Kenali Penyebab dan Gejala Depresi, Ini Dia Tips dari Ahlinya!
Diprediksi depresi menjadi masalah kesehatan kedua di 2020, jangan sampai mengalaminya. Cegah yuk!
30 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan mental banyak bentuknya, bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Sebagian orang yang mengalami gangguan kesehatan mental juga mendapatkannya karena bawaan sejak lahir.
Kesehatan mental masih menjadi permasalahan di Indonesia. Ini perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Namun sebelum bicara lebih luas lagi Ma, penting sekali bagi setiap orang untuk bisa mengenali masalah atau gangguan kesehatan mental pada seseorang sejak dini.
Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia, Wilayah DKI Jakarta, mengatakan, "Menurut WHO, pada tahun 2016 terdapat 35 juta orang di dunia terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 47,5 juta orang dengan demensia, 60 juta mengalami skizofrenia. Diprediksi gangguan depresi mayor merupakan disabilitas kedua pada tahun 2020 mendatang dan akan jadi yang pertama pada tahun 2030," pada acara Media Gathering bersama Halodoc, Rabu (29/08).
Kondisi ini, nantinya akan menjadi beban kesehatan nomor dua setelah kardiovakuler atau masalah kesehatan jantung.
Bayangkan Ma, kalau tidak dibenahi dari sekarang maka nantinya kita bisa sangat mudah bertemu dengan orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan tanpa kita sadari ternyata kita sendiri sudah memiliki gejalanya.
1. Fakta orang yang mengalami depresi di Indonesia
Berdasarkan standar WHO, idealnya perbandingan antara tenaga kesehatan dan pasien adalah 1:30.ooo orang atau sekitar 0,03 per 100.000 penduduk.
Menurut Dr. Eva, "Psikiater saat ini jumlahnya hampir 1000 di Indonesia, tapi penyebarannya kurang merata di seluruh Indonesia."
Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia masih terbatas. Banyak juga pasien yang menemukan kendala ketika harus berkonsultasi atau berobat untuk menangani kondisi mentalnya.
Berikut ini adalah beberapa data dan fakta yang dipaparkan oleh Dr. Eva di acara tersebut terkait kesehatan mental penduduk di Indonesia:
- Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah dengan kangguan emosional tertinggi yaitu 11,6% dari total penduduk Indonesia.
- Sementara yang terendah adalah 1,2% di Lampung.
- Gejala depresi dan kecemasan untuk usia di bawah 15 tahun, sebanyak 14 juta orang atau sekitar 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
- Jumlah pasien gangguan jiwa berat (Skizofrenia) sebanyak 400.000 orang atau 1,7 per 1.000 orang.
Editors' Pick
2. Penyebab depresi
Ada 2 faktor yang menjadi penyebab terjadinya gangguan mental pada seseorang.
1. Faktor Biologi
Genetik. Seseorang bisa mendapatkan gangguan kesehatan mental secara genetik. Misalkan orangtuanya mengalami skizofrenia, kemudia ia sedang mengandung dan ini bisa menurun secara genetik kepad aanaknya.
Disregulasi Neurotransmiter Aminergik. Dopaminnya meningkat, serotoninnya yang bermasalah. Ini sesuatu yang terjadi pada tubuh seseorang.
2. Faktor Psikologis
Lost of object love. Putus cinta, ditinggal orangtua meninggal dunia, ini adalah hal yang kadang dianggap berat oleh seseorang. Kehilangan yang luar biasa sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan mental.
Pola pengasuhan yang salah. Seorang anak tertekan, mendapat penganiayaan, mendapat kekerasan seksual dari orangtua atau lingkungan sekitar, maka anak tumbuh dengan cacian dan hinaan dalam hatinya. Apa yang tidak tersampaikan ini bisa membuatnya pada kondisi gangguan mental.
Kekerasan. Kekerasan secara fisik, ferbal, bahkan kekerasan finansial bagi pasangan yang sudah berumah tangga.
Konflik kehidupan. Seseorang bisa stres berat hingga depresi. Biasanya karena seseorang memiliki harapan tetapi tidak bisa mengaplikasikan dan mencapainya pada kehidupan sehari-hari.
3. Gejala depresi
Orang yang mengalami stres atau gejala depresi biasanya mengalami beberapa tanda dan gejala. Ini bisa kamu perhatikan untuk mendeteksi pada diri kamu sendiri ataupun orang yang berada di lingkungan kamu. Berikut ini gejala depresi yang perlu diketahui:
- Kehilangan minat. Malas berkegiatan, merasa sulit untuk tertarik pada suatu hal, atau sulit tertarik pada orang lain.
- Mood depresif. Sering sedih, mudah menangis, selalu murung, dan sulit merasa terhibur.
- Kehilangan energi. Mudah lelah, energi menurun, tidak bersemangat meski biasanya ceria dan penuh semangat saat beraktivitas.
- Sulit konsentrasi
- Harga diri rendah
- Rasa bersalah
- Pesimis
- Kepikiran untuk bunuh diri
- Mengalami gangguan tidur
- Mengalami gangguan nafsu makan
Jika mengalami gejala depresi lebih dari jangka waktu 2 minggu, kamu perlu berkonsultasi pada ahlinya. Segera temui tenaga medis. Ini tidak bisa disepelekan.
Baca juga: Sains Ungkap Ibu Hamil Masa Kini Lebih Rentan Depresi!
Baca juga: Mengapa Sebagian Perempuan yang Baru Hamil Mengalami Depresi?
Felicia Kawilarang, VP Marketing Halodoc mengatakan, "Ini menjadi tantangan besar dalam mengatasi permasalahan kesehatan mental di Indonesia. Masyarakat Indonesia malu jika harus berkonsultasi kepada psikolog dan psikiater."
Sayangnya orang di Indonesia masih sering terjebak pada stigma kuno, di mana orang yang pergi ke psikiater itu adalah orang yang jelas-jelas mengalami gangguan mental dan itu dianggap memalukan. Orang biasanya sungkan dan malu untuk bertemu dokter dan membicarakan permasalahannya.
Justru inilah yang menjadi masalah dan dapat memperparah kondisi kesehatan mental seseorang.
Pada kesempatan yang sama Felicia juga menyampaikan, "10 dokter akan datang setiap hari di aplikasi Halodoc, untuk mengatasi masalah orang yang masih tabu atau malu untuk berkonsultasi ke dokter. Ini untuk penanganan pertama saja, dokter di Halodoc juga pasti akan merekomendasikan jika sudah bisa didiagnosis gangguan kesehatan mental pasien tersebut."
Memang sepertinya tidak mudah untuk bercerita pada orang yang tidak kita kenal, untuk itu felicia juga menjelaskan bahwa di fitur Kontak Dokter, pengguna tidak perlu sungkan dan malu karena bisa memiliki mode komunikasi video call atau sekedar chat saja tanpa terlihat wajahnya.
Kenali permasalahan kamu, kenali diri kamu. Jika mengalami gejala di atas jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater pilihan kamu.