Dampak Polusi Udara bagi Paru-Paru dan Cara Tetap Sehat
Polusi udara berdampak pada rentannya terkena kanker paru-paru
9 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Warga Jakarta masih dihantui dengan polusi udara. Udara Jakarta yang tidak sehat memiliki dampak serius pada lingkungan, kesehatan manusia, dan ekosistem.
Salah satu komponen polusi udara ialah partikulat yang terdiri dari PM2.5 dan PM10. Partikel ini dapat masuk ke dalam bronkus ataupun lebih dalam, hingga mencapai alveoli paru-paru.
Melansir Kemenkes, WHO menganjurkan paparan tahunan dibatasi hingga 20 mikrogram per meter kubik bagi PM10 dan 10 mikrogram per meter kubik bagi PM2.5.
Hasil penelitian baru menemukan, jika semakin tinggi levelnya, semakin besar terkena risiko penyakit kanker.
Berikut Popmama.com telah merangkum dampak polusi udara bagi paru-paru dan cara tetap sehat.
1. Risiko kanker paru-paru
Terpapar polusi udara dalam level tinggi mengakibatkan kanker paru-paru. Melansir Kemenkes, masyarakat yang hidup dalam polusi dapat berisiko terkena kanker paru-paru termasuk adenokarsinoma.
Apa itu adenokarsinoma? Ini merupakan tumor epitel ganas pada paru dengan diferensiasi glandular atau bisa dikatakan sejenis jenis kanker paru-paru yang biasanya diderita pasien yang tidak merokok.
Menurut WHO, polusi udara dapat mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, termasuk senyawa organik volatil (VOCs), oksida nitrogen (NOx), oksida belerang (SOx), logam berat seperti timbal dan arsenik, serta partikel-partikel lainnya.
Ketika manusia menghirup bahan kimia ini dalam jangka waktu yang lama atau berulang, ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel paru-paru.
Beberapa zat berbahaya dalam polusi udara, terutama karsinogen dapat merusak DNA dalam sel-sel paru-paru. Kerusakan genetik ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak terkendali.
2. Iritasi saluran pernapasan
Polusi udara dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan karena mengandung berbagai zat atau partikel yang dapat meradang selaput lendir di dalam saluran pernapasan.
Partikel-partikel kecil dalam polusi udara, seperti PM2.5 dan PM10 dapat masuk ke dalam saluran pernapasan saat kita menghirup udara. Partikel-partikel ini dapat mengiritasi selaput lendir hidung dan tenggorokan.
Polusi udara juga dapat mengandung gas beracun seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) yang bersumber dari kendaraan bermotor dan pabrik.
Gas-gas ini dapat merangsang tenggorokan dan paru-paru, menyebabkan sensasi terbakar atau terasa panas, serta batuk dan sesak napas.
Senyawa organik volatil (VOCs) dalam polusi udara juga dapat merusak selaput lendir dan menyebabkan iritasi di saluran pernapasan. Untuk itu, penting menghindari paparan polusi udara yang tinggi.
Editors' Pick
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Melansir Kemenkes, Polusi Udara dapat menjadi salah satu faktor risiko utama dalam perkembangan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Berdasarkan data dari Global Burden of Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators, terdapat lima penyakit pernapasan yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Penyakit-penyakit tersebut mencakup penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru-paru, tuberkulosis, dan asma.PPOK memiliki jumlah kejadian sebanyak 209 dengan menyebabkan 3,2 juta kematian.
Pneumonia memiliki 6.300 kejadian yang mengakibatkan 2,6 juta kematian. Kanker paru-paru tercatat sebanyak 29 kejadian dengan 1,8 juta kematian.
Tuberkulosis memiliki 109 kejadian yang menyebabkan 1,2 juta kematian, sementara asma terjadi sebanyak 477 kejadian dengan 455 ribu kematian.
4. Penurunan kapasitas paru-paru
Dampak selanjutnya, penurunan kapasitas paru-paru karena paparan jangka panjang terhadap polusi udara yang tinggi dapat merusak jaringan dan fungsi paru-paru.
Menurut World Health Organization, partikel halus (PM2.5) dan partikel kasar (PM10) dapat masuk ke dalam saluran pernapasan dan bahkan mencapai alveoli di mana pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Polusi udara tinggi dapat menyebabkan peradangan kronis dalam paru-paru, yang merusak jaringan paru-paru dan menggantikannya dengan jaringan parut yang tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, elastisitas paru-paru berkurang, dan kapasitas untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida terpengaruh.
5. Penyakit paru-paru interstisial
Polusi udara dapat berperan dalam perkembangan penyakit paru-paru interstisial (Interstitial Lung Disease) melalui beberapa mekanisme yang berpotensi merusak jaringan paru-paru.
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit paru-paru interstisial merupakan kelompok penyakit yang memengaruhi jaringan interstisial paru-paru yang mengelilingi alveoli dan berfungsi untuk mendukung struktur paru-paru.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan polutan udara, infeksi, paparan toksin seperti asbestos, atau faktor genetik.
Gejala penyakit paru-paru interstisial termasuk sesak napas, batuk kering, dan ketidaknyamanan dada. Jenis penyakit ini bisa akut (seperti pneumonia interstisial akut) atau kronis (seperti fibrosis paru-paru idiopatik), tergantung pada penyebabnya.
6. Cara tetap sehat
Di tengah buruknya polusi udara, pentingnya untuk selalu menjaga tubuh tetap sehat. Berikut 8 cara tetap sehat di tengah buruknya polusi udara, melansir Dinkes DKI Jakarta:
- Cek kualitas udara: Gunakan laman atau aplikasi untuk mengecek indeks kualitas udara di daerah kamu. Perhatikan warna dan angka indeks sebagai petunjuk.
- Hindari daerah berpolusi tinggi: Jauhi daerah dengan tingkat polusi udara tinggi, seperti jalan raya yang padat atau area industri yang terpapar polusi udara.
- Pembersihan udara dalam ruangan: Gunakan pembersih udara dalam ruangan atau filter udara untuk mengurangi paparan polutan dalam ruangan.
- Perbanyak tanaman hijau: Tanam lebih banyak tanaman hijau di daerah dengan polusi udara tinggi dan di sekitar rumah.
- Sirkulasi udara: Pastikan sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan dengan membuka jendela atau menggunakan sistem ventilasi yang efektif.
- Transportasi publik: Gunakan transportasi publikuntuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di jalan raya dan membantu mengurangi pencemaran udara.
- Gaya hidup sehat: Pertahankan gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan hindari merokok.
- Penggunaan masker: Gunakan masker saat berada di lokasi dengan tingkat pencemaran udara tinggi, terutama saat berjalan kaki atau berkendara di daerah berpolusi.
Nah, itu dia informasi seputar dampak polusi udara bagi paru-paru dan cara tetap sehat. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- 7 Cara Mengatasi Batuk Kering Akibat Terpapar Polusi
- 3 Gejala Penyakit yang Datang saat Polusi Berat dan Cara Mencegahnya
- Dampak Polusi, Kemenkes Bentuk Komite Khusus Lonjakan ISPA-Pneumonia