Anak Diperbolehkan Punya Akun Medsos, Orangtua Jangan Lepas Kontrol
Di luar sana, orang semakin ganas dan vulgar. Apakah Mama bisa tetap menjaga anak mama?
24 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini sedang viral postingan seorang mama di Facebook dengan akun Neli Wayong yang membagikan pengalamannya tentang bahayanya penggunaan media sosial bagi anak-anak. Neli menceritakan anaknya masih duduk di banguku SD memiliki akun Instagram.
Tentu Mama Nenil memiliki alasan dan caranya sendiri terkait penggunaan media sosial untuk anaknya, berikut Popmama.com sampaikan kabar selengkapnya.
1. Risiko yang mungkin dihadapi orangtua ketika mengizinkan anaknya memiliki akun media sosial
Neli Wayong membagikan kisahnya hanya untuk sekedar berbagi untuk para orangtua lainnya, tapi ini bisa jadi pelajaran untuk banyak pihak.
"Ini sebagai sharing aja, mengenai kejadian yang menimpa pada account IG anakku sekitar 3 malam lalu.
Ya, saya mengizinkan anak ku yang kelas 4 SD untuk memiliki IG, namun saya sebagai orangtua tentunya tidak lepas kontrol terhadap account anaku ku tersebut, mengontrolnya bagaimana?
Tentu account anak tersebut dipasang di HP ku, toh beberapa sosmed sekarang dalam 1 aplikasi bisa menampung sampai beberapa account. Lalu setiap pertemanannya saya sortir banget. Yang gak kenal delete, yang aneh-aneh delete."
Pengamanan yang Mama Neli lakukan sudah sedemikian rupa untuk menjaga anak agar bisa tetap menggunaka media sosial dengan lingkungan yang aman.
Editors' Pick
Proteksi dan cara menjaga anak dari orang yang tidak dikenal dan rentan dengan hal vulgar
Lanjut cerita Mama Neli, akun anaknya ternyata diajak kenalan oleh perempuan asing. Percakapan yang awalnya biasa saja, lama-kelamaan mulai menjurus dan sampai akhirnya berani kirim foto vulgar.
"Hanya sayangnya, walaupun account kita privat ternyata yang mau follow kita dan belum kita accept bisa mengirim pesan via chat room dari IG. Alhasil pada malam tersebut, tiba-tiba ada account cewek jam 11 malam ajak kenalan anak ku.
Awalnya gak saya ladenin, tapi penasaran, saya minta kakak sepupunya untuk membalas chat dari cewek tersebut, sebelumnya ia getol banget ajak VC (Video Call), tiap VC diangkat langsung dimatikan dan akhirnya terjadilah percakapan via text yang tidak senonoh dan foto vulgarnya.
Entah foto tersebut benar miliknya atau bukan, karena melihat foto tersebut saya langsung emosipadahal dia sudah memberikan nomor WA. Nomornya tidak bisa di SS (screenshoot) karena sudah dia hapus. Terakhir dia VC soalnya saya yang angkat."
Mama Neli juga mengingatkan kepada orangtua lainnya untuk berhati-hati apabila anak sudah bermain media sosial. Beruntung anaknya sudah tertidur pulas jadi tidak sedang membuka media sosialnya.
2. Sisi gelap media sosial
Bentuk komunikasi orang asing seperti kisah di atas merupakan salah satu contoh komunikasi yang dapat merusak anak-anak dan generasi mendatang.
Media sosial, khususnya instagram memang memiliki sisi gelap, ini sangat bahaya bagi anak-anak.
Melalui penelusuran kolom pencarian Instagram, pengguna mendapat kemudahan untuk memfilter sesuatu berdasarkan akun atau hashtag. Ini memang sangat baik untuk memudahkan kita mencari sesuatu tentang apa yang kita minati.
Tapi ini bisa jadi hal yang buruk bila digunakan dengan cara yang salah. Seperti mencari hashtag tertentu yang bermuatan pornografi atau sesuatu yang tidak layak dilihat anak di bawah umur.
Belum lagi, dengan mudah anak-anak diajak berkenalan dengan orang asing, bahkan dari negara lain yang mungkin kita belum pernah kunjungi sebelumnya.
3. Tips menjaga kemanan anak sebagai pengguna media sosial
Jika Mama sudah menghendaki anak mama untuk memiliki akun media sosial, sebaiknya Mama memiliki cara untuk menjaga keamanan anak sebagai pengguna media sosial.
Berikut beberapa tips dari Popmama.com:
- Berteman dengan orang yang dikenal
Di media sosial biasanya anak remaja berlomba-lomba mengumpulkan follower, kalau belum tembus angka 1000 follower katanya belum keren. Mama perlu ingatkan anak, untuk membatasi follower dan cukup following yang penting saja.
- Transparansi dengan orangtua apa yang dilakukan anak melalui media sosial
Orangtua bisa login ke akun anak. Ini adalah cara terbaik untuk mengontrol akun media sosial milik anak mama.
- Kontrol dengan mengecek histori beberapa waktu sekali
Batasi penggunaan media sosial, 1 jam perhari sudah cukup bagi anak sekolah. Pengaturan ini bisa dilakukan di Instagram, setelah melewati batas waktu yang ditentukan, akan muncul pengingat untuk membatasi penggunaan Instagram di hari tersebut.
- Batasi komunikasi dengan orang tidak dikenal
Tidak perlu menjelaskan latar belakang atau asal-usul anak pada orang asing yang tidak dikenal. Kadang tanpa sadar karena merasa sudah sering berkomunikasi pada orang asing, kita tak sengaja jadi menceritakan kegiatan sehari-hari. Ini harus dikontrol dan dihindari. Pastikan orang yang mengetahui kegiatan anak hanyalah orang-orang terdekat saja.
- Tidak bertemu dengan orang asing
Banyak sekali orang mengajak berkenalan kemudian mengajak bertemu. Berawal dari dunia maya, lalu pindah ke dunia nyata. Jangan sampai anak mama yang masih kecil bertemu dengan orang asing di luar pengawasan orangtua.
Itulah hal yang bisa Mama lakukan untuk melindungi anak-anak dari gangguan. Ini bisa dianggap sebagai cara agar anak-anak menggunakan media sosial dengan aman. Kalau Mama, tipe orangtua seperti apa? Apakah anak mama sudah diperbolehkan memiliki akun media sosial pribadi?
Baca juga: Menarik! Begini Cara Mona Ratuliu Memantau Media Sosial Anak-Anaknya