Awal 2019, Ini 7 Kasus Bully dan Kekerasan di Lingkungan Sekolah
Ini hanya sebagian dari banyaknya catatan kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah
10 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masih di awal tahun 2019, namun sudah banyak kisah tragis yang terjadi di lingkungan sekolah. Lingkungan pendidikan yang harusnya tenang berubah jadi suasana yang tak nyaman.
Berbagai aksi kekerasan terjadi, sementara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 24 kasus kekerasan oleh anak di sekolah. Kasus tersebut dicatat sejak awal Januari hingga 13 Februari 2019.
“Pertama, dalam rentang 2 minggu ini, kita dihadapkan berbagai pengaduan sekaligus kontrol di media sosial, media elektronik, dan di berbagai sumber. Kasus Surabaya, kasus Gresik yang cukup kontroversi, anak diduga jadi pelaku bully terhadap gurunya," ujar Ketua KPAI Susanto dalam konferensi pers Catatan KPAI di kantor KPAI, Jakarta, Jumat (15/2) lalu.
KPAI merinci, pengaduan kasus ini ada yang dilakukan secara langsung dan melalui media sosial.
Dari kasus yang tercatat tersebut, beberapa di antaranya memang sudah terlanjur viral di media sosial.
Kasus perundungan (bullying) juga kerap terjadi. Salah satunya dilakukan murid terhadap gurunya di salah satu sekolah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 kasus bully dan kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan.
1. Peserta ospek yang dipaksa menelan makanan encer
Pertengahan Januari 2019 lalu, dunia maya heboh dengan video viral yang memperlihatkan beberapa siswa dipaksa mengonsumsi makanan encer dalam sebuah ember oleh seniornya.
Diduga para siswa tersebut tengah mengikuti masa orientasi pasukan pengibar bendera (paskibraka). Video yang beredar di media sosial itu memperlihatkan para senior memperlakukan mereka seperti binatang.
Secara terpaksa para peserta ospek pun memakanya. Terlihat di antara mereka sampai muntah lantaran tak kuat menahan mual usai memakan makanan menjijikan tersebut.
2. Tewasnya Taruna ATKP Makassar
Aldama Putra (19), seorang mahasiswa ATKP Makassar mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar, pada 5 Februari 2019.
Meninggal dengan luka lebam disekujur tubuh, Aldama diketahui menjadi korban penganiayaan oleh seniornya. Penganiayaan terjadi pada Minggu 3 Februari 2019, sekira Pukul 21.30 WITA.
Tepatnya Aldama dianiaya saat itu karena ia tidak mengenakan helm saat masuk ke lingkungan kampus yang berada di Jalan Salodong, kecamatan Bringkanaya, Makassar.
“Jadi pelanggaran dan dilihat yang tidak menggunakan helm, di situlah ditegur, baru dipanggil ke kamar salah satu senior. Dan di situlah terjadi kasus penganiyaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujar Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.
Muhammad Rusdi (21) ditetapkan sebagai tersangka akibat perbuatannya tersebut. Penetapannya dilakukan setelah melakukan pemeriksaan secara maraton. Pihak kepolisian pun telah memeriksa sebanyak 24 orang saksi lainnya, termasuk pihak kampus.
Editors' Pick
3. Murid bully seorang guru di Gresik
Viral video berdurasi 30 detik yang direkam di salah satu sekolah di Kabupaten Gerisik, Jawa Timur.
Dalam video tersebut, seorang siswa sesekali mendorong bahkan mengarahkan tanganya yang terkepal ke arah sang guru. Ia juga tampak merokok di hadapan guru tersebut dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Melihat aksi muridnya itu, guru tersebut tidak membalas dan hanya menatap siswanya.
Sementara, para siswa yang lain tidak mau kehilangan momen dan lanjut merekam sambil menertawakan. Aksi tidak sopan tersebut justru dinilai sebagai hal yang lucu bagi kalangan mereka.
Setelah viral, siswa tersebut pun menyampaikan permohonan maaf kepada gurunya.
“Dengan ini saya minta maaf, sekali lagi minta maaf atas perbuatan yang saya lakukan terhadap guru saya Bapak Nurkalin yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 2 Februari 2019 Pukul 8.00 WIB di dalam kelas sewaktu jam pelajaran,” ujar siswa tersebut.
4. Petugas Cleaning Service dikeroyok siswa beserta orangtuanya di Takalar
Empat siswa SMP Negeri 2 Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan, menganiaya Faisal Dg Pole, petugas cleaning service sekaligus sekuriti sekolah hingga berdarah di bagian kepalanya.
Selain keempat siswa, penganiayaan tersebut juga dibantu oleh orangtua siswa yakni M Rasul Dg Sarrang.
Sabtu, 9 Februari 2019 sekira Pukul 15.00 WITA kejadian tersebut berlangsung.
Kasus kekerasan di lingkungan sekolah berawal saat Faisal memungut sampah di luar kelas, kemudian para siswa mengejeknya dengan kata “Pegawai anjing, pegawai najis".
Tersinggung, Faisal pun menyambut dengan memberikan tanggapan dengan menampar seorang siswa.
Siswa yang ditampar tersebut pulang dan mengadu kepada ayahnya.
Tak lama kemudian, orangtua siswa tersebut mendatangi Faisal di sekolah. Ia pun langsung memerintahkan anaknya beserta tiga orang teman sekolahnya untuk memukul korban.
Para siswa tersebut mengeroyok Faisal menggunakan sapu ijuk bergagang besi, pada akhirnya kepala sebelah kiri Faisal mengalami luka robek dan mengeluarkan darah. Kala itu, orangtua siswa pun turut memukul korban.
Namun, kasus berujung damai. Pihak kepolisian mencoba cari jalan tengah karena siswa tersebut tetap harus melanjutkan pendidikannya.
Meski begitu, orangtua yang terlibat tetap diamankan karena telah melakukan penganiayaan.
“Kita mengupayakan yang terbaik, karena anak-anak di bawah umur. Kita lihat ke depan kalau damai Alhamdulillah kalau tidak ya kita sesuaikan dengan aturan yang berlaku,” ujar Kapolres Takalar AKBP Gany Alamsyah.
5. Guru tampar dan menendang siswa di NTT
Dua pelajar SMP di Kepulauan Rote, NTT ditampar dan ditendang oleh seorang pria yang diduga gurunya.
Aksi tersebut berhasil terekam kamera dan menjadi viral setelah beredar di sosial media. Video tersebut dibagikan di grup Facebook Informasi Terkini Indonesia oleh akun T Dan T.
Dalam Video tersebut terlihat guru tersebut menampar kedua siswanya, ia pun menendang kaki sang murid. Belum puas dengan aksinya, ia pun terus memarahi korban dan kembali menampar. Salah satu siswa tampak kesakitan sampai ia menempelkan telapak tangan di pipinya.
Siswa lain yang berseragam pramuka hanya bisa diam melihat kedua temannya ditampar serta ditendang oleh pria tersebut.
6. Siswa Main kuda-kudaan dan mengabaikan gurunya
Dalam video yang sempat viral, dua siswa berseragam biru main kuda-kudaan menggunakan bangku panjang.
Keduanya tak mempedulikan gurunya yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Mereka terus-menerus menggerakkan kursi panjang tersebut ke depan seolah-olah sedang naik kuda.
Tak berapa lama, seorang siswa lain datang dan duduk di belakang temannya. Ketiganya lalu kembali menyeret kursi hingga menimbulkan suara berisik.
Di akhir video terlihat si guru terusik dan menyuruh anak didiknya itu kembali tertib. Namun terlihat ketiganya tak mengabaikannya dan tetap bermain.
Akun tersebut menyampaikan, kejadian tersebut di salah satu SMK di Ngawi, Jawa Timur.
7. AU, siswi SMP di-bully 12 siswa SMA di Pontianak
Kakak sepupu korban adalah mantan kekasih pelaku. Korban sempat adu komentar melalui media sosial.
Gesekan ini memicu terjadinya bullying kepada korban bernama Audrey, siswi SMP yang masih berusia 14 tahun.
"Permasalahan awal karena masalah cowok, menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini.
Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," ucap Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar, Tumbur Manalu.
Tragedi kekerasan ini terjadi pada Jumat (29/3/2019), namun baru dilaporkan pada orangtua korban pada Jumat (5/4/2019).
"Korban sebenarnya berada di rumah, kemudian dia dijemput terduga pelaku dari 12 orang itu. Sebetulnya aktor utama 3 orang dan sisanya membantu atau tim hore," ucap Tumbur Manalu.
Korban tak mengira akan dianiaya, karena dijemput dan diajak ke jalan Sulawesi dengan alasan pelaku ingin ngobrol dengannya.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," katanya.
Selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
Korban AU (14) menjalani perawatan intensif di rumah sakit swasta di Kota Pontianak, karena mengalami trauma baik fisik maupun pisikologis.
Hingga Rabu (10/04/2019), korban masih dalam penangan medis dan masih dalam proses pendampingan KPUD Kalbar.
Itulah 7 kasus bully dan kekerasan di yang terjadi di lingkungan sekolah. Sangat keji dan tidak sepantasnya tempat untuk belajar dan mengkaji menjadi tempat yang tidak ramah dan aman.
Kekerasan hanya akan menyisakan trauma pada korbannya. Sebagai orangtua, mari ciptakan suasana yang nyaman di tengah keluarga. Kembali ke keluarga dan selalu mengingatkan anak-anak di rumah untuk bersikap sewajarnya dan mengekspresikan rasa marah dan kecewa dengan cara yang tepat. Orangtua memiliki peran penting terhadap proses belajar anak, terhadap proses kematangan emosional anak.