikin gemuk, karena metabolisme terganggu. Otak yang mengantuk secara otomatis akan mencari makanan manis dan gurih," tambahnya.
Ini dia pola hidup yang bisa membawa risiko bagi kesehatan.
Sementara terlalu banyak makan, bisa membuat seseorang penampilannya kurang maksimal.
Penampilan yang dirasa kurang baik, bagi sebagian orang bisa membuat tekanan tersendiri.
Ujung-ujungnya bisa membuat orang tersebut jadi stres. Diperlakukan berbeda dengan orang-orang di lingkungannya.