3 Gejala Penyakit yang Datang saat Polusi Berat dan Cara Mencegahnya
Ada 3 gejala penyakit yang datang saat polusi udara berat, salah satunya kulit kering!
30 Desember 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Polusi udara di Jakarta kian memburuk. Mama perlu berhati-hati karena polusi udara dapat menyebabkan gejala kesehatan serius akibat zat-zat berbahaya dalam udara yang masuk ke pernapasan.
Partikel-partikel halus dalam polusi udara, seperti PM2.5 dapat menembus jauh ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru. Ini dapat menyebabkan gejala seperti batuk, kesulitan bernapas, dan peningkatan risiko infeksi.
Melalui akun TikTok miliknya, dr. Kevin Mak menjelaskan tiga gejala penyakit yang datang saat polusi udara melanda. Apa saja ketiga gejala penyakit ini?
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi seputar 3 gejala penyakit yang datang saat polusi berat dan cara mencegahnya. Simak di bawah ini.
1. Sakit flu dan batuk
Polusi udara mengandung partikel-partikel halus dan zat kimia yang dapat mengiritasi saluran pernapasan. Ini bisa membuat gejala batuk lebih parah dan lebih sering terjadi terutama jika Mama sudah menderita batuk akibat flu atau infeksi pernapasan lainnya.
Dokter Kevin menjelaskan, gejala penyakit pertama akibat buruknya polusi udara sudah pasti batuk, pilek, flu, dan nyeri tenggorokan. Sehingga, buruknya polusi udara juga dapat menyebabkan tingginya risiko terkena ISPA.
"Yang pertama, udah pasti batuk, pilek, dan flu serta nyeri tenggorokan, karena memang kadar polusi yang kurang baik serta kualitas udara yang kian menurun dapat menyebabkan risiko ISPA akan meningkat," tutur sang dokter.
ISPA merupakan singkatan dari "Infeksi Saluran Pernapasan Akut." Penyakit ini umumnya bersifat akut dan gejalanya muncul dengan cepat, biasanya mereda setelah beberapa minggu. Namun, dalam beberapa kasus, ISPA dapat menjadi serius, lho!
Editors' Pick
2. Kulit terasa kering dan iritasi
Perlu Mama ketahui, polusi udara dapat menyebabkan hilangnya kelembapan kulit. Ini dapat membuat kulit terasa kering, pecah-pecah, dan bersisik. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Tanpa disadari, zat-zat berbahaya dalam polusi udara, seperti partikel halus dan polutan kimia dapat mengiritasi kulit. Penderita eksim, terutama eksim atopik (dermatitis atopik) bisa sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan, termasuk polusi udara yang buruk.
"Yang kedua, kulit terasa kering dan gampang banget iritasi. Buat temen-temen yang punya keadaan seperti eksim, kaligata, pasti sering banget kambuh," ujar dokter Kevin.
3. Memperburuk kondisi asma
Melansir Asthma and Allergy Foundation of America, ozon dapat memicu asma karena sangat mengiritasi paru-paru dan saluran pernapasan. Konsentrasi ozon juga berhubungan langsung dengan serangan asma.
Ozon merupakan suatu gas atau salah satu polutan udara yang paling umum. Jenis polutan ini berkontribusi terhadap pembentukan “kabut asap” yang paling umum terjadi di kota-kota besar dengan banyak kendaraan.
"Dan yang ketiga biasanya buat temen-teman yang punya asma, bersin-bersin di pagi hari, mata sering merah, ini juga bakalan sering kambuh karena kadar polutan terutama PM2.5 dan juga kadar NO dapat menyebabkan masalah pernapasan dan mencetuskan alergi lebih gampang kambuh," ujar dokter Kevin.
Partikel PM2.5 dapat mencapai saluran pernapasan lebih dalam, termasuk bronkiolus dan alveoli, yang merupakan bagian-bagian saluran pernapasan lebih kecil. Ini dapat mengakibatkan iritasi saluran pernapasan yang dapat memicu atau memperburuk gejala asma.
4. Penelitian dari WHO
Melansir World Health Organization, polusi udara merupakan salah satu risiko terbesar terkena masalah kesehatan. Dengan mengurangi tingkat polusi udara, suatu negara dapat mengurangi beban penyakit seperti stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, dan penyakit pernafasan kronis dan akut, termasuk asma.
Pada tahun 2019, WHO menemukan 99% populasi manusia di dunia tinggal di tempat yang tidak memenuhi pedoman kualitas udara WHO. Efek gabungan dari polusi udara ambien (luar ruangan) dan polusi udara di dalam rumah tangga dikaitkan dengan 6,7 juta kematian dini setiap tahunnya.
Polusi udara ambien (luar ruangan) diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2019. Sekitar 89% kematian dini tersebut terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, dan jumlah terbesar terjadi di wilayah WHO Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
5. Cara mencegah penyakit saat polusi udara
Menjalani rutinitas harian di kala buruknya polusi udara mungkin membuat perasaan menjadi cemas. Melansir American Lung Association, ada beberapa cara mudah untuk mencegah penyakit di kala polusi udara, sebagai berikut:
- Periksa prakiraan polusi udara harian di wilayah Mama dengan menggunakan aplikasi cek kualitas udara.
- Hindari berolahraga di luar ruangan saat tingkat polusi tinggi.
- Batasi jumlah waktu yang dihabiskan anak untuk bermain di luar.
- Menghemat penggunaan energi di rumah.
- Berjalan kaki atau menggunakan transportasi ramah lingkungan.
- Jangan membakar kayu atau sampah.
- Lindungi kualitas udara di dalam rumah.
- Menjaga imunitas tubuh.
Nah, itu dia informasi seputar 3 gejala penyakit yang datang saat polusi berat dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat untuk Mama dan keluarga.
Baca juga:
- Jenis Masker yang Aman Dipakai untuk Hadapi Polusi Udara
- 9 Makanan yang Menyehatkan Paru-Paru di Kala Polusi Udara
- Tak Hanya ISPA, Polusi Udara bisa Picu Penyakit dan Stunting