Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dengan Qadha Puasa?
Bagaimana hukumnya menggabungkan hutang puasa dengan puasa sunah syawal?
16 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah bulan suci Ramadan berlalu, kini kita telah memasuki bulan Syawal ya, Ma. Adapun di bulan ini masih ada ibadah puasa yang sangat dianjurkan untuk dijalani lho, yakni puasa Syawal.
Puasa Syawal sendiri merupakan amalan sunah yang dilakukan pada bulan Syawal, setelah selesai menjalani ibadah puasa. Biasanya puasa ini dikerjakan enam hari berturut-turut, setelah Hari Raya Idulfitri.
Ngomongin soal puasa Syawal, kira-kira Mama pernah ngga si bertanya-tanya, apakah boleh menggabungkan puasa Syawal dengan qadha puasa Ramadan yang bolong? Lantas, bagaimana hukumnya ya, Ma menggabungkan kedua puasa tersebut?
Agar lebih jelas, yuk simak penjelasannya dari Popmama.com, yang dirangkum dari berbagai sumber. Simak sampai tuntas ya!
1. Puasa sunah Syawal dan puasa qadha Ramadan
Puasa Syawal merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan umat muslim untuk dilakukan pada bulan Syawal, setelah selesai menjalani ibadah puasa Ramadan. Biasanya puasa Syawal sendiri banyak dikerjakan umat muslim di 6 awal Syawal.
Sementara itu, puasa Qadha adalah hutang puasa yang wajib dijalankan oleh seseorang yang belum sempat menjalankan puasa Ramadan karena berbagai alasan, seperti sakit, perjalanan, ataupun seperti perempuan yang sedang haid.
Mengqadha puasa sendiri hukumnya wajib dilaksanakan sesuai dengan banyaknya hari yang ditinggalkan, serta dilakukan di hari lain sebelum Ramadan tahun berikutnya datang.
Editors' Pick
2. Pendapat ulama soal menggabungkan kedua puasa tersebut di hari yang sama
Bicara mengenai puasa Syawal dan Qadha puasa Ramadan mungkin beberapa dari Mama ada yang bertanya-tanya, bolehkah melangsungkan kedua puasa tersebut secara bersamaan?
Sebagaimana dalam fatwa Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syari, ada tiga pro kontra mengenai persoalan menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qadha, di antaranya:
- Pendapat ulama Hanabilah, mengabungkan niat puasa enam hari di awal Syawal dengan qadhha Ramadan menyebabkan salah satu puasa saja yang dianggap sah.
- Didukung oleh ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafi'iyah, puasa Qadha digabung puasa Syawal dianggap sah keduanya.
- Terakhir didukung oleh ulama Syafiiyah dan Hanabilah, tidak diperbolehkan menggabungkan dua niat.
3. Pahala dalam menggabungkan kedua puasa secara bersamaan
Lantaran adanya pro dan kontra yang disebutkan sebelumnya, Syekh Ali Jum'ah menyampaikan seorang muslim boleh menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa Qadha Ramadan sehingga yang bersangkutan memperoleh dua pahala.
Akan tetapi, Syekh Ali Jum'ah juga menekankan sebagaimana dikutip dari NU Online, "Lebih sempurna dan lebih utama jika kedua puasa tersebut dilakukan secara terpisah." Sebab menurutnya, mendapat pahala ganda bukan berarti memperoleh pahala secara penuh.
Sehingga dalam hal ini, mayoritas ulama sepakat bahwa puasa Syawal dan puasa Qadha adalah jenis puasa yang berbeda, serta tidak disarankan digabungkan.
4. Lantas, bolehkan berpuasa Syawal namun belum mengqadha puasa Ramadan, Ma?
Dikutip dari Al-Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil Muhtaj pada jilid pertama, dianjurkan terlebih dahulu mengqadha hutang puasa Ramadan terlebih dahulu, baru setelahnya puasa Syawal.
“Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa’dah sebagai qadha puasa Syawal”.
Sehingga dari poin-poin sebelumnya dapat dipahami ya, Ma, bagi mereka yang meninggalkan puasa Ramadan tanpa uzur yang dibenarkan syariat-atau sengaja meninggalkan puasa, maka haram baginya mengamalkan puasa sunnah syawal ini. Sehingga mereka hanya diwajibkan segera mengqadha puasanya.
Sementara bagi mereka- termasuk Mama yang tidak berpuasa Ramadan karena alasan seperti menstruasi ataupun sakit, maka makruh hukumnya mengamalkan puasa Syawal, sebelum melunasi hutang puasanya.
Hal ini sebagaimana diterangkan NU online, pada Syamsuddin Ar-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj pada jilid ketiga sebagai berikut.
“Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Abu Zur‘ah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunnah puasa Syawal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramadhan sebagaimana tersebut di hadits. Tetapi jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunnah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadhan makruh berpuasa sunnah, kemakruhan puasa sunnah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur)”.
Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki hutang puasa Ramadan, sebaiknya mengqadha utang puasanya dipisah dengan puasa sunnah Syawal. Sebab mengutip Syekh Ali Jum’ah bahwa mendapat pahala ganda bukan berarti memperoleh pahala secara penuh.
Nah itulah Ma beberapa penjelasan soal kebolehan menggabungkan puasa Syawal dengan puasa Qadha Ramadan. Semoga bermanfaaat!
Baca juga:
- Tata Cara Puasa Syawal: Keutamaan, Niat, dan Batas Akhir
- 7 Amalan Sunah di Bulan Syawal yang Bikin Pahala Semakin Berlimpah
- Keutamaan dan Niat Puasa Syawal, Ajarkan pada Anak Yuk Ma!