Memasuki tahun 2018 banyak berita kekerasan pada anak, baik yang membahayakan kesehatan anak maupun kasus yang sampai menghilangkan nyawa anak. Selalu anak yang menjadi korban, ini adalah hal yang harus jadi perhatian bagi para orangtua.
Tidak bisa diabaikan, keselamatan anak adalah hal yang sangat penting kita semua perhatikan. Berikut Popmama.com mengulas 5 peristiwa yang membahayakan anak-anak yang terjadi selama awal tahun 2018 ini.
1. Anak ditendang saat bermain di playground
Popmama.com/FxDimasPrasetyo
Pada hari Rabu, 25 April 2018, viral video CCTV dari area playground di Mal Kelapa Gading. Hari itu area permainan terlihat cukup ramai. Ada 2 orang anak laki-laki sedang bermain ayunan kemudian ada anak batita perempuan berjalan di belakanganya dan terpental hingga anak tersebut tersungkur.
Anak laki-laki yang main ayunan mendadak berhenti, kemudian spontan ayah dari batita perempuan yang terjatuh menendang anak laki-laki tersebut dan ia jatuh dari ayunannya.
Anak laki-laki tidak sengaja menabrak batita perempuan tersebut, karena posisinya ia main ayunan membelakangi si anak perempuan tersebut.
Orangtua batita perempuan merasa tidak terima anaknya terdorong hingga jatuh sehingga ia refleks menendang anak laki-laki yang masih berada di ayunan. Ibu dari anak laki-laki tersebut juga sangat marah, menurutnya dari anak tersebut bayi hingga kini ia tidak pernah menyakiti anaknya.
Orangtua mana yang tega dengan sengaja menyakiti anaknya?
Tapi bukan berarti cara ini dibenarkan, menendang anak orang lain untuk membela anak sendiri meski itu terjadi secara refleks. Bahayanya bagi pelaku penendangan adalah sanksi sosial karena video viral di media sosial. Selain itu video bisa dijadikan barang bukti untuk ditinjau secara hukum.
Meski pelaku mengaku hanya ingin menghentikan ayunan dan tidak sengaja menendang Si Anak, tetap saja peristiwa ini harus jadi perhatian orangtua.
2. Anak disuruh menyiramkan oli ke tubuhnya sendiri
Dok. Popmama.com
Viral, video seorang anak sedang mengguyur tubuhnya sendiri menggunakan oli bekas yang warnanya hitam pekat. Belakangan diketahui peristiwa itu terjadi di Dusun Sangurejo, Turi, Sleman, Yogyakarta, pada hari Senin (23/4).
Anak dalam video tersebut mengenakan jersey klub sepak bola berwarna biru itu berinisial ALD (14). Ia mengguyur tubuhnya karena mendapat hukuman dari pemilik bengkel yang mengetahui ALD ingin mencuri pedal perseneling sepeda motor saat memperbaiki sepeda motor temannya yang putus rantai.
Pemilik bengkel bernama Arif Alfian (37) sempat mengancam akan melaporkan ALD ke orang tuanya. Namun, siswa kelas dua SMP itu lebih memilih dihukum ketimbang dilaporkan ke orang tuanya.
Arif kemudian membawa ALD ke kepala dusun dekat tempat kejadian. Dari sana disepakati ALD dihukum mengguyur diri sendiri dengan oli.
Mungkin ini dianggap sebagai hukuman yang disepakati bersama, tujuannya ALD sebagai anak remaja mendapat efek jera dari kesalahan yang dilakukannya.
Tapi sungguh disayangkan, apakah harus memberi hukuman seperti ini?
Bayi bernama Aditya Purnomo masih berusia 25 hari, sedang tidur bersama Sang Kakak, saat Sang Mama pergi ke warung sebentar.
Betapa kaget ketika Sang Mama bernama Marliyana ketika tiba di rumah dan mengetahui bayinya menghilang. Ia menangis histeris sambil mencari-cari bayi laki-lakinya tersebut pada Jumat (27/4/2018). Kampung Cikumpa, RT 6/2, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, pun geger.
Saat kejadian, Marliyana meninggalkan bayinya bersama kakaknya yang masih berusia 9 tahun. Keduanya tertidur pulas dan Kakaknya juga tidak menyadari adiknya kemana.
Belakangan 2 orang pelaku penculikan bayi di Depok tersebut ditangkap Polisi, belum jelas apa alasan penculikan tersebut.
4. Anak dibunuh dimasukan ke dalam karung
Unsplash/Eva Blue
Grace Bimusu, bocah kecil berusia 5 tahun adalah putri dari Jimmy Bimusu. Grace diduga dibunuh orang tak dikenal di Jalan Kenanga 2, Perumahan Bogor Asri Blok 3, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (30/4/2018).
Korban ditemukan sudah tak bernyawa keesokan harinya, tubuh Grace berada di dalam karung dan di tutup daun pisang.
Sementara itu, kerabat korban, Isak Teuf, menjelaskan, Senin (30/4) sekitar pukul 10.00 WIB, korban membeli jajanan es krim di sebuah warung dekat rumah. Usai membeli jajan, korban ke rumahnya membawa pulang uang kembalian lalu pergi bermain di pos depan rumah.
Beberapa saksi mata menuturkan, korban terakhir dilihat masih bermain di dekat pos depan rumah sekitar kurang lebih jam sepuluhan. Sekitar pukul 12.00 WIB, ibu korban keluar mencari korban untuk makan siang, namun korban tidak ditemukan.
Sekitar pukul 23.00 WIB, ayah korban melaporkan kejadian tersebut ke kantor Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bogor.
Selasa (1/5/2018) sekitar pukul 02.00 WIB warga yang masih mencari menemukan korban sudah tidak bernyawa kurang lebih 500 meter dari rumahnya.
Polisi yang mendatangi lokasi langsung membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi.
Anak main di sekitar rumah tidak bisa dilepas tanpa perhatian orangtua. Mereka tetaplah anak yang butuh perlindungan dari keluarganya. Ini menjadi pesan keras bagi kita sebagai orangtua.
5. Anak meninggal dunia di Monas
Dok. Popmama.com
Komariah atau Kokom (49) merupakan salah satu peserta antrean sembako yang digelar Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monas pada Sabtu (28/4/2018).
Hari itu Kokom kehilangan anak bungsunya, M Rizki Syaputra (10). Awalnya diduga Rizki meninggal dunia karena terdorong dan terinjak saat antre sembako.
Namun lebih jelasnya ternyata Rizki tidak meninggal di tengah antrean sembako hari itu.
Sebelumnya, Kokom mendapat kupon sembako dari seorang teman pada Jumat (27/4/2018). Ia pun mengajak anaknya ke Monas setelah berkumpul di satu tempat dan langsung menuju ke lokasi.
Sampai di lokasi ternyata antrean ramai, Kokom memilih keluar dari antrean untuk menyelamatkan Rizki. Tidak lama berselang Rizki muntah hingga lemas dan tidak bisa berdiri.
Kokom berusaha meminta pertolongan kepada orang di sekitarnya. Ia panik saat melihat anaknya sakit. Anggota TNI yang bertugas menolong dengan membawanya ke posko kesehatan.
Sayangnya, peralatan medis ternyata tidak mendukung kemudian Rizki dirujuk ke RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Miris, setelah menjalani perawatan kenyataan pahit tetap datang bagi siswa SLB Dian Grahita. Rizki tidak tertolong.
Dokter menjelaskan Rizki kekurangan cairan hingga dehidrasi dan suhu badannya tinggi.
Selain Rizki ada anak lainnya berusia 11 tahun yang juga meninggal setelah ikut antrean sembako di Monas. Ia juga mengalami dehidrasi dan tubuhnya kekurangan cairan.
Itulah 5 peristiwa yang melibatkan anak pada sebuah kasus kekerasan bahkan pembunuhan. Sebagai orangtua semoga kita selalu bisa menjaga keamanan lingkungan terutama lingkungan keluarga. Semoga kita selalu bisa menjaga keselamatan anak-anak.