7 Fakta Wabah Demam Berdarah Bangladesh yang Menewaskan 1.000 Orang
Bangladesh hadapi wabah demam berdarah terburuk sejak tahun 2000
5 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangladesh tengah dilanda wabah demam berdarah (DBD) terburuk. Jumlah kematian akibat penyakit endemik ini mengalami peningkatan drastis pada tahun 2023, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Melansir Al Jazeera, setidaknya 1.1017 orang meninggal dunia dalam sembilan bulan pertama tahun 2023. Jumlah ini hampir empat kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu dan apa saja faktanya?
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar 7 fakta wabah demam berdarah Bangladesh yang menewaskan 1.000 Orang. Simak di bawah ini.
1. 1.017 orang tewas dan 209.000 terinfeksi
Wabah demam berdarah di Bangladesh telah memakan korban sebanyak 1.017 orang yang kehilangan nyawa mereka selama sembilan bulan pertama tahun 2023, dan hampir 209.000 orang telah terinfeksi.
Hal ini menjadikan penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk ini sebagai terburuk yang pernah tercatat di Bangladesh sejak awal tahun 2000. Di antara yang meninggal, terdapat 112 anak-anak berusia 15 tahun ke bawah termasuk bayi di dalamnya.
Akibat meningkatnya jumlah korban, membuat sejumlah rumah sakit di Bangladesh menghadapi kesulitan dalam menyediakan ruang perawatan bagi para pasien, terutama ketika penyakit ini menyebar dengan sangat cepat.
2. Kasus meningkat selama musim hujan
Wabah demam berdarah sudah menjadi agenda musiman Bangladesh. Melansir Himalmag, pada 24 Januari 2023, Bangladesh melaporkan 62.885 kasus demam berdarah dan 287 kematian sejak lonjakan kasus DBD yang dimulai pada Juni 2022.
Ini menjadi wabah demam berdarah terbesar kedua dalam 22 tahun. Para ahli menuturkan, demam berdarah merupakan penyakit endemik di Bangladesh yang biasanya muncul selama dan setelah musim hujan.
Faktor penyebab wabah ini meliputi iklim ekstrem, perubahan pola cuaca, genangan air, banjir, kenaikan suhu, dan pergantian musim yang tidak biasa. Sehingga, memungkinkan peningkatan penularan demam berdarah dan penyakit vektor lain seperti malaria dan chikungunya di Bangladesh.
Editors' Pick
3. Tidak ada obat dan vaksin
Bagaimana dengan obat atau vaksin untuk wabah demam berdarah? Mirisnya, tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus mengobati demam berdarah di negara Asia Selatan ini.
Melansir World Health Organization, vaksin demam berdarah belum mendapatkan persetujuan di Bangladesh. Sehingga, tidak ada pengobatan khusus untuk kasus ini, hanya saja pengobatan yang dilakukan berupa terapi suportif.
Namun, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Bangladesh sedang berupaya untuk mendapatkan vaksin yang direkomendasikan oleh WHO. Pakar kesehatan juga mendesak agar vaksin yang direkomendasikan segera diimpor.
4. DBD Bangladesh dianggap WHO tidak normal
Pada bulan Agustus, WHO melaporkan bahwa situasi wabah demam berdarah di Bangladesh tidak normal, terutama dalam hal peningkatan awal kasus dan pola musiman yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Faktor-faktor seperti curah hujan tinggi, banjir, genangan air, kenaikan suhu, dan perubahan musim tersebut menjadi semakin cepatnya penyebaran wabah demam berdarah di negara ini.
Di Bangladesh, kasus demam berdarah biasanya terjadi selama musim hujan dari bulan Mei hingga September ketika suhu lebih tinggi. Kini, Pemerintah Bangladesh sedang berupaya mengatasi wabah DBD.
5. Tren wabah demam berdarah di Bangladesh
Melansir World Health Organization, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Bangladesh mencatat antara 1 Januari dan 7 Agustus 2023 terdapat total 69.483 kasus demam berdarah termasuk 327 kematian.
Sementara pada 30 Juni 2023, terdapat total 7.978 kasus demam berdarah dan 47 kematian yang dilaporkan. Kasus demam berdarah mulai meningkat di Bangaldesh pada Mei 2023 dan terus berlanjut sejak saat itu.
Kasus-kasus tersebut dilaporkan terjadi dari seluruh 64 distrik di Bangladesh. Sementara, daerah yang paling terkena dampak di wilayah Dhaka yang menyumbang 52,8% kasus dan 78,9% kematian.
6. Demam berdarah: Penyakit endemik tropis
Menurut WHO, demam berdarah merupakan penyakit endemik tropis yang sering muncul dan menjadi masalah kesehatan utama di wilayah dengan iklim tropis seperti Bangladesh.
Kondisi iklim tropis di Bangladesh membuat nyamuk pembawa penyakit, seperti aedes aegypti berkembang biak dan menularkan virus penyebab demam berdarah, terutama selama musim hujan dari Mei hingga September.
Seperti yang sudah disinggung, demam berdarah menjadi masalah yang terus berulang di Bangladesh. Dibutuhkan upaya pencegahan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini sangat penting.
7. Pemerintah Bangladesh: Kampanye anti-demam berdarah
Melansir Al Jazeera, pejabat setempat meningkatkan kampanye anti-demam berdarah untuk mengatasi wabah ini. Mulai dari meningkatkan kesadaran hingga upaya membunuh jentik nyamuk setelah musim hujan pun dilakukan.
Namun, menurut Kabirul Bashar, ahli entomologi dan profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar menuturkan, kurangnya tindakan pencegahan yang tepat telah memungkinkan nyamuk pembawa demam berdarah menyebar ke seluruh Bangladesh.
Nah, itu dia informasi seputar 7 fakta wabah demam berdarah Bangladesh yang menewaskan 1.000 Orang. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
- Bangladesh Lawan Wabah Demam Berdarah, Terparah Sepanjang Sejarah
- Waspada Badai El Nino, Cegah Demam Berdarah dengan Vaksinasi
- Waspada Yuk, Ini 5 Langkah Cegah Demam Berdarah