Jengkol merupakan salah satu jenis tanaman yang masuk ke dalam kategori kacang-kacangan, yang sering ditemukan di pasaran.
Adapun biasanya masyarakat Indonesia mengonsumsi jengkol, dengan mengolahnya terlebih dahulu menjadi beberapa masakan seperti, semur jengkol, jengkol goreng, atau jengkol balado. Tetapi tidak jarang juga ada juga yang mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Di sisi lain, walaupun jengkol juga punya rasa yang enak di samping bau nya yang cukup mengganggu, jengkol nyatanya memiliki cukup banyak penggemar lho, Ma. Apakah Mama salah satunya? Nah jika Mama termasuk penggemar jengkol, Mama wajib tahu nih 5 fakta seputar jengkol bagi kesehatan. Apakah jengkol sebenarnya baik untuk kesehatan jika dikonsumsi, atau justru sebaliknya?
Agar tidak bingung, berikut Popmama.com rangkum 5 fakta seputar jengkol bagi kesehatan. Simak sampai habis yuk, Ma!
1. Apa saja ya kandungan dalam jengkol?
Pixabay/Andryhariata
Walaupun aromanya dikatakan cukup mengganggu, hal itu tidak membuat jengkol menjadi tidak bergizi ya, Ma. Faktanya, jengkol justru mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan!
Sehingga penting untuk diketahui para penggemar jengkol, berikut ini kandungan yang ada pada 100 gram jengkol, di antaranya:
Meski aromanya yang tergolong bau dan membuat beberapa orang merasa tak nyaman, namun nyatanya jengkol punya kandungan dan nutrisi yang bermanfaat ya, Ma.
Sebagaimana yang sudah dibahas pada poin sebelumnya, dengan begitu akan ada beberapa manfaat dari mengonsumsi jengkol secara teratur yang wajib Mama tahu, di antaranya:
Mencegah anemia, kandungan zat besi dalam jengkol membantu memproduksi sel darah merah di dalam tubuh. Maka dari itu, bagi perempuan yang sedang menstruasi juga sangat disarankan untuk mengonsumsi jengkol untuk menggantikan sel darah merah yang terbuang.
Mencegah maag, ekstrak jengkol memiliki manfaat untuk membantu mencegah masalah kesehatan yang berkaitan dengan lambung
Menangkal radikal bebas, di dalam jengkol terdapat banyak vitamin seperti A, B1, B2, B6, dan C. Adapun vitamin A sendiri dikenal sebagai antioksidan yang membantu dalam menangkal radikal bebas.
Mengatasi sembelit, serat yang ada dalam jengkol dapat membantu sistem pencernaan dalam usus untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.
3. Lalu, bolehkah ibu hamil mengonsumsi jengkol?
Unsplash/Alicia
Doa ibu hamil muda
Bagi Mama yang sedang mengandung mungkin sering kali ya bertanya-tanya, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi jengkol atau tidak? Jawabannya boleh ya, Ma.
Nah selain baik dikonsumsi orang dengan kondisi kesehatan normal, jengkol juga punya beberapa manfaat yang bisa diperoleh ibu hamil nih, di antaranya:
Sebagai asupan kalsium pada janin, janin membutuhkan asupan kalsium agar kesehatan tulang dan giginya terjaga
Meminimalisir risiko osteoporosis, si kecil dalam kandungan terus menyedot asupan kalsium Mama. Apabila asupan kalsium tidak terpenuhi akan membuat gigi dan tulang Mama melemah
Menghindari risiko sembelit, jengkol mengandung serat yang tinggi, yang membantu mengatasi permasalahan susah BAB atau sembelit, yang umumnya dirasakan ibu hamil do trimester pertama.
Namun penting diperhatikan sebagai catatan penting untuk ibu hamil, walaupun dinilai cukup bermanfaat, mengonsumsi jengkol bagi ibu hamil juga harus diperhatikan ya, Ma. Sebab dalam jegkol terkandung zat yang cukup berbahaya yakni asam jengkolat.
Zat berbahaya ini dapat mengakibatkan keracunan jika menumpuk pada ginjal yang akan membentuk kristal tajam, sehingga kelamaan bisa merobek dinding saluran kemih.
Selain itu, ada juga lho beberapa efek samping lain yang ditimbulkan jengkol bagi ibu hamil, seperti sakit piggang, gangguan pada ginjal, keracunan, hingga risiko keguguran.
4. Efek samping makan jengkol berlebih bisa sebabkan kejengkolan!
Freepik.com/Jcomp
Selain bermanfaat bagi kesehatan, jengkol juga punya efek samping lho Ma apabila dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan. Efek samping ini dihasilkan dari asam jengkolat yang ada pada jengkol.
Jengkol memiliki kandungan asam jengkolat sekitar 0,3 gram dalam 100 gram berat basah dan 93% asam jengkolat berada dalam bentuk bebas. Adapun asam jengkolat itu sendiri merupakan asam amino yang mengandung sulfur- penyebab bau tak sedap pada jengkol.
Nah efek samping dari makan jengkol berlebih bisa menyebabkan kejengkolan atau djenkolism, yakni kondisi di mana seseorang keracunan akibat terlalu banyak makan jengkol.
Ketika asam jengkolat bertemu dengan urin yang juga asam, ini akan membuat urin mengendap dan membentuk kristal halus seperti jarum yang susah larut sehingga nantinya terjadi gangguan pada saluran kemih. Gangguan ini bisa berupa nyeri pada perut, sulit buang air kecil, volume urine yang dikeluarkan sedikit, hingga kencing darah.
Di samping itu, apabila Mama terlanjur terkena kejengkolan, biasanya akan bertahan dan dirasakan 5-12 jam setelah Mama mengonsumsi jengkol. Jadi batasi jumlah jengkol yang Mama konsumsi ya!
5. Jadi, bolehkah konsumsi jengkol?
resepkoki.id
Setelah menguraikan kandungan, manfaat, hingga efek samping dari jengkol, tentunya Mama bisa menilai ya, apakah diperbolehkan mengonsumsi jengkol atau tidak.
Sebenarnya untuk mengonsumsi jengkol sendiri diperbolehkan, baik orang dalam kondisi kesehatan normal, maupun ibu hamil, asalkan tidak berlebihan.
Ada baiknya untuk membatasi jumlah jengkol yang dikonsumsi maksimal 3 keping perharinya guna menghindari risiko kejengkolan atau djengkolism.
Itulah beberapa fakta seputar jengkol yang perlu Mama ketahui. Dari sini bisa kita simpulkan, walaupun jengkol punya bau yang khas, serta rasanya yang enak, apabila dikonsumsi secara berlebihan tidak akan mendatangkan manfaat bagi kesehatan. Semoga bermanfaat!