Bagaimana 14 Hari di Rumah Bisa Memutus Rantai Penyebaran Virus Corona
Yuk, patuh #DiRumahAja selama 14 hari
23 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Imbauan pemerintah mengenai 14 hari #DiRumahAja sudah dimulai sejak Senin (16/3/2020). Nyatanya, belum seluruh instansi bisnis merelakan karyawannya untuk melakukan kerja dari rumah.
Memang tidak semua bidang pekerjaan bisa melakukan ini. Akan tetapi sebagai pekerja, akan lebih tenang mengikuti arahan pemerintah tentang 14 hari #DiRumahAja kalau kebijakan perusahaan tempat bekerja bisa mendukung dengan baik.
Selain itu, tingkat kesadaran orangtua akan pentingnya mengisolasi diri selama 14 hari dirasa masih kurang baik.
Anak libur selama 2 pekan, tempat tamasya malah ramai. Anak belajar di rumah, dianggap libur dan akhirnya dibawa ke tempat ramai, banyak orang berkumpul sementara belum ketahuan apakah setiap orang yang ditemui dalam keadaan sehat atau tidak.
Perlu ada kesadaran yang tinggi dari setiap orang dewasa untuk menyikapi arahan pemerintah tentang 14 hari #DiRumahAja ini.
Berikut Popmama.com rangkum berita tentang penyebaran virus corona sebagai bahan renungan.
1. Kenapa harus #DiRumahAja selama 14 hari?
Postingan Ganjar Pranowo melalui akun instagram miliknya adalah kutipan penjelasan dari Dr Reza Broto Asmoro. Inilah alasan mengapa setiap orang harus mengisolasi diri.
14 Hari itu mampu menghentikan penyebaran Covid-19, bahkan menyelamatkan puluhan ribu orang.
Jika sudah berada di rumah selama 14 hari dan orang tersebut tidak mengalami keluhan gejala Covid-19, seperti batuk, demam dan sesak napas.
Tidak pergi tamasya, tidak berkunjung ke rumah saudara. Cukup lakukan karantina diri kamu di rumah bersama keluarga.
Editors' Pick
2. Bagaimana jika orangtua tak tega dan tetap membawa anak pergi tamasya?
Jika anak bosan kemudian orangtua merasa tidak tega, merasa kasihan lalu mengajak anak pergi ke mal, ke tempat tamasya, pergi berenang atau ke pusat keramaian lainnya, maka apa yang terjadi?
Libur 14 hari itu diharapkan setiap orang dapat bertahan untuk tetap ada di rumah masing-masing.
Seorang anak mulai libur tanggal 16 Maret, selama 14 hari di rumah, maka hari ke-15 dia akan kembali masuk ke sekolah dan berkumpul dengan anak-anak yang lain.
Ternyata anak tersebut selama berada di rumah terus mengeluh dan diajak pergi ke pusat keramaian di hari ke-10 dan tertular virus corona, makan selama 4 hari dia belum tentu menunjukkan gejala khusus, meski sudah tertular Covid-19.
Namun, saat hari ke-15 anak masuk sekolah, ia berpotensi menyebarkan virus corona ke teman-teman, guru bahkan ke penjual makanan di sekolahnya.
Jika tidak patuh untuk tetap #DiRumahAja selama 14 hari, masih bandel dan nyolong-nyolong pergi keluar rumah biar anak nggak ngambek. Maka bisa dibilang, itu sama saja bohong. Hari lainnya bertahan di rumah nggak ada pengaruhnya.
Baca juga: