Setiap 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Dengan adanya peringatan ini bertujuan untuk mendukung mereka yang terdampak maupun kehilangan nyawa karena HIV.
Penyakit HIV disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, maka HIV dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
Penyebaran HIV yang umumnya kita ketahui ialah melalui suntikan dan hubungan seksual. Simak penjelasannya lengkapnya yang telah Popmama.com rangkum seputar kenali cara penularan HIV, jangan termakan hoaks!
1. Penularan HIV melalui hubungan seks
Freepik/freepik
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penularan HIV bisa melalui hubungan seks vagina tanpa pelindung dengan seseorang pengidap HIV.
Seks vagina memiliki risiko lebih rendah tertular HIV dibandingkan seks anal reseptif. Penularannya melalui hubungan seks vagina dengan seseorang yang sudah terinfeksi.
HIV dapat masuk ke tubuh seseorang saat melakukan hubungan seks vagina melalui jaringan halus yang melapisi vagina dan leher rahim.
Cairan dan darah vagina ini dapat membawa HIV, yang dapat melewati lubang di ujung penis (uretra), kulup jika penis tidak disunat, atau luka kecil, goresan, dan terbuka di bagian mana pun pada penis.
Editors' Pick
2. Penularan HIV melalui seks anal
Freepik/freepik
Penularan HIV juga bisa melalui seks anal atau aktivitas seksual di area anal dengan seseorang yang mengidap HIV tanpa penggunaan pelindung atau obat.
Melansir CDC, seks anal merupakan jenis seks yang paling berisiko tertular atau menularkan HIV. Risiko bokong lebih tinggi karena lapisan rektum tipis dan memungkinkan HIV masuk ke dalam tubuh saat melakukan hubungan seks anal.
HIV juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui lubang di ujung penis (uretra), kulup jika penis tidak disunat atau luka kecil, goresan, dan luka terbuka di bagian mana pun pada penis.
3. Penularan HIV dari ibu ke bayi
Freepik/yanalya
HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Maka dari itu, penting untuk melakukan tes HIV pada semua perempuan hamil dan segera memulai pengobatan HIV dalam menurunkan jumlah bayi yang lahir dengan HIV.
Jika seorang perempuan dengan HIV meminum obat HIV sesuai resep selama kehamilan dan persalinan, serta memberikan obat HIV kepada bayinya selama 4 hingga 6 minggu setelah lahir, risiko penularannya bisa kurang dari 1 persen.
Sayangnya, jumlah kasus HIV di Indonesia meningkat pada tahun 2023. Menurut data dari Kemenkes, 35 persen dari mereka yang terinfeksi HIV adalah ibu rumah tangga.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kasus HIV pada kelompok lain seperti suami pekerja seks dan hubungan intim antar laki-laki. Ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV memiliki risiko tinggi untuk menularkan virus kepada anak mereka.
4. Penularan HIV melalui jarum suntik
Pexels/FRANKMERIÑO
Jarum suntik atau alat suntik narkoba juga bisa menjadi perantara penularan HIV. Maka dari itu, jangan pernah berbagai jarum suntIk atau peralatan lain untuk menyuntikkan obat.
Jarum suntik bekas dan alat suntik lainnya mungkin mengandung darah orang lain yang terinfeksi, dan darah tersebut dapat membawa HIV. Pengguna narkoba suntik juga berisiko tertular HIV jika mereka melakukan perilaku seksual berisiko seperti berhubungan seks tanpa pelindung.
Selain HIV, berbagi jarum suntik, atau peralatan suntik lainnya juga meningkatkan risiko kamu terkena hepatitis B dan hepatitis C, serta infeksi lainnya.
UNAIDS mencatat setiap menit, satu nyawa hilang karena AIDS dan setiap minggu, 4000 anak perempuan termasuk perempuan muda terkena HIV.
5. Penularan HIV yang jarang terjadi
Freepik/rawpixel
Penularan HIV yang jarang terjadi juga bisa melalui seks oral yang melibatkan penempatan mulut pada penis, vagina atau vulva, atau anus. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko tertular HIV antara lain:
Ejakulasi di mulut dengan sariawan, gusi berdarah, atau luka pada alat kelamin.
Adanya penyakit menular seksual (PMS) lainnya.
Penyebab yang mungkin terjadi juga melalui kontak antara kulit yang terinfeksi, luka, atau selaput lendir dan darah atau cairan tubuh dari pengidap HIV.
Satu hal yang pasti, tidak ada kasus HIV yang ditularkan melalui ludah karena HIV tidak menular melalui air liur. Satu-satunya risiko yang mungkin terjadi adalah jika cairan tubuh pengidap HIV menyentuh selaput lendir atau jaringan rusak seseorang tanpa HIV.
Nah, itu dia informasi seputar kenali cara penularan HIV, jangan termakan hoaks! Semoga bermanfaat.