Fakta Rokok Tanpa Filter yang Katanya Lebih Mematikan, Benarkah?
Simak keterangan berikut berdasarkan hasil studi terbaru
6 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Produsen rokok menawarkan banyak pilihan varian rasa rokok dengan menggunakan filter. Meski sudah banyak pilihan, tetap juga ada perempuan atau orang yang menyukai rokok tanpa filter karena rasa yang kuat dan juga klasik.
Tidak ada yang namanya rokok yang aman. Sebuah studi baru menemukan bahka rokok yang tidak difilter lebih mungkin membunuh penggunanya. Itu tandanya rokok tanpa filter lebih mematikan.
Simak fakta yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Risiko kematian dari rokok tanpa filter
Orang yang merokok tanpa filter memiliki dua kali lipat risiko kematian akibat kanker paru-paru dibandingkan dengan perokok lainnya. Dan merokok cig tanpa filter juga dikaitkan dengan risiko 30% lebih tinggi meninggal karena sebab apa pun demikian dilansir dari laman medicinenet.com yang tayang pada 2019 lalu.
"Semua rokok buruk. Mereka semua meningkatkan risiko kanker paru-paru dan risiko kematian akibat kanker paru-paru, tetapi rokok tanpa filter memiliki risiko tertinggi dari semua jenis rokok," kata penulis studi Dr. Nina Thomas. Dia adalah seorang rekan di bidang kedokteran paru-paru dan perawatan kritis di Universitas Kedokteran Carolina Selatan, di Charleston.
Para peneliti juga menemukan bahwa perokok ringan, ultralight, atau mentol sama-sama berisiko terkena kanker paru-paru dan meninggal akibat kanker paru-paru seperti halnya orang yang merokok secara teratur.
Editors' Pick
2. Perubahan kandungan pada rokok tidak mengurangi tingkat risiko terkena penyakit kanker paru-paru
Ketika masyarakat mulai mengkhawatirkan potensi risiko kesehatan pada rokok, bahkan hingga tahun 1950-an perusahaan tembakau merespons dengan membuat perubahan pada rokok, seperti menurunkan kadar tar dan menambahkan rasa mentol, catat para peneliti.
Meskipun ada perubahan ini, rokok masih terkait dengan 90% kanker paru-paru, menurut penulis penelitian.
Hanya ada perubahan pada kandungannya saja, sedikit pengurangan namun tetap berbahaya bagi kesehatan.
Untuk melihat apakah jenis rokok yang berbeda membuat perbedaan dalam perkembangan kanker paru-paru atau kematian yang terkait dengan merokok, para peneliti meninjau data dari National Lung Screening Trial.
Thomas mengatakan ada lebih dari 14.000 orang dalam sampel perwakilan nasional mereka. Semua partisipan berusia 55 hingga 74 tahun, dan harus merokok setidaknya sudah selama 30 tahun.
Paket tahun dihitung dengan mengalikan jumlah bungkus rokok yang dihisap per hari dengan jumlah tahun seseorang merokok. Contoh dari apa artinya 30 bungkus tahun adalah merokok satu bungkus sehari selama 30 tahun atau dua bungkus sehari selama 15 tahun, kata Thomas.
Jumlah rata-rata mereka yang merokok dalam penelitian ini adalah 56 tahun pak. Para peneliti mengendalikan data untuk memperhitungkan sejumlah faktor, seperti jenis kelamin, usia dan jumlah tahun paket.
Perokok dengan rokok tanpa filter 40% lebih mungkin terkena kanker paru-paru. Mereka juga sekitar sepertiga lebih cenderung tergantung pada nikotin dibandingkan perokok lainnya.