Popmama Star Juni 2023: Adrian Khalif
Memberikan cinta dan perhatian menjadi kunci bagi Adrian Khalif agar anak merasa dirinya utuh
4 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian orang berpikiran kalau anak itu lebih dekat dengan mamanya dibandingkan dengan papanya. Padahal belum tentu, karena semestinya kedua orangtua bisa bekerja sama dalam membesarkan anak-anak mereka. Dalam prosesnya tentu ini bisa menambah kelekatan anak pada sang Papa dan Mama dengan level yang sama.
Perlu Mama dan Papa ketahui, sebuah penelitian yang dilakukan di Oxford University menemukan kalau kedekatan anak dengan sang Papa bisa berpengaruh besar terhadap perkembangn fisik, kognitif, emosi dan juga sikap anak.
Kemudian peneliti juga mennyebutkan bahwa anak-anak yang dekat dengan papanya cenderung memiliki nilai akedemis lebih baik di sekolah.
Dr. David Popenoe, sosiolog dan Co-Director di The National Marriage Project Rutgers, The University of New Jersey menyebutkan bahwa anak yang banyak berinteraksi, ngobrol dan menghabiskan harinya dengan sang Papa dan Mama memiliki IQ lebih tinggi dibanding anak yang tak cukup memiliki interaksi dengan papanya. Tak hanya lebih cerdas, anak-anak yang dekat dengan papanya juga dipercaya memiliki kemampuan berbahasa dan kognitif yang lebih baik.
Temuan ini membuat para orangtua semakin paham, bahwa penting bagi orangtua untuk selalu dekat dengan anak-anak terutama pada fase beberapa tahun pertama karena banyak hal yang belum bisa mereka lakukan sendiri.
Selain itu, kedekatan anak dengan papa dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Jadi bagi para papa, sesibuk apapun, penting untuk tetap menghabiskan quality time bersama anak-anak di rumah.
Peran sang Papa yang sangat penting juga dirayakan sebagai Hari Ayah Seduania setiap tahunnya, di tanggal 20 Juni. Untuk itu, Popmama.com telah memilih Adrian Khalif sebagai Popmama Star Juni 2023.
Adrian adalah seorang musisi, penyanyi rap, dan pencipta lagu. Saat ini ia juga sedang sibuk menyiapkan album barunya. "Sekarang saya sedang mempersiapkan bikin album baru, mostly soal cinta." Adrian juga memiliki prisip parenting yang sangat menarik, simak yuk exclusive interviewPopmama.combersama Adrian Khalif berikut ini.
1. Lama tinggal di berbagai negara, Adrian pernah alami masalah ini
Sempat tinggal berpindah-pindah di luar negeri, ternyata Adrian pernah merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan teman dan lingkungan baru. Salah satunya karena kepribadian yang ia miliki.
"Saya kan introvert, agak kesulitan kalau tinggal berpindah-pindah. Sulit untuk beradaptasi."
Meski demikian, ia sangat mensyukuri pengalaman semasa remaja yang ia dapatkan karena ayahnya yang berkerja sebagai diplomat.
"Tapi seru banget karena saya bersyukur memiliki previlliage untuk bisa merasakan tinggal berpindah-pindah di luar"
Tentu ada kekurangan dan kelebihan, bagi Adrian ada yang kurang dari masa remajanya. "Yang paling nggak seru adalah pas di Indonesia, nggak punya close friend. Tapi bersyukurnya kan nggak semua orang punya kesempatan itu."
Selama di luar negeri, Adrian merasa tak ada masalah. Ia diterima dengan teman-temannya. Namun ia pernah beberapa kali mengalami bully setelah kembali ke Indonesia.
"Selama tinggal di luar aman, tapi pas tinggal di Indonesia sempat di-bully. Waktu itu karena baru pindah di salah satu sekolah agama di Bekasi, diikutin anak-anak, terus dipalakin. Ada momen saya kasih aja barang yang mereka minta, kadang ada juga jadi berantem tapi capek banget kan kalo ribut-ribut," kenang Adrian.
Ia pun tidak terbuka dengan mamanya, bukan meminta dukungan dan perlindungan malah Adrian memilih untuk memendamnya sendiri.
"Saya tipe yang nggak ngadu ke orangtua, tapi pas kuliah cerita-cerita ke ibu saya. Saya ngerasa kalau kita ngadu ke orangtua malah jadi makin panjang lagi. Jadi udahlah biarin aja," ungkapnya.
2. Didikan keras namun penuh kasih sayang dari sang Papa menjadi motivasi bagi Adrian Khalif
"Papa saya respectful man, seseorang yang juga sangat saya hormati. Papa tuh cinta pekerjaannya dan cinta keluarganya. Dari dulu saya diajarin untuk be respectful, be a driven man, and love your family."
Namun baginya sang Papa memiliki cara mendidik yang keras. itu semua menjadi penyemangat bagi Adrian dalam menjalani kariernya.
Ia menceritakan, "Papa saya itu keras kalau ngajarin anak, nggak pernah langsung kasih gitu. Jadi Kalau kamu menginginkan sesuatu, apa yang dilakukan? Nanti papa saya kasih gambaran pait-paitnya dulu, habis itu saya jadi punya motivasi untuk membuktikan kalau saya bisa."
"Itu parenting yang keras sih menurut saya," tambahnya.
Ketika orangtua memberikan gambaran apa yang mungkin terjadi di kemudian hari pada anaknya, itu merupakan satu bentuk proteksi orangtua pada anak. Pada dasarnya anak tidak selalu memahami risiko yang bisa terjadi dari mengambil sebuah keputusan.
"Papa saya itu dulu selama bertahun-tahun kurang setuju kalau saya jadi penyanyi. Dia mempertanyakan saya ini ngapain sih? Dia nggak ngerti lah, tapi titik balik terjadi pas saya dapat gaji pertama dan menang AMI Awards dan APM Awards di tahun yang sama. Dari situ ia mulai ngerti."
Saat mengalami pengalaman tersebut, menyadari ada pertentangan dari sang Papa mungkin cukup menyulitkan bagi Adrian. Hingga Adrian menjadi seorang Papa, ia pun menyadari bahwa itu bentuk perhatian orangtua pada anaknya.
"Setelah saya jadi seorang Papa jadi ngerti, ternyata dulu papa saya bukan meremehkan saya. Dia hanya nggak tahu apa yang saya kerjakan, karena dia nggak pernah bekerja di bidang ini. Dia hanya melindungi saya karena nggak mau anaknya gagal."
Belajar dari pengalamannya, ternyata Adrian ingin menerapkan cara parenting yang berbeda dari papanya. "Sama aja kalau anak saya mau jadi pemain bola, saya kan juga nggak ngerti-ngerti banget. Tapi saya juga ingin menjadi antitesis dari papa saya. Saya ingin menerapkan parenting menjadi seorang papa yang mendukung anaknya lebih dari siapapun. Misal kalau anak mau jadi dokter ya kita support aja cari uangnya."