Susah Tidur Terlentang! Satia, Anak Obesitas Rewel Saat Mengantuk
Seringkali Satia rewel saat ia mengantuk
3 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satia Putra, anak umur 7 tahun yang mengalami obesitas terus menangis saat dirinya mengantuk lantaran ia merasa kesulitan untuk tidur dengan nyaman.
Anak asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, akan dibawa ke RSUD Karawang untuk menjalani pemeriksaan pada Rabu (3/6/2019) oleh orangtuanya.
Editors' Pick
1. Anak obesitas tidak bisa tidur dengan nyaman
Sang Papa, Sarli (50) terus mendampingi putranya. Memang tidak seperti anak lainnya, Satia kini memiliki bobot 97 kilogram.
Akibat obesitas yang yang dideritanya, Satia tidak bisa tidur terlentang. Setiap kali mulai mengantuk, Satia hanya duduk di atas bangku. Tubuhnya ditopang oleh meja kayu dan ditemani oleh boneka yang menjadi alas untuk tubuhnya. Boneka itu ia letakkan di dagunya sebagai penyangga.
Posisi tidur yang tidak nyaman ini tentu membuat anak seumuran Satia kerap rewel.
"Dia sering merengek nggak bisa tidur," ungkap Sarli.
Sarli dan istri mengaku bingung dengan keadaan yang dialami anak bungsunya itu. Sementara ia mengaku tak dapat berbuat banyak karena warung miliknya hanya ramai saat akhir pekan dan hari libur nasional.
"Saya sedih lihatnya, kasihan," katanya.
2. Penanganan kesehatan Satia ditanggung Pemerintah Karawang
Plt Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Nurdin Hidayat menjelaskan, Satia dibawa ke RSUD Karawang melalui program Karawang Sehat. Dengan demikian biaya pemeriksaan dan penangannya nanti akan ditanggung pemerintah.
"Tidak ditemukan kelainan pada Satia. Begitu pun tidak ada faktor keturunan. Yang ada berat badan tidak normal akibat pola makan yang berlebihan," kata Nurdin.
Orangtua Satia juga sudah diberi pengarahan berupa penjelasan apa bahayanya obesitas yang dialami oleh Satia. Orangtua Satia juga sudah diberi arahan mengenai aturan memberi makanan untuk Satia.
"Ternyata (arahan) tidak berhasil, karena yang saya dengar jika Satia minta makan sesuai keiinginannya tidak dikasih, dia marah. Itu membuat orangtuanya tidak tega," jelas Nurdin.
Berat badan putra pasangan Sarli dan Komariah (40) terus naik setelah disunat saat berumur tiga tahun. Kian hari, nafsu makan bocah itu kian naik. "Terakhir ditimbang sekitar 97 kilogram," kata Sarli.
3. Yang perlu orangtua perhatikan untuk mencegah anak obesitas
Saat anak kecil, pandangan bahwa ‘anak gemuk itu sehat atau anak gemuk itu lucu” sebenarnya tidak 100% salah. Hanya saja para orangtua jangan terjebak oleh stigma tersebut.
Tetap kenali kondisi anak mama, ketahui berapa bobot dan tinggi yang pas untuk anak sesuai dengan masing-masing usianya.
Berhenti membandingkan anak yang satu dengan yang lain. Kembali lihat kepada catatan kesehatan dan grafik tumbuh kembang milik anak mama. Setiap anak memiliki proses pertumbuhannya masing-masing.
Simak beberapa tips berikut ini dari Popmama.com untuk mencegah anak obesitas:
- Anak wajib sarapan antara pukul jam 7-8 pagi dengan porsi yang cukup.
- Anak wajib memiliki makan siang dan makan malam pada waktu tertentu secara konsisten agar tubuhnya memiliki kepekaan kapan ia perlu makan dan kapan tidak.
- Susu baik untuk melengkapi kebutuhan gizi anak, tapi jika kebutuhan gizi anak sudah terpenuhi dari makanan utama yang lauk-pauknya mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak baik, mineral, dan zat besi maka susu menjadi tidak wajib bagi anak.
- Pastikan anak konsumsi buah setiap hari. Kandungan vitamin dalam buah baik untuk perkembangan organ tubuh si Kecil dan menjaganya agar tetap sehat, tidak mudah terserang penyakit.
Kisah Satia ini mengingatkan kita pada kasus Arya. Kini Arya sudah ditangani dengan baik, ia sudah bisa kembali sekolah dan bobot tubuhnya kian hari sudah semakin berkurang.
Baca juga:
- Tips Orangtua Mendampingi Anak yang Obesitas
- Benarkah Orangtua yang Menyebabkan Anak Menjadi Obesitas?
- 7 Tips Diet untuk Anak Obesitas