Conscious consumption atau "konsumsi sadar" menjadi sebuah tren baru melibatkan pendekatan lebih bijak terhadap barang dan layanan yang dikonsumsi akan memiliki dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat.
Ini sudah menjadi gaya hidup Andien Aisyah, penyanyi sekaligus Social & Environmental Advocates. Ia menerapkan pentingnya membeli atau mengonsumsi suatu produk tidak hanya dilihat dari harganya saja tapi juga berdampak positif pada lingkungan dan masyarakat.
"Sebaiknya kita tidak hanya memikirkan bagaimana kita dapat menghemat pengeluaran dengan menggunakan satu produk dalam jangka waktu yang lebih lama, namun juga memikirkan mengenai bagaimana produk tersebut diproduksi," ungkap Andien Aisyah dalam konferensi pers Danone-AQUA Peluncuran Kampanye #PikirinDulu pada Kamis (24/8/2023) di Jakarta.
Gaya konsumsi yang lebih bijak ala Andien Asiyah ini dapat diterapkan di keluarga Mama, lho! Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar Andien Aisyah biasakan conscious consumption, apa itu?
1. Memilih produk berdampak pada kesehatan
Unsplash/Bernard Hermant
Conscious consumption dimulai dengan memilih produk yang dikonsumsi akan berdampak baik bagi kesehatan. Mama perlu memahami bahan-bahan yang digunakan dalam produk, nilai gizi, potensi efek samping, dan dampak jangka panjang terhadap kesehatan keluarga.
Bagi pelaku conscious consumption, pemilihan makanan sehat dapat mencakup makanan yang mendukung pola makan seimbang. Tak hanya pada makanan, pendekatan conscious consumption juga berdampak positif pada kesehatan jasmani dan rohani.
Dengan memilih barang yang terbuat dari bahan berkualitas dan tidak berbahaya bagi kesehatan dapat memengaruhi kenyamanan dan kesejahteraan fisik kita.
"Jadi, kalau aku pertimbangkan khususnya memakai sebuah barang yang pertama, apakah dia memiliki dampak baik untuk kehidupanku, itu berarti sifatnya jasmani dan rohani, tapi secara mental dan secara apakah berpengaruh terhadap kesehatan," ungkap Andien.
Editors' Pick
2. Memilih produk buatan UMKM
Unsplash/Sho K
Mendukung bisnis lokal atau UMKM untuk membantu perekonomian dan mengurangi dampak lingkungan juga termasuk dalam penerapan conscious consumption.
UMKM lokal cenderung memiliki jejak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan perusahaan besar. Proses produksi yang lebih kecil dan terlokalisasi dapat mengurangi dampak lingkungan, salah satunya limbah.
"Jadi, kalau misalnya ada produk yang satu bikinan UMKM dan yang satu bukan, aku most likely akan memilih yang UMKM. Dalam arti, dia itu juga punya dampak ke komunitas," ujar Andien.
Dengan membeli produk dari UMKM lokal, Mama memberikan dukungan langsung kepada komunitas sekitar. Sehingga, membantu menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan rumah tangga, dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
3. Bijak penuhi kebutuhan cairan
Freepik/Jcomp
Pada kesempatan yang sama, dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.G.K, Spesialis Gizi Klinik, memaparkan dalam memiliki produk yang dikonsumsi dari sisi kesehatan harus mempertimbangkan berbagai faktor.
"Dari sisi kesehatan tentunya kita harus mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya bagaimana sumber bahan bakunya, apa berkualitas dan dihasilkan dari sumber yang baik, dampaknya faktor-faktor kesehatan dari mulai sumbernya, bagaimana produk tersebut diproduksi, jaminan kualitasnya dan apa dampak produk tersebut bagi diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan, sangat penting untuk dipertimbangkan," ungkap dokter Diana.
Mama dapat memulai dari hal sederhana dengan memenuhi kebutuhan cairan harian. Berdasarkan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) tahun 2013, rekomendasi kebutuhan air sesuai usia ialah sebagai berikut:
Perempuan usia 16-18 tahun: 2,1 liter.
Perempuan usia 19-64 tahun: 2,3 liter.
Laki-laki usia 16-18 tahun: 2,23 liter.
Laki-laki usia 19-29 tahun: 2,5 liter.
Laki-laki usia 30-64 tahun: 2,6 liter.
4. Membentuk kebiasaan conscious consumption
Pexels/Gustavo Fring
Tentunya, membentuk kebiasaan conscious consumption tidaklah mudah karena memerlukan kesadaran, niat, dan konsistensi. Ini melibatkan cara berpikir tentang konsumsi dan mengadopsi pola pikir yang lebih bijak dan berkelanjutan.
Sama halnya dengan Andien Aisyah yang mengungkap baru memulai conscious consumption saat mendekati usia 30 tahun. Saat ini, gaya hidup tersebut sudah menjadi kebiasaan keluarganya dengan dukungan baik dari suami, lho Ma!
"Sejujurnya ini juga baru dimulai setelah aku mendekati usia 30 tahun. Jadi, di mana sebagai manusia tuh sudah mendekati usia yang agak dewasa, kemudian sudah punya napas sendiri, tanda kutip tidak diatur oleh orang tua, punya consciousness sendiri," ungkap Andien.
"Ini sebenarnya sudah dipraktikan dari sekian tahun lalu dan sebetulnya sudah cukup menjadi habit di keluarga aku bahkan kadang-kadang udah hampir gak perlu bertanya satu sama lain antara aku dan suamiku, kita udah tahu barang seperti apa yang kita pilih," tambahnya.
5. Mengajarkan conscious consumption pada anak
Freepik
Sebagai seorang ibu, Andien Aisyah mengajarkan conscious consumption pada anak dengan membentuknya sebagai kebiasaan di rumah. Bersama sang suami, penyanyi satu ini mencotohkan kebiasaan conscious consumption di rumah agar dapat diikuti oleh anaknya.
"Sebenarnya mereka hanya melihat aja kok seperti apa sih habit orangtuanya dan kebetulan kaya aku alhamdulillah-nya aku ada di pemahaman yang sama dengan suamiku, sehingga ketika kita melakukan sebuah pola, kita bisa melakukannya barengan dan ini sebenarnya membuat habit juga ke mereka," tuturnya.
Penyanyi kelahiran 1985 ini juga mengungkap akan sulit menerapkan conscious consumption ketika anak beranjak besar karena tidak menutup kemungkinan, anak akan terpapar pengaruh luar.
"Kalau anaknya sudah besar mereka akan terpapar dengan berbagai macam informasi dari luar, kenalan-kenalannya, segala macam mereka akan banyak sekali bertanya tapi karena mereka sudah punya habit dari kecil, sehingga kita bisa dengan mudah menjelaskan kepada mereka kenapa sih kita tidak bisa mengonsumsi itu. Jadi, ini bukan sesuatu yang ujug-ujung terjadi,” tambahnya.
Nah, itu dia informasi seputar Andien Aisyah biasakan conscious consumption, apa itu? Mama sendiri, apakah tertarik?